Sun. Sep 8th, 2024

BSI Optimistis Kredit Perbankan Tumbuh 7,5% sepanjang 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuan sebesar 6,25 persen hingga akhir tahun 2024.

“BSI prediksi pertumbuhan ekonomi 4,97%. BI7DDR tetap di 6,25% hingga Desember 2024, inflasi 2,49%, pinjaman perbankan tumbuh 7,5% dan DPK 4,5%,” ujar Presiden Direktur Bank Syariah Indonesia kuartal I Hery Gunardi. Konferensi Pers 2024, Selasa (30-04-2024).

Menurut dia, tindakan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan pada April 2024 merupakan respons untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga inflasi di kisaran 2,5%.

Di sisi lain, The Fed akan menurunkan suku bunga paling cepat pada kuartal keempat tahun 2024. Sebab jika penurunan suku bunga lebih cepat, maka ada risiko tekanan terhadap perekonomian AS dan global.

Sementara itu, di tengah ketidakpastian global yang berfluktuasi, BSI berhasil membukukan laba sebesar Rp 1,71 triliun pada kuartal I 2024. Perkembangan positif tersebut didorong oleh pertumbuhan dana beranggaran rendah dan konsistennya eksekusi fungsi brokerage oleh BSI.

“Untungnya, di tengah kondisi perekonomian global yang penuh ketidakpastian, BSI kembali terbukti mampu menghasilkan kinerja impresif,” pungkas Hery.

Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI berhasil mencatatkan laba sebesar Rp 1,71 triliun pada kuartal I 2024. Laba yang cukup tinggi tersebut diraih di tengah kondisi perekonomian global yang penuh tantangan dan fluktuasi.

Presiden BSI Hery Gunardi mengatakan kinerja positif ini didorong oleh pertumbuhan dana murah dan konsistennya pelaksanaan fungsi brokerage BSI.

“Untungnya, di tengah kondisi perekonomian global yang tidak menentu, BSI kembali terbukti mampu menghasilkan kinerja yang mengesankan,” kata Hery Gunardi dalam konferensi pers Bank Syariah Indonesia Q1, Selasa (30/04/2024).

Lebih lanjut Hery menjelaskan, kinerja positif BSI didorong oleh penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh pesat sebesar 10,43% (y/y) hingga mencapai Rp 297 triliun yang didominasi oleh dana berbiaya rendah. Tabungan meningkat sebesar 8,75%, dan giro sebesar 10,52%.

“Prestasi ini berhasil membawa BSI menduduki peringkat 5 nasional dalam hal tabungan,” ujarnya.

Dari sisi brokerage, distribusi aset BSI pada kuartal I 2024 mencapai Rp 247 triliun atau meningkat 15,89% (y/y). Dari nilai tersebut, 54,62% ​​dialokasikan pada segmen konsumer. Setelahnya, 27,81% disalurkan ke segmen grosir, dan 17,56% ke segmen ritel.

 

Pada segmen konsumer sendiri, dana terbesar disalurkan pada pembiayaan perumahan, mitra, dana pensiun, transaksi emas, mobil, cicilan emas, dan kartu hasanah.

Dari sisi pembiayaan berkelanjutan, BSI menyalurkan Rp59,2 triliun yang didominasi oleh sektor UMKM yang menyumbang Rp46,6 triliun, pertanian berkelanjutan Rp4,9 triliun, energi terbarukan Rp0,9 triliun dan proyek hijau lainnya Rp0,6 triliun Rp0,6 triliun. untuk pertanian berkelanjutan, Rp 0,9 triliun untuk energi terbarukan dan proyek hijau lainnya sebesar Rp 0,6 triliun.

“Kami bertekad untuk terus menunjukkan pertumbuhan positif dengan kualitas yang sehat. Pada kuartal I tahun 2024, BSI mencatatkan aset sebesar Rp358 triliun tumbuh 14,25% dengan return on assets (ROA) sebesar 2,51%, return on equity (ROE) ) ) sebesar 18,30%, pendanaan terhadap deposito rasio (FDR) sebesar 83,05% dengan aset bermasalah (NPF) bruto sebesar 2,01% dan cash coverage sebesar 196,61,” tutupnya. 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *