Sat. Sep 21st, 2024

Bumi Resources Minerals Catat Kenaikan Kandungan Emas Tambang Poboya

By admin Sep11,2024 #Bumi Resources #emas #Saham

matthewgenovesesongstudies.com, JAKARTA – PT Bumi Resource Minerals Tbk (BRMS) menyatakan anak usahanya PT Citra Palu Minerals (CPM) telah meningkatkan kadar emas dan emas dari fasilitas penambangan Sind Reef dan Hale Reef di wilayah perbatasan. Peningkatan tersebut disebabkan aktifnya aktivitas pengeboran di kawasan tersebut.

CPM bekerja sama dengan AMC Consultants (Konsultan Pertambangan Australia) di Perth, Australia untuk melakukan estimasi sumber daya mineral sesuai dengan standar Joint Mineral Resources Committee (JORC). Dalam laporan terbarunya, CPM menunjukkan kadar emas rata-rata sebesar 4,9 gram per ton (g/t), dengan 4,2 juta ons emas dalam sumber daya mineral berasal dari tambang River Reef.

“Kami yakin tingginya kandungan emas pada sumber daya mineral kami di Pubuya akan berdampak positif terhadap kinerja BRMS,” kata CEO dan Presiden PT Bomi Minerals Minerals Tbk Agus Projosasmitu dalam keterangan resmi, Rabu (4/9/). 2024).

Laporan yang sama juga menunjukkan bahwa sebagian besar kandungan emas (89%) diperkirakan diekstraksi menggunakan metode penambangan bawah tanah. Tambang Hill Reef juga menghasilkan tambahan 329.000 ons emas.

Awal tahun ini, CPM menunjuk PT Macmahon Indonesia (MMI) sebagai kontraktor jasa pertambangan untuk proyek emas Pubuya. MMI merupakan anak perusahaan Macmahon Holdings Limited, perusahaan tercatat di Bursa Efek Australia (ASX) yang berpengalaman dalam penambangan terbuka dan penambangan bawah tanah.

CPM akan bekerja sama dengan MMI untuk menyelidiki beberapa opsi untuk mengekstraksi sumber daya mineral ini secara komersial di masa depan. Agus menambahkan: “Kolaborasi yang kami mulai dengan MMI juga akan memastikan bahwa opsi penambangan terbaik tersedia secara komersial.”

 

Dalam perkembangan terkini pasar modal Indonesia, saham BUMI Resources menjadi perhatian investor dan analis. Kinerja saham BUMI Resources menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan, meski menghadapi berbagai tantangan global. Pelaku pasar mencermati pergerakan saham BUMI Resources mengingat perannya yang signifikan di sektor pertambangan nasional.

Fenomena pertumbuhan saham BUMI Resources tidak lepas dari strategi perseroan dalam menghadapi fluktuasi harga komoditas. Meski harga batu bara internasional turun, BUMI Resources Management berhasil meningkatkan operasional dan efisiensi biaya, yang tercermin pada laporan keuangan terbaru. Hal ini semakin memperkuat keyakinan investor terhadap prospek saham BUMI Resources di masa depan.

Analis pasar modal menyarankan investor untuk mencermati pergerakan saham BUMI Resources dalam beberapa bulan ke depan. Dengan fundamental yang kuat dan potensi pertumbuhan yang menjanjikan, saham BUMI Resources diperkirakan akan terus menarik minat pelaku pasar. Namun, seperti investasi lainnya, investor diimbau mewaspadai faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja saham BUMI Resources.

Berikut penjelasan matthewgenovesesongstudies.com rangkum dari berbagai sumber pada Selasa (20/8/2024).

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan penurunan pendapatan pada semester I 2024, namun laba bersih meningkat. Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan BUMI turun 32,76% menjadi $595,84 juta dari $886,27 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Penjualan batu bara tetap menjadi kontributor utama pendapatan BUMI dengan kontribusi sebesar $534,57 juta. Rinciannya, ekspor batu bara senilai $378,34 juta dan penjualan domestik $156,22 juta. Selain itu, penjualan emas sebesar USD 60,04 juta dan penjualan perak sebesar USD 1,22 juta.

Meski BUMI mengalami penurunan pendapatan, BUMI berhasil mencatatkan peningkatan laba yang diatribusikan kepada pemegang saham utama sebesar 3,76% pada paruh pertama tahun 2024. Laba bersih meningkat dari $81,82 juta menjadi $84,91 juta.

Sekretaris Perusahaan BUMI Dilip Srivastava mengungkapkan pada 6 bulan pertama tahun 2024, BUMI mencatatkan peningkatan produksi batu bara dari 35,4 MT menjadi 37,7 metrik ton (MT). Peningkatan produksi ini disebabkan oleh kinerja kontrak yang lebih baik dan berkurangnya curah hujan di wilayah pertambangan PT Kaltim Prima Coal (KPC).

Meski produksi meningkat, harga batu bara justru turun menjadi $75,2 per ton pada paruh pertama tahun 2024, dibandingkan $93,2 pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan harga ini seiring dengan tren penurunan harga batu bara dunia.

Namun BUMI berhasil meningkatkan efisiensi operasionalnya. Selama semester pertama tahun 2024, biaya produksi per unit turun dari USD 52,8 per ton menjadi USD 47,0 per ton. Penurunan biaya ini disebabkan oleh rendahnya harga minyak bumi, rendahnya rasio minyak mentah, dan lebih tingginya produksi KPC.

Para analis menilai eksportir sektor pertambangan, termasuk BUMI, terdorong oleh harga batu bara dan nikel internasional yang lebih stabil dibandingkan tahun lalu. Pasokan dan permintaan yang lebih seimbang menjadi faktor pendukung kinerja sektor ini.

Dalam jangka pendek, salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah fenomena alam El Niña yang diperkirakan akan mendatangkan banyak hujan. Hal ini bisa mempengaruhi output para penambang dalam negeri, termasuk BUMI.

Meskipun terdapat tantangan berupa penurunan harga batu bara internasional, BUMI Resources telah menunjukkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi yang baik. Peningkatan produktivitas, efisiensi operasional dan kemampuan mencapai profitabilitas di tengah penurunan pendapatan menunjukkan pengelolaan yang baik.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *