Thu. Sep 19th, 2024

Bulog Baru Serap 329 Ribu Ton Beras Petani, Ada Apa?

By admin Sep9,2024 #beras #bulog #Gabah #Panen #Petani #Pupuk

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Perum Bulog melaporkan, situasi beras di gudangnya saat ini sekitar 1,457 juta ton. Untuk jumlah tersebut, ada 633 ribu ton gandum atau 329 ribu ton beras. 

“Saat ini Bulog menerima 633.000 ton setara gandum di dalam negeri. 329.000 ton setara beras,” kata Direktur Senior Perum Bulog Bayu Krisnamurthi dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (25/4/2024).

Bayu menyoroti dua permasalahan terkait keterlambatan pengiriman hasil peternakan. Salah satunya karena pendeknya panen di lahan pertanian.

“Pertama, panennya sebentar, tapi melimpah, tapi jangka waktunya pendek. Jadi semua berebut masuk ke Bulog atau pabrik lain,” kata Bayu.

Menurut dia, singkatnya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan mesin pengering penggilingan padi. Hal inilah yang menyebabkan para petani dan pelaku usaha pertanian kesulitan mengeringkan hasil panennya.  

“Karena di saat yang sama cuacanya bagus dan tidak. Jadi semua berusaha masuk ke Bulog atau teman Bulog sebentar. Jadi antriannya panjang,” ujarnya. 

Masalah berikutnya terkait penjualan hasil panen, masalah tahun lalu. Keadaan ini menyebabkan kualitas beras tidak sesuai sehingga tidak dapat dipasarkan. 

Permasalahan kedua, situasi pupuk berakhir pada tahun 2023 dan awal tahun 2024, pupuk pada saat itu sedang menghadapi kendala, tanpa kualitas terbaik sehingga kualitas gandum kuning besar, ujarnya. 

“Ini tidak termasuk dalam tabel yang tertata rapi. Demi air, kita wajib melaksanakan hukuman.

 

Sebelumnya, General Manager Perum Bulog Bayu Krisnamurthi memaparkan rencana program makan siang yang diusung Presiden terpilih Prabowo Subianto. Menurut laporan yang dipublikasikan, proyek tersebut membutuhkan stok beras hingga 6,7 ​​juta ton per tahun. 

Karena merupakan proses transisi, kata Bayu, Bulog tidak menerima subsidi apa pun terkait program makan gratis yang diusung Prabowo. 

Tapi kenyataannya ini adalah masa perubahan. Kita tunggu kebijakan dari pemerintahan baru mengenai masalah ini, kata Bayu dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (25/4/2024).

Mengenai jumlah kebutuhan beras sebanyak 6,7 juta ton, menurutnya, itu bukan angka pasti. Namun angka tersebut terus dipublikasikan oleh beberapa pihak, seperti saat Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menandatangani nota kesepahaman dengan Polri pagi tadi, Jumat (25/4/2024). 

“Ini angka yang signifikan. Bulog belum dapat pekerjaan dan belum diterima secara resmi. Suka atau tidak Bulog kita belum tahu. Kita tunggu arahan dari pemerintahan baru,” ujarnya. 

 

Bayu mengharapkan kebijakan konkrit dari pemerintahan Prabowo-Gibran, termasuk rencana penerapan program makan gratis. Menurut prediksinya, perhitungan cadangan lahan untuk penerimaan beras akan mengalami perubahan dibandingkan perhitungan sebelumnya untuk proyek rumah. 

“Tapi bedanya kalau sebelumnya diselenggarakan oleh masing-masing keluarga, karena ini program nasional maka ada masalah organisasi baru. 

Di sisi lain, Bulog mendapat jatah kuota impor tahun ini sebesar 3,6 juta ton. Terdapat sekitar 1,2 juta objek, dimana 55.000 ton tercatat di Thailand dan 22.500 ton dari Kamboja. 

Maka dari itu, terkait penjualan beras, Perum Bulog harus terus mencermati dinamika ke depan. Sebab, kalau ditemukan program makan siang, seharusnya masuk dalam anggaran 2025, bukan 2024. 

“Jadi, 3,6 juta ton ini menurut saya cukup, Insya Allah (untuk kebutuhan beras sampai akhir tahun ini). Saya kira cukup sampai September-Oktober lagi untuk meninjau kejadiannya,” pungkas Bayu. 

 

Sebelumnya, pada libur Idul Fitri ke-10, Perum Bulog tetap melanjutkan aktivitas belanja rumah. Pada 14 April 2024, Bulog memasukkan sekitar 120.000 ton setara GKP atau setara 64.000 ton beras.

Berdasarkan keterangan tertulis Bulog, Rabu (17/4/2024), dari serapan 120 ribu ton tersebut, sekitar 46% masuk pada April, termasuk libur Idul Fitri. Wilayah yang dilakukan penjualan rumah tersebut terutama di wilayah kerja Bulog Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng), Jawa Barat (Jabar), Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumatera Selatan (Sumsel) dan Jogja. .

Namun jumlah beras yang diproduksi Bulog pada tahun ini sebanyak 64.000 ton, lebih rendah dibandingkan rata-rata penjualan Bulog di dalam negeri periode Januari-April 2021-2023 yang mencapai sekitar 375.000 ton.

Hal ini disebabkan oleh tertundanya tanam dan panen tahun ini serta kendala produksi lainnya yang dicatat BPS dengan penurunan produksi pada triwulan I tahun 2024 sekitar 17% dibandingkan tahun 2023.

Bulog terus mencapai penjualan lokal selama panen bulan April, yang diperkirakan akan berlanjut hingga Mei.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *