Tue. Sep 24th, 2024

BUMN Energi Tanzania Gandeng Pertamina Jajaki Peluang Baru Sektor Hulu Migas

matthewgenovesesongstudies.com, Perusahaan minyak nasional Badung Tanzania, Tanzania Petroleum Development Corporation (TPDC) menggandeng PT Pertamina International EP (PIEP) yang merupakan bagian dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Hulu Pertamina untuk menjajaki potensi kerja sama di bidang minyak. ladang minyak dan gas, sektor pertanahan (migas). Hal ini tidak lepas dari tingginya konsumsi energi di negara-negara di kawasan Afrika.

Perjanjian kerja sama antara TPDC dan Pertamina dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara Pertamina dan TPDC yang ditandatangani pada 22 Agustus 2023 oleh Ketua Umum, Direktur Pertamina dan Direktur Utama (MD) TPDC.

Pertamina melalui PIEP dan TPDC melaksanakan lingkup peningkatan kapasitas Seri 1, serta kegiatan evaluasi blok hulu yang disepakati antara Pertamina dan TPDC. Namun, masih terdapat potensi kolaborasi hulu dan hilir, serta kegiatan dukungan peningkatan kapasitas untuk Seri 2.

Setelah itu, Pertamina melalui Fungsi Pengembangan Bisnis dan TPDC melakukan pembahasan lebih lanjut terkait rencana perubahan Nota Kesepahaman pada pasal perpanjangan durasi MOU. Perpanjangan Nota Kesepahaman Pertamina – TPDC bertujuan untuk memperpanjang durasi Nota Kesepahaman untuk 1 (satu) tahun ke depan.

Perjanjian kerja sama TPDC dengan Pertamina dituangkan dalam amandemen Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani pada 30 Agustus 2024 oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Vidiawati dan dilanjutkan dengan pertukaran dokumen di Konferensi Indonesia-Afrika. Pertemuan Forum di Bali, Indonesia, Selasa (9 Maret 2024).

Pada kegiatan ini, Ketua Pengurus TPDC, Duta Besar Ombeni Sefue; Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Vidiavati; direktur utama PT Pertamina Internasional EP (PIEP) Jaffee Arizona Suardin; Menteri Tenaga Kerja, Ekonomi dan Investasi Zanzibar, Shariff Ali Shariff; Wakil Menteri Luar Negeri dan Kerjasama Afrika Timur, Cosato David Chumi; dan Duta Besar Tanzania untuk Indonesia Macocha Tembele.

MoU antara TPDC dan Pertamina mencakup program berbagi pengetahuan, peningkatan kapasitas dan upaya penelitian bersama yang dapat lebih meningkatkan kemampuan kedua belah pihak dalam mengadopsi dan menerapkan praktik energi berkelanjutan. Selain itu, kedua belah pihak juga menjajaki kemitraan investasi.

“Kami berharap kerja sama di bidang energi ini dapat memperkuat ketahanan Indonesia dan Afrika dalam menciptakan jaringan energi yang saling terhubung dan lebih berketahanan,” kata Sekretaris Perusahaan Subholding Hulu Pertamina, Aria Dwi Paramita.

Sebelumnya, Pertamina dan TPDC telah menyelesaikan appraisal 2 blok migas di Tanzania, yakni West Songo-Songo dan North Mnazi Gulf. Kedua perusahaan terus menggali potensi bisnis di sektor non-hulu di Tanzania yang dapat menunjang kinerja Pertamina secara keseluruhan maupun melalui sub-holding.

Vice President Corporate Communications Pertamina Fajar Djoko Santoso mengatakan, jejak Pertamina Group di berbagai negara Afrika dibangun sejak tahun 2013. Melihat besarnya potensi Afrika, Pertamina terus membangun kerja sama strategis dengan Afrika.

“Kerja sama dengan Tanzania ini menjadi bukti semangat Pertama untuk berkembang bersama sejumlah negara di Afrika. Masih banyak potensi energi yang bisa dikembangkan dan tentunya mampu memberikan manfaat bagi kedua belah pihak,” kata Fajar. . .

PHE akan tetap berkomitmen untuk menjaga praktik bisnis sejalan dengan tren investasi berkelanjutan dan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) serta mengutamakan aspek keselamatan. PHE berkomitmen terhadap Sepuluh Prinsip Universal United Nations Global Compact (UNGC) dalam strategi dan kerjanya, sebagai bagian dari implementasi aspek ESG. PHE telah terdaftar di UNGC sebagai peserta (member) sejak Juni 2022.

Mendukung aspek tata kelola, PHE juga selalu berkomitmen untuk tidak memberikan toleransi terhadap suap dengan memastikan penerapan pencegahan penipuan dan memastikan perusahaan tidak menerima suap. Salah satunya adalah penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang terstandarisasi ISO 37001:2016.

PHE terus mengembangkan manajemen operasional yang prudent dan prima di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mencapai prestasi menjadi perusahaan migas kelas dunia yang berpredikat lingkungan hidup, tanggung jawab sosial dan tata kelola yang baik.

Pertamina sebagai perusahaan terdepan di bidang transisi energi berkomitmen mendukung tujuan net zero emisi tahun 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social and Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasional Pertamina.

 

(*)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *