Fri. Sep 20th, 2024

Bursa Saham Asia Bervariasi Jelang Akhir Pekan, Ini Pendorongnya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Asia Pasifik memperdagangkan berbagai saham pada perdagangan Jumat, (7/6/2024). Investor menunggu data ekonomi penting dari Tiongkok dan guncangan upah di Jepang. Selain itu, pasar juga menerima penurunan suku bunga bank sentral Eropa.

Mengutip CNBC, ekspor Tiongkok pada bulan Mei akan melonjak 6 persen YoY, menurut survei pengusaha Reuters, dari kenaikan 1,5 persen yang terlihat pada bulan April. Impor diperkirakan meningkat sebesar 4,2 persen per tahun, lebih lambat dibandingkan kenaikan sebesar 8,4 persen pada bulan April 2024.

Selain itu, Jepang juga mengungkapkan belanja rumah tangga pada bulan April, sebuah ukuran yang digunakan untuk menilai apakah Bank of Japan mengharapkan adanya “siklus bersih” kenaikan upah dan harga yang sedang berlangsung.

Sementara itu, rata-rata pendapatan bulanan rumah tangga pada bulan April adalah 313.300 yen, naik 3,4 persen secara nominal dan naik 0,5 persen secara riil. Ini menandai peningkatan belanja rumah tangga pertama sejak Februari 2023.

Upah bulan April merupakan hal yang penting untuk diperhatikan karena kenaikan upah biasanya dimulai pada bulan ini ketika perusahaan-perusahaan Jepang mulai melaporkan kembali.

Indeks Nikkei 225 Jepang melemah 0,19 persen. Indeks Topix turun 0,15 persen. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,77 persen karena investor kembali melakukan perdagangan agresif setelah liburan. Indeks Kosdaq menguat 0,95 persen. Indeks Hang Seng menguat 0,33 persen. Indeks CSI 300 melemah. Indeks ASX 200 naik 0,15 persen.

 

Di Wall Street, pergerakan pasar masih terbatas seiring para pemasar menunggu laporan non-farm payrolls bulan Mei yang akan dipublikasikan Jumat ini. Selain itu, investor juga mencari tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja yang dapat mendukung penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

Indeks S&P 500 melemah pada perdagangan Kamis pekan ini setelah mencapai level tertinggi harian pada hari sebelumnya. Indeks Nasdaq melemah 0,09 persen dan indeks Dow Jones menguat 0,2 persen.

“Bagi saya, pasar masih mengatakan perekonomian berjalan baik dan tidak menunjukkan resesi,” kata analis Baird, Ross Mayfield.

Ia mengatakan The Fed telah menerapkan kebijakan tersebut sejak lama dan akan sulit menghentikan pelemahan pasar tenaga kerja.

Semula perdagangan Asia Pasifik menguat pada perdagangan Kamis 6 Juni 2024 seiring dengan ekspektasi Bank Sentral Eropa yang akan menurunkan suku bunganya.

Selain itu, data pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) juga menunjukkan ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) juga akan menurunkan suku bunganya.

Menurut CNBC, indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,55 persen menjadi 38.703,51. Indeks Topix bertambah 0,33 persen menjadi 2.757,23.

Sementara ekspor Australia turun ke level terendah sejak Desember 2021. Indeks ASX 200 naik 0,68 persen menjadi 7.821,8. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,23 persen. Indeks CSI 300 turun tipis menjadi 3.592,25. Indeks Nifty 50 dan Sensex masing-masing menguat 0,64 persen dan 0,75 persen. Sementara itu, bursa Korea Selatan sedang hiatus.

 

Pada awalnya, saham-saham teknologi di Wall Street mampu membukukan kenaikan terbesarnya dalam lebih dari dua bulan. Laporan pendapatan ini meredakan kekhawatiran pasar terhadap perlambatan ekonomi setelah pendapatan perusahaan yang kuat pada kuartal pertama.

Laporan Forbes, Kamis (27/4/2024), Nasdaq, indeks perusahaan teknologi, naik 2% menjadi 15.927,90 pada Jumat 26 April 2024, mencapai level tertinggi sejak 22 Februari, namun S&P 500 menguat. adalah 1% pada 5.099,96. Indeks Dow Jones bertambah 0,4 persen menjadi 38.239,66.

Selama sepekan, indeks S&P 500 naik 2,7 persen. Indeks Nasdaq bertambah 4,2 persen dan indeks Dow Jones naik 0,7 persen di Wall Street. Kutipan dari CNBC.

Pengumuman pasar ini terjadi setelah Microsoft dan Alphabet melaporkan pendapatan kuartal pertama yang melebihi ekspektasi Wall Street. 

Berdasarkan data FactSet, Microsoft mencatatkan pendapatan sebesar USD 61,9 miliar atau setara Rp 1,005 triliun (dengan asumsi nilai tukar Rp 16,241 terhadap dolar AS) dan perusahaan riset tersebut mengakhiri kuartal tersebut dengan penjualan sebesar USD 80,5 miliar atau setara Rp 1,307. triliun.

Saham Microsoft naik 2% menjadi USD 408 atau setara Rp 6,6 juta per saham pada hari Jumat, sedangkan harga Alphabet melonjak lebih dari 10% menjadi USD 175 per saham dan membukukan pasar keuangan sebesar USD 2,2 triliun atau setara 35,730 triliun.

 

Alphabet juga mengumumkan dividen sebesar USD 0,20 atau setara Rp 3.248 per saham dan mengumumkan rencana pembelian saham senilai UDS 70 miliar atau setara Rp 1.136 juta.

Di sisi lain, pengecer teknologi lain bernama Amazon mengakhiri kerugian hari kedua dengan membukukan kenaikan 3,5% pada hari Jumat, 

Karena investor tampaknya memasang taruhan mereka pada raksasa teknologi tersebut menjelang laporan pendapatan tanggal 30 April yang diperkirakan sebesar 82 sen per saham dari 31 sen per saham. tahun lalu.

Jumlah uang yang didapat investor dari saham-saham teknologi setelah pengumuman Jumat itu sebanyak USD 317 miliar atau setara Rp 5,148 juta.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *