Tue. Sep 24th, 2024

Bursa Asia Dibuka Langsung Melambung, Investor Menunggu Inflasi AS

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pasar saham di kawasan Asia-Pasifik menguat tipis pada perdagangan Selasa. Penguatan saham Asia diikuti oleh perubahan cuaca di Amerika Serikat (AS) tadi malam karena investor bersiap menyambut rilis data inflasi utama.

S&P 500 mengakhiri hari di 5,344.39, sedangkan Nasdaq Composite yang padat teknologi naik 0,21% menjadi 16,780.61, didorong oleh kenaikan 4% pada saham Nvidia.

Di sisi lain, Dow Jones Industrial Average ditutup turun 140 poin atau 0,36% menjadi 39.357,01.

Pedagang menunggu rilis indeks harga Juli pada hari Rabu. Ini merupakan indikator kesehatan perekonomian AS.

Investor menganalisis data yang menunjukkan Federal Reserve mungkin mulai memangkas suku bunga pada bulan September.

Di Asia, saham perusahaan Jepang tersebut naik 3% dari tahun lalu di bulan Juli, sejalan dengan ekspektasi dan lebih cepat dibandingkan bulan Juni yang sebesar 2,9%.

Rasio ini mengukur perubahan harga barang yang dijual di industri.

Singapura melaporkan bahwa perekonomiannya tumbuh 2,9% pada kuartal kedua dibandingkan tahun sebelumnya, menurut perkiraan awal produk domestik bruto yang dirilis pada bulan Juli.

Kementerian Perdagangan dan Perindustrian menyoroti kekuatan di sektor perdagangan, keuangan dan asuransi, serta sektor informasi dan komunikasi.

Pemerintah kota juga mengatakan bahwa pertumbuhan PDB pada tahun 2024 akan meningkat sebesar 2% hingga 3%, dibandingkan perkiraan sebelumnya sebesar 1% hingga 3%. Pergerakan pasar saham

Nikkei 225 Jepang menutup hari dengan kenaikan 2,2%, sedangkan Topix naik 1,8%.

Kospi Korea Selatan naik 0,36%, tetapi Kosdaq yang lebih kecil turun 0,6%.

S&P/ASX 200 Australia dibuka sedikit lebih rendah.

Hang Seng Hong Kong berada di 17,144, sedikit lebih tinggi dibandingkan penutupan HSI terakhir di 17,111.65.

Sebelumnya, pasar saham Indonesia terus tumbuh positif. Hingga 9 Agustus 2024, jumlah pedagang grosir mencapai 13,45 juta unit.

Samsul Hidayat, Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), mengatakan jumlah tersebut meningkat 11 persen dibandingkan posisi 12,17 juta SID pada akhir tahun lalu.

“99,71 persen strukturnya dikuasai investor lokal dan sisanya 0,29 persen investor asing,” kata Samsul dalam konferensi pers HUT Pasar Modal ke-47, Senin (12/8/2024).

Berdasarkan indikator tersebut, terdapat 5,87 juta investor pada saham dan surat berharga lainnya, 12,68 juta investor pada sektor menengah, dan 1,13 juta investor pada surat berharga negara (SBN). Total FDI juga meningkat sebesar 8 persen dari 16,43 juta pada tahun 2023 menjadi 17,72 juta pada tahun 2024 (termasuk SID Pasar Modal dan FDI investor S-MULTIFEST).

Total aset tercatat di KSEI meningkat 49 persen (ytd) dari Rp7,74 triliun pada 2023 menjadi Rp8,23 triliun per 9 Agustus 2024. Pertumbuhan total aset yang tercatat di KSEI sejalan dengan pertumbuhan IHSG dan dana. pasar.

Selain itu, dana investasi KSEI pada aset kelolaan (AUM) mencapai Rp 804,24 triliun pada Juli 2024 atau mewakili 10,46 persen, kata Samsul.

Per 9 Agustus 2024, investor di Indonesia adalah laki-laki sebanyak 61,84 persen, berusia di bawah 30 tahun sebanyak 54,96 persen, individu berstatus PNS dan guru sebanyak 31,44 persen, berpendidikan sarjana sebanyak 45,75 persen, dan berpenghasilan Rp 10 sebanyak 44,94 persen. 100 juta per tahun.

Investor Indonesia yang berbasis saham masih mendominasi sebesar 99,71 persen, dengan kerugian bagi pemegang saham sebesar 99,63 persen dan investor sebesar 99,91 persen. Saat ini, berdasarkan jenis investor, jumlah investor di daerah lebih banyak dibandingkan jumlah investor asing, yaitu 13,41 juta.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *