Mon. Oct 7th, 2024

Buku Perjalanan Koleksi Perhiasan Nusantara Kreasi Samuel Wattimena Dirilis, Bakal Disebar ke Kedubes Indonesia di Luar Negeri

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Masih jarang ada buku yang fokus pada produk perhiasan Tanah Air, meski banyak brand yang menghasilkan karya yang menonjolkan budaya Tanah Air. Oleh karena itu pada hari Kamis tanggal 8 Agustus 2024 pihak Vihara menyerahkan buku Nusantara.

Nusantara adalah nama koleksi perhiasan hasil kolaborasi brand perhiasan lokal dengan desainer Samuel Wattimena. Berisi dokumen tentang kerjasama antara mereka selama kurang lebih 10 tahun.

“Kami menyusun buku ini tiga tahun lalu. Ada orang dewasa yang terlibat, editor, penata gaya, fotografer, semuanya orang dewasa. Setelah kita berkumpul, kita lihat kenapa mereka semua tua dan akhirnya kita mulai mengundang orang baru seperti Putri: “Tanjung, ada juga anak Garin (Nugroho),” ujarnya di sela-sela peluncuran buku.

Jelita Setifa, General Manager The Palace Jewelry, bercerita tentang sejarah buku ini. Menurutnya, belum ada merek perhiasan lokal yang bercerita tentang perhiasan Indonesia dari segi produk. Banyak dari apa yang tersedia menceritakan kisah perhiasan Indonesia dari sudut pandang budaya secara umum.

Faktanya, ketika kami menjadi merek Google internasional, kami sering menerima surat dari penjual internasional, katanya.

Selain itu, ia menilai belum ada merek lokal yang benar-benar mewakili Indonesia di luar negeri. Untuk itu, buku yang menyajikan 21 foto perempuan Indonesia dari berbagai bidang ini sengaja ditulis dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris. Proses produksinya juga sangat detail sehingga buku ini bisa “hadir” saat didistribusikan ke kedutaan besar Indonesia di luar negeri dan kedutaan negara sahabat di Indonesia.

“Buku ini akan kami distribusikan melalui toko The Palace Jeweller, namun kami juga tidak menutup kemungkinan bisa melalui sister channel kami, Mondial dan Frank & co.. Harganya Rp 999.000, worth it banget itu,” katanya. Gelita.

 

Samuel, seorang desainer, mengenang bagaimana The Palace mendekatinya untuk menciptakan koleksi perhiasan yang terinspirasi dari kekayaan budaya nusantara. Hal pertama yang dia tanyakan adalah “Kenapa aku?”. “Karena banyak desainer etnik saat itu, kenapa saya?” katanya dengan lantang.

Rasa penasarannya terjawab. Menurut Samuel, ada dua poin yang dikemukakan, yakni konsistensinya dalam berkarya dan kemampuannya dalam mengedepankan nasionalisme, namun dengan twist. “Pekerjaan saya berjalan dari barat ke timur, di tengah, selalu bersama-sama. Istana setuju dengan konsep ini,” ujarnya.

Sementara itu, Samuel sudah terpikir untuk menciptakan koleksi perhiasan yang terinspirasi dari budaya Indonesia sebagai terobosan dalam 30 tahun karirnya sebagai perancang busana. Kado dari Istana sepertinya sesuai dengan impiannya.

Sesuai konsep yang disepakati, koleksi Nusantara dibagi menjadi tiga seri, yakni Nusa, Anta, dan Tara yang dikeluarkan pada waktu berbeda. Masing-masing mewakili budaya Indonesia Barat, Tengah dan Timur.

Pada koleksi Nusa, Samuel mengangkat tema perhiasan tradisional Sumbar yang disebut unfinished. Melalui koleksi Anta, ia mengeksplorasi perhiasan tradisional asal Tenggara Timur (NTT) bernama mamuli. Sedangkan koleksi Tara merambah ke Indonesia Timur, khususnya perhiasan suku Tanimbar yang disebut mas Bulan atau mase.

Samuel mengatakan, meski bentuk perhiasannya menggunakan jenis perhiasan tradisional, bukan berarti perhiasan tersebut kuno. Desainnya didesain bertahan hingga puluhan tahun hingga hadir dengan nuansa modern.

Maka Samuel mengundang beberapa desainer lokal untuk mendandani para model untuk serangkaian foto yang ditampilkan dalam buku tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa perhiasan yang diciptakannya dapat dikenakan dengan pakaian apa pun. Bahkan pada pakaian basic, perhiasan menonjolkan pemakainya.

Jadi tidak perlu lagi memakai kebaya dari ujung kepala sampai ujung kaki, ujarnya.

Koleksinya akan terus berkembang menggunakan bentuk-bentuk yang sudah ada. Menurut Jelita, masih banyak ruang untuk perbaikan, baik dari segi material maupun harga.

Sementara dari pihak Samuel, ia mengaku masih mempertimbangkan sumber inspirasi koleksi yang akan ia gunakan selanjutnya. Pasalnya, Indonesia sangat kaya dan tidak pernah berhenti mengembangkan produk-produk kreatif modern.

“Kita cari, pilih tempat yang terkenal agar mudah dijangkau dan dilihat, atau tempat yang jauh agar masyarakat penasaran,” ujarnya.

Berbicara tentang tren dekorasi, Samuel percaya bahwa ruang rumah adalah dunia baru dan akan terus berkembang semakin kuat. “Saat ini hal itu menjadi semakin jelas untuk setiap balapan,” katanya.

Ia mengatakan Indonesia beruntung karena banyak sumber penyemangat di dalam negeri. Berbeda sekali dengan produk luar negeri yang setiap tahunnya harus mencari akarnya di luar negeri. “Mereka benar-benar tidak punya akar budaya,” ujarnya.

Ia juga mengajak para perancang busana muda untuk mengambil pembelajaran budaya lokal secara serius untuk mempromosikan perhiasan lokal. Faktanya, desainer harus bekerja sama untuk mengeksplorasi “permata tersembunyi” karena segalanya tidak ada habisnya.

“Kalaupun Anda ingin tahu bagaimana rasanya menjadi inferior secara ras, kami bisa memberi Anda beberapa tips,” kata Samuel.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *