Thu. Oct 10th, 2024

Buntut Kenaikan Tarif di Eropa, Pabrikan Jerman Khawatir China akan Kenakan Tarif Tinggi

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Keputusan Uni Eropa yang mengenakan tarif pajak hingga 45 persen terhadap barang impor China menimbulkan kekhawatiran banyak produsen mobil Eropa yang berurusan dengan produk tersebut. 

Alasan kenaikan tarif pajak adalah untuk melindungi produsen mobil di Eropa. Bahkan jika Tiongkok menerapkan pendekatan yang sama, hal ini dapat menjadi bumerang bagi Uni Eropa dan menciptakan polemik baru di pasar mobil global.  

Paket harga ini berlaku mulai tanggal 31 Oktober. Penegakan ini dilakukan sebagai hasil penyelidikan Uni Eropa bahwa pabrikan Tiongkok telah menerima subsidi pemerintah yang besar untuk industri kendaraan listrik di Eropa.  

Keputusan tersebut menimbulkan potensi perang dagang antara Tiongkok dan Uni Eropa. Tiongkok bisa saja mengambil pendekatan serupa dengan menaikkan tarif barang-barang Eropa di Tiongkok, negara Tirai Bambu. 

Salah satu produsen mobil yang banyak perusahaannya di China adalah Volkswagen. Merek asal Jerman itu sudah mengoperasikan sekitar 40 pabrik di China

Mayoritas pabrik memproduksi produk jadi dan banyak suku cadang mobil untuk pasar Eropa 

Kemungkinan besar Tiongkok akan mengenakan tarif yang lebih tinggi terhadap barang-barang Eropa. Oleh karena itu, harga kendaraan listrik yang diproduksi di Eropa menjadi lebih kompetitif di pasar global.

Untuk mengantisipasi hal ini, Volkswagen telah mengurangi permintaan model listriknya. 

 

Pabrikan Jerman lainnya, BMW, juga bereaksi serupa terhadap kenaikan tarif Tiongkok. CEO BMW Oliver Zipes mengatakan menaikkan tarif impor Tiongkok bisa menjadi keputusan fatal bagi industri mobil Eropa.

Hal ini juga dapat menimbulkan perselisihan jual beli mobil yang tidak menguntungkan siapa pun 

Ia mendesak Uni Eropa segera mencari solusi agar permasalahan utama terkait perang dagang mobil segera teratasi.  

Di sisi lain, perusahaan mobil Geely menyatakan kekecewaannya atas keputusan Uni Eropa yang menaikkan tarif kendaraan China.

Merek asal Tiongkok tersebut mengatakan kenaikan tarif akan merugikan konsumen Eropa dan dapat menimbulkan masalah lain.

Sementara itu, anak perusahaan SAIC, MG Motor France, mengatakan kenaikan tarif akan memperlambat transisi ke kendaraan listrik di Prancis.

Namun, perusahaan berjanji tidak akan menaikkan tarif pajak hingga tahun 2024. Namun dalam jangka panjang belum ada kepastian. 

 

Banyak pejabat Eropa memuji keputusan UE untuk menekan kendaraan listrik Tiongkok di pasar Eropa. Keputusan tersebut juga dikatakan akan melindungi produsen dalam negeri di pasar Eropa.

Namun, beberapa pejabat juga mengkhawatirkan dampaknya. Hildegard Müller, ketua kelompok lobi mobil Jerman, memperingatkan bahwa kenaikan tarif dapat merugikan konsumen di Eropa dan menyebabkan perang dagang antara Tiongkok dan Uni Eropa. 

Masalah ini diperparah dengan banyaknya kendaraan listrik Eropa yang diproduksi di Tiongkok. Hal ini meningkatkan kemungkinan kenaikan harga kendaraan listrik merek Eropa

Situasi ini mungkin membuat konsumen di Tiongkok berasumsi bahwa harga merek-merek Eropa telah meningkat karena mereka harus membayar lebih.  

Negosiasi antara UE dan Tiongkok berlanjut seiring dengan semakin dekatnya penetapan tarif pajak Tiongkok. Hasil negosiasi tersebut tentunya akan berdampak signifikan terhadap pasar kendaraan listrik Eropa dan keterjangkauan mobil listrik bagi konsumen.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *