Fri. Sep 20th, 2024

Bukit Asam Bidik Produksi Batu Bara 41,3 Juta Ton pada 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan produksi batu bara pada 2024 sebesar 41,3 juta ton. Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arsal Ismail mengatakan, perencanaan perseroan pada tahun ini dilakukan dengan mencermati perkembangan pasar dan memperhatikan berbagai hal.

“Pada tahun 2024, PTBA menargetkan produksi batu bara sebanyak 41,3 juta ton, penjualan sebanyak 43,1 juta ton, dan pengangkutan sebanyak 33,7 juta ton,” kata Arsal dalam konferensi pers mengenai kinerja perseroan tahun anggaran 2023, Jumat (8/3/). 2024).

Sebagai perbandingan, perseroan berhasil meningkatkan efisiensi selama tahun 2023. Pada periode tersebut, produksi batu bara Bukit Asam mencapai Rp 41,9 juta ton. Capaian tersebut meningkat 13 persen dibandingkan realisasi produksi tahun 2022 yang mencapai Rp37,1 juta ton.

“Keberhasilan produksi ini melampaui target terpasang sebesar 41 juta ton pada tahun 2023,” kata Arsal.

Peningkatan produksi ini diikuti dengan peningkatan volume penjualan batu bara menjadi 37,0 juta ton pada tahun 2023 atau meningkat 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Perseroan mencatatkan ekspor sebanyak 15,6 juta atau meningkat 25 persen dibandingkan tahun 2022. Sedangkan penjualan dalam negeri tercatat 21,4 juta atau tumbuh 12 persen secara tahunan (year-on-year/happiness).

Tantangan yang dihadapi perusahaan pada tahun ini antara lain penyesuaian harga batu bara dan volatilitas pasar. Harga rata-rata batubara ICI-3 mengalami penyesuaian sekitar 34 persen dari USD 127,8 per ton pada tahun 2022, menjadi USD 84,8 per ton pada tahun 2023. Sementara itu, harga pokok penjualan mengalami peningkatan. Hal ini termasuk royalti, kereta api penumpang dan operasi pertambangan.

Oleh karena itu, PTBA terus berupaya meningkatkan peluang pasar dalam negeri dan juga peluang ekspor agar tetap beroperasi secara efisien. Perseroan juga selalu menjunjung tinggi kepemimpinan harga di setiap lini perusahaan., tambah Arsal.

Selain itu, PTBA berharap pembentukan mitra lembaga pengelola (MIP) dapat terjadi dalam waktu dekat dan berdampak positif terhadap kinerja keuangan PTBA.

Disebutkan sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengumumkan kinerja perseroan pada tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Dalam kurun waktu tersebut, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp38,49 triliun. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 9,75 persen dari Rp42,65 pada tahun 2022.

Sementara pendapatan turun, biaya modal pada 2023 meningkat menjadi Rp29,22 triliun dari Rp24,68 triliun pada 2022. Dengan demikian, laba perseroan pada 2023 turun signifikan sebesar 49,03 persen terhadap laba kotor 2022 yang tercatat sebesar 0,9717. miliar

Berdasarkan laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (23/05/2024), perseroan membukukan biaya manajemen sebesar Rp 1,94 triliun pada 2023. Kini diperdagangkan dan dijual uang Rp. 656,36 miliar dan mendapat tambahan Rp 638,4 miliar.

Pada periode tersebut, perseroan juga membukukan total Rp584,34 miliar, arus kas Rp204,04 miliar, dan kepemilikan saham anak perusahaan dan ventura bersama Rp571,3 miliar.

Setelah dikurangi pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan sesuai pemilik induk perusahaan pada 2023 sebesar Rp 6,1 triliun. Laba tersebut turun 51,42 persen dibandingkan laba tahun 2022 yang tercatat Rp 12,57 triliun.

Aset perseroan pada akhir tahun 2023 turun menjadi Rp38,77 triliun dari Rp45,36 triliun pada tahun 2022. Liabilitas pada tahun 2023 naik menjadi Rp17,2 triliun dari Rp16,44 triliun pada tahun 2022. Sedangkan Rp62300002,2 2000 2002 2000 2002 000 202 000 20 2.000 2022.

Dulu, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menggunakan digitalisasi untuk menunjang operasional perusahaan. Seluruh operasional mulai dari produksi di tambang hingga pelabuhan dapat dipantau secara real time melalui telepon seluler melalui program lanjutan internal CISEA (Sistem Informasi Perusahaan dan Aplikasi Perusahaan).

“Kita mengelola bisnis kita secara modern, profesional, dan andal dengan menggunakan teknologi canggih. Inovasi teknologi dan digitalisasi adalah cara terkuat untuk meningkatkan efisiensi, efisiensi, dan ketertiban. Hal ini juga mengurangi masalah human error,” kata Presiden. PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Arsal Ismail dalam keterangan resmi, Selasa (20/2/2024).

Aplikasi CISEA mengintegrasikan beberapa sistem sekaligus. Untuk operasional penambangan, CISEA memiliki Map Operational (MAP), Slope Stability Radar, Mine Operation System.

Lokasi peralatan penambangan dan kinerja operator dapat dipantau menggunakan MAP yang terintegrasi dengan Fleet Management System dan pelacakan GPS. Radar Stabilitas Lereng dapat mendeteksi perubahan atau pergerakan permukaan lereng dari waktu ke waktu untuk menjamin keselamatan operasi penambangan.

Sistem Operasi Tambang memantau proses mulai dari perencanaan dan perencanaan transportasi, hingga proses produksi, hingga penggunaan batu bara dan minyak di tambang.

Kemudian untuk kegiatan transportasi, CISEA memiliki Supervisory Control & Data Acquisition (SCADA), Cargo Tracking System, Automatic Train Loading Station (ATLS). SCADA memonitor peralatan pertambangan seperti Belt Conveyor secara otomatis.

Sebelumnya diberitakan, produksi batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada tahun 2023 berhasil melampaui target. Produksi batu bara PTBA pada Januari-Desember 2023 mencapai 41,9 juta ton, tumbuh 13 persen dibandingkan tahun 2022 sebesar 37,1 juta ton.

Keberhasilan produksi batu bara ini berhasil melampaui target 45 juta yang ditetapkan pada awal tahun 2023. Kontraktor pertambangan PT Pamapersada Nusantara (PAMA) menyumbang 56% produksi atau 23,6 juta ton. Kemudian PT Satria Bahana Sarana (SBS), kontraktor pertambangan yang juga menjadi sponsor PTBA, menyumbang produksi sebesar 7,5 juta ton atau 18 persen.

Kontraktor lainnya, PT Putra Perkasa Abadi (PPA), memasok 5,6 juta ton atau 13 persen. Sedangkan sisanya sebesar 4,2 juta ton atau 10% merupakan hasil produksi swakelola PT Bukit Asam Tbk. Kemudian 1,03 juta ton disediakan oleh anak usaha PTBA, PT Internasional Prima Coal (IPC).

Peningkatan produksi ini seiring dengan peningkatan penjualan batu bara menjadi 37,0 juta ton. Perseroan mencatatkan ekspor sebesar 15,6 juta ton atau meningkat 25 persen dibandingkan tahun 2022. Sedangkan penjualan dalam negeri tercatat 21,4 juta atau tumbuh 12 persen year-on-year (year-on-year).

“Perusahaan terus berupaya meningkatkan efisiensi operasional. Kami akan meningkatkan peluang pasar domestik serta peluang penjualan di negara lain yang memiliki prospek pertumbuhan baik, pasar eksisting maupun pasar baru,” kata Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk, Niko. . Chandra dalam keterangan resmi, Selasa (16/1/2024).

Pasar ekspor PTBA pada tahun 2023 akan semakin beragam. Tercatat beberapa pasar baru yang berhasil dikembangkan antara lain Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam, dan Bangladesh. Proyek terorganisir sedang berlangsung untuk mendukung operasi perusahaan.

Di antaranya PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 (2×621,72 MW) yang akan beroperasi mulai 7 Oktober 2023, dan peningkatan transportasi batubara ruas Tanjung Enim – Keramasan yang akan menambah kapasitas sebesar 20 juta ton per tahun. tahun

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *