Fri. Sep 20th, 2024

Bukit Asam Alihkan 27,15 Juta Lembar Saham Treasuri Lewat Private Placement

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) menyatakan pengalihan sahamnya dilakukan melalui private positioning. Pengalihan tersebut terjadi pada 28 Maret 2024 dan perseroan kembali mengalihkan sebanyak 27.147.900 saham.

Saham yang dialihkan merupakan sisa saham hasil pembelian kembali yang dibeli oleh perusahaan kami selama periode pembelian kembali mulai tanggal 2 September 2015 sampai dengan tanggal 1 Desember 2015.

Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk Niko Chandra menjelaskan, harga jual Rp 2.950 per saham merupakan harga penutupan sehari sebelum hari perdagangan.

Jika harganya di atas Rp 1.578 per saham, itu merupakan harga rata-rata penutupan 90 hari terakhir sebelum tanggal penjualan.

“Pada saat pengalihan saham pada 28 Maret 2024, perseroan masih memiliki 6.302.000 lembar saham yang merupakan hasil pembelian kembali saham yang dilakukan perseroan pada 17 Maret 2024 sampai dengan 16 Juni 2020,” ujarnya. Ini adalah informasi bursa. Sekuritas Indonesia (BEI), Selasa (2 April 2024).

Penerima pengalihan saham treasuri adalah PT BNI Sekuritas (BNIS). BNIS merupakan pembeli yang terhubung dengan perusahaan.

Pasalnya, BNIS atau perusahaan tersebut dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung oleh pemegang saham pengendali yakni Republik Indonesia. Pembeli merupakan anggota Bursa Efek (AB) yang kegiatan usahanya salah satunya adalah perdagangan efek sesuai dengan peraturannya.

PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) sebelumnya melaporkan penurunan laba sebesar 51,4% pada tahun 2023. Penyebabnya adalah penurunan harga batu bara.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Bukit Asam Tbk Farida Thamrin menjelaskan, salah satu penyebab turunnya laba tahun lalu adalah penyesuaian harga batu bara dan fluktuasi pasar. Harga rata-rata batubara ICI-3 meningkat sekitar 34% dari $127,8 per ton pada Januari-Desember 2022 menjadi $84,8 per ton per tahun.

Sementara beban pokok penjualan, termasuk royalti, angkutan kereta api, jasa pertambangan, dan lain-lain, mengalami peningkatan.

“Khusus ICI-3 penurunannya hampir 34%. Kedua, dari sisi biaya kira-kira setara dengan biaya yang akan dikeluarkan pada tahun 2023 dan 2022. Komponen biaya yang didahulukan adalah biaya perizinan. “Itu transportasi dan pertambangan,” tambahnya.

Namun, jumlah permintaan biaya pada triwulan IV tahun 2023 dilaporkan menunjukkan tren penurunan secara triwulanan. Oleh karena itu, melalui efisiensi biaya, pertumbuhan laba diharapkan dapat tetap terjaga meski harga batubara turun. Pada tahun 2023, perseroan melaporkan pendapatan sebesar Rp 38,49 triliun. Pendapatan tersebut lebih rendah 9,75% dibandingkan Rp 42,65 pada tahun 2022.

Keberhasilan tersebut membuat perseroan membukukan laba sebesar Rp 6,1 triliun pada tahun 2023 yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk perusahaan. Laba tersebut turun 51,42% dibandingkan laba tahun 2022 yang sebesar Rp 12,57 triliun.

Harga saham PTBA naik 1,41% pada sesi pertama menjadi Rp 2.880 per saham. Harga saham PTBA mulai stagnan di Rp 2.840 per saham. Harga saham PTBA mencapai level tertinggi Rp 2.900 dan terendah Rp 2.810 per saham. Jumlah transaksi sebanyak 5.563 dan volume perdagangan sebanyak 216.391 lembar saham. Nilai transaksi Rp 62,1 miliar. 

Sebelumnya diberitakan, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton pada 2024. Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arsal Ismail mengatakan, rencana perseroan pada tahun ini didasarkan pada perkembangan pasar terkini dan antisipasi berbagai faktor dinamis.

“Pada tahun 2024, PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton, penjualan batu bara sebesar 43,1 juta ton, dan transportasi sebesar 33,7 juta ton,” kata Arsal saat konferensi pers mengenai hasil perseroan tahun anggaran 2023, Jumat (3/8/2024). dikatakan.

Sebagai perbandingan, perseroan meningkatkan kinerja operasional sepanjang tahun 2023. Total produksi batu bara PTBA pada periode ini sebesar Rp 41,9 juta. Kinerja tersebut meningkat 13% dibandingkan realisasi produksi tahun 2022 sebesar Rp 37,1 juta.

“Kinerja produksi ini berhasil melampaui target kami pada tahun 2023 sebesar 41 juta ton,” kata Arsal.

Akibat peningkatan produksi tersebut, penjualan batu bara pada tahun 2023 meningkat menjadi 37 juta ton, meningkat 17% dibandingkan tahun sebelumnya. Volume penjualan ekspor tercatat sebesar 15,6 juta ton, meningkat 25% dibandingkan tahun 2022.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *