Sat. Sep 7th, 2024

Bulog Sudah Impor Beras 1,3 Juta Ton, Petani Dirugikan?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 1,3 juta ton. Sementara total kuota impor beras sebanyak 3,6 juta ton. Perum Bulog berjanji impor beras ini tidak akan merugikan petani.

“Stok (beras) impor saat ini kemungkinan 1,2-1,3 juta ton dari kuota 3,6 (juta) ton,” kata Direktur Eksekutif Perum Bulog Bayu Krisnamurthi di Desa Pela Mampang, Jumat (3 Mei 2024) dalam awak media. . .

Pemerintah akan berhati-hati dalam mengimpor beras agar tidak merugikan petani. Salah satunya dengan menyesuaikan waktu kedatangan beras impor agar sesuai atau di luar masa panen petani. “Dalam operasi impor, yang penting bukan sekedar masuk ke dalam negeri, tapi ngomong sama mereka (importir), pesan barangnya. Kita bisa deal sekarang, tapi untuk Juli-Agustus (2024) bisa terjadi, ” jelasnya.

Bulog juga mempunyai riset tersendiri mengenai pembelian beras impor dan harga gabah di kalangan petani di wilayah sentra produksi. Jadi kapan saja Bulog bisa berhenti impor beras jika tidak mengutamakan petani.

“Ini benar-benar pusat produksi dan kita akan lihat apakah ada tanda-tanda impor akan mempengaruhi harga, lalu kita bisa menghentikannya kapan saja,” ujarnya.

Bayu menegaskan, tujuan impor beras ini untuk menjamin pasokan beras guna memenuhi kebutuhan rumah tangga. Mengingat El-Nino saat ini mempengaruhi produksi beras di Indonesia dan Timur Tengah, terdapat ancaman ketegangan geopolitik yang dapat meningkatkan harga jual beras.

“Soalnya kita harus punya stok yang cukup karena panen Semester II (2024) tidak sebaik yang kita kira. Jadi misalnya pemerintah ingin melanjutkan program bantuan pangan, Bulog harus punya stok. , ” jelasnya.

Redaktur: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Sebelumnya, Perum Bulog mengaku menyerap 30.000 ton beras petani padi kering (GKP) pada musim tanam saat ini.

Ketua Umum Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk menyerap gabah dan beras dalam negeri sebaik-baiknya pada musim panen ini.

Menurut dia, prioritas pemerintah saat ini adalah mengisi kembali cadangan pangan negara (CPP) dengan menyedot gabah dan beras dari dalam tanah pada panen pertama.

“Pada bulan April, daya serap beras kita di dalam negeri lebih tinggi dibandingkan 3 tahun sebelumnya yaitu sebesar 468 ribu ton setara gabah kering panen (GKP). kurang dari 20.000 ton,” jelasnya, Kamis (5 Februari 2024).

Terpisah, Kepala Badan Pangan Arief Prasetyo Adi menyatakan, pihaknya selalu memantau aktivitas Bulog di daerah terkait perkembangan adopsi gabah dan beras dalam negeri.

Arief menegaskan, penyerapan di Bulog yang dilakukan saat ini bertujuan untuk mengisi kembali stok pangan nasional saat ini dan di masa depan.

Momentum panen besar ini harus kita lanjutkan karena panen besar pada semester pertama ini menyumbang 70 persen dari total produksi negara, khususnya di daerah sentra padi seperti Jateng, Jabar, dan Jatim, ujarnya.

Presiden Jokowi juga menjaga agar cadangan beras pemerintah terpakai, produksi dalam negeri terpakai, dan impor dikurangi semaksimal mungkin, kata Arief.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *