Fri. Sep 20th, 2024

BTPN Syariah Tebar Dividen 2023 Sebesar Rp 70,15 per Saham

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT BTPN Syariah Tbk (BTPS) menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp70,15 per saham untuk tahun buku 2023.

Besaran dividen yang dibagikan sebesar Rp540,40 miliar atau setara 50 persen dari laba bersih akhir tahun 2023. Berdasarkan keterangan resmi perseroan, Rabu (20/3/2024), pembagian dividen tersebut dilakukan sebagai bentuk komitmen. ke BTPN Syariah. seluruh pemangku kepentingan, khususnya investor.

“Sebagai bentuk komitmen kepada investor, Bank membagikan dividen sebesar Rp70,15 per saham. Bank selalu berkomitmen untuk memperkuat komunitas inklusif di berbagai wilayah Indonesia untuk memberikan peluang pengembangan bersama dan memungkinkan segmen ultra mikro memiliki kehidupan yang lebih bermakna,” ujar Sekretaris Perusahaan BTPN Syariah di saat yang bersamaan. , Arief Ismail.

Di tengah kondisi yang penuh tantangan, BTPN Syariah terus berupaya semaksimal mungkin memberikan layanan nasabah yang lebih intensif sebagai wujud komitmen memperkuat komunitas inklusif dengan penuh dedikasi.

Salah satunya dengan menggaet lebih banyak generasi muda untuk membantu segmen ultra mikro melalui program Bestee (Penguatan Bersama Sahabat Hukum Indonesia) yang bekerja sama dengan Kampus Merdeka.

Saat ini, lebih dari 49.000 klien perempuan telah mendapatkan bantuan dari 1.821 fasilitator untuk mempromosikan usahanya di lebih dari 827 wilayah di Indonesia. Dari sisi kinerja, BTPN Syariah meraih laba bersih sebesar Rp1,08 triliun dan menyalurkan pendanaan sebesar Rp11,38 triliun untuk masyarakat inklusif selama tahun 2023.

Selain itu, rasio-rasio keuangan Bank juga tercatat sehat dan kuat, seperti Return on Assets (RoA) sebesar 6,3% dan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 51,6%. AGMU juga menyetujui saldo laba sebesar Rp520,10 miliar untuk mendukung operasional Bank di masa depan.

BTPN Syariah sebelumnya diberitakan memiliki kekayaan bersih sebesar Rp 1,08 triliun selama tahun 2023 disertai dengan rasio keuangan yang sehat dan kuat dengan return on assets (RoA) sebesar 6,3% dan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 51,6% pada tahun 2023 membuat laba. Bank juga terus menyalurkan pembiayaan sebesar Rp11,38 triliun untuk masyarakat inklusif.

Direktur BTPN Syariah Fahmi Ahmad mengatakan, pencapaian tersebut tetap dibukukan perseroan meski kondisi belum pulih sepenuhnya pasca pandemi Covid-19. BTPN Syariah senantiasa memberdayakan masyarakat inklusif dengan memberikan akses pengetahuan dan pendampingan kepada nasabah untuk terus berkembang.

“Terbukti meski dalam kondisi sulit, Bank tidak meninggalkan atau mengurangi berbagai program yang dilaksanakan untuk segmen ultra mikro,” ujarnya.

Sejak didirikan pada tahun 2010, Bank secara sadar memilih segmen ultra mikro untuk menciptakan pertumbuhan bersama dan kehidupan yang lebih bermakna. Artinya, selama lebih dari satu dekade, BTPN Syariah telah memenuhi komitmennya terhadap masyarakat inklusif.

Saat ini, salah satu program unggulan Bank adalah program Bestee yang bertujuan untuk mendorong nasabah agar lebih mengembangkan usahanya. Program Bestee melibatkan ribuan pelajar dalam memperkuat komunitas inklusif melalui pendampingan dan berbagai pelatihan.

“Bank memberikan program mentoring tingkat lanjut melalui program Bestee yang melibatkan mahasiswa. “Sejauh ini, lebih dari 49.000 pelanggan perempuan telah menerima bantuan dari 1.821 pelajar untuk mempromosikan usahanya di lebih dari 827 kecamatan di Indonesia,” ujarnya.

Selain itu, Bank juga menyediakan berbagai program reward, salah satunya nasabah akan mendapatkan insentif jika rutin mengikuti kelompok atau pertemuan rutin di Pusat (PRS).

Seluruh program tersebut merupakan upaya Bank untuk memastikan masyarakat inklusif tetap dapat bertahan dan tumbuh dalam kondisi sulit seperti sekarang. Sementara itu, berbagai program pemberdayaan BTPN Syariah berdampak langsung pada ibu-ibu nasabah.

Berdasarkan hasil survei Indeks Probabilitas Kemiskinan (PPI) pada klien yang bergabung dalam lima tahun terakhir, jumlah keluarga dengan perumahan terjangkau meningkat menjadi 94,6%, dan jumlah keluarga dengan toilet terjangkau meningkat menjadi 85,3%. termasuk jumlah keluarga yang memiliki anak bersekolah terus meningkat hingga mencapai 92,5%.

Selain itu, studi yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Universitas Indonesia (LDUI) menemukan bahwa nasabah BTPN Syariah mengalami penurunan kemiskinan ekstrem sebesar 7,4% setelah 3 tahun menjadi nasabah.

Sebelumnya BTPN Syariah menyalurkan pendanaan kepada masyarakat inklusif mencapai Rp 11,9 triliun pada kuartal III 2023. Perseroan juga berhasil meraih laba bersih setelah pajak sebesar Rp 1,004 triliun.

BTPN Syariah mencatatkan rasio return on assets (RoA) yang sehat sebesar 7,8% dan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 49,7%, berada di atas ketentuan dan rata-rata industri perbankan syariah.

CFO BTPN Syariah Fahmi Ahmad mengatakan di tengah kondisi pascapandemi Covid-19 yang masih penuh tantangan, perusahaan terus menjalankan berbagai program untuk memperkuat kapasitas masyarakat inklusif.

“Ini merupakan komitmen tinggi BTPN Syariah terhadap pelaku usaha ultra mikro di Indonesia,” ujarnya kepada media Jakarta.

Meski kondisinya masih cukup menantang, namun pihaknya tetap berkomitmen untuk menjadi bank yang sehat. Tercatat, sebagian besar suku bunga acuan bank pada kuartal ini masih lebih tinggi dibandingkan industri.

“Di sisi lain, kami terus melaksanakan program penguatan kapasitas masyarakat inklusif sebagai bagian dari komitmen Bank untuk mengubah kehidupan jutaan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik,” ujarnya.

Berbagai program asesmen berkesinambungan dilaksanakan untuk mengembalikan empat perilaku unggul nasabah yaitu BDKS (Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras dan Gotong Royong) yang menjadi kunci keberhasilan model bisnis keuangan bank.

Salah satu yang dilakukan adalah dengan mendorong dan membayarkan angsuran tepat waktu kepada anggota balai yang memiliki tingkat partisipasi 90% dalam kelompok dua mingguan atau Center Meeting (PRS).

Selain itu, Bank juga melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam program pendampingan sebagai bentuk komitmen manajemen untuk memperluas akses pengetahuan bagi masyarakat inklusif.

Tercatat lebih dari 1.600 mahasiswa dari 258 perguruan tinggi di 20 provinsi Indonesia dilibatkan sebagai fasilitator dalam program Besteproper (Sahabat Bersama Indonesia Kuat).

Bank kemudian akan bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan dalam program bantuan masyarakat inklusif yang terukur dan berkelanjutan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *