Fri. Oct 4th, 2024

Bursa Saham Asia Menghijau, Nikkei Jepang Melesat Cetak Rekor Tertinggi

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Nikkei 225 Jepang naik ke level tertinggi baru pada hari Kamis, melampaui angka 42.000 untuk pertama kalinya. Saham-saham Asia-Pasifik lainnya menguat karena reli sektor teknologi AS dan meningkatnya kepercayaan terhadap penurunan suku bunga Federal Reserve.

Dikutip dari CNBC, Nikkei melonjak 1,37% pada Kamis (11/7/2024), sedangkan Topix secara luas menguat 1,17%, juga mencapai level tertinggi baru.

Saham-saham chip mendapat keuntungan terbesar di sesi perdagangan AS. Saham pembuat semikonduktor Taiwan yang terdaftar di AS naik 3,5 persen pada kuartal April-Juni setelah pendapatannya mengalahkan perkiraan Wall Street.

Perusahaan chip rekannya, Qualcomm, naik 0,8%, sementara Broadcom naik sekitar 0,7%. Nvidia, yang terkenal dengan kecerdasan buatan, naik 2,7%.

Di Asia, investor mengharapkan keuntungan besar pada saham-saham teknologi di kawasan ini, terutama di Jepang, di mana perusahaan-perusahaan terkait chip telah mencapai rekor tertinggi di Nikkei 225.

Pengumuman ekonomi dari wilayah tersebut pada hari Kamis akan mencakup pesanan mesin Jepang untuk bulan Mei, serta keputusan suku bunga Bank Sentral Korea.

Kospi Korea Selatan naik 0,96% menjelang keputusan BOK, sedangkan Kosdaq naik 0,22%.

S&P/ASX 200 Australia naik 0,85%.

Indeks saham Hang Seng berjangka Hong Kong diperdagangkan pada 17,615, lebih tinggi dibandingkan penutupan terakhir HSI di 17,471.67.

 

Ketiga indeks utama AS naik semalam, dengan S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing naik 1,02% dan 1,18%.

Kenaikan tersebut juga berarti S&P melampaui angka 5.600 untuk pertama kalinya, menandai rekor penutupannya yang ke-37 pada tahun 2024. Nasdaq membukukan rekor penutupannya yang ke-27 tahun ini.

Dow Jones Industrial Average naik 1,09%.

Kenaikan ini juga dipicu oleh ekspektasi penurunan suku bunga, dengan Dow Jones memperkirakan inflasi akan mencapai 3,1% tahun-ke-tahun di bulan Juni, turun dari 3,3% yang terlihat di bulan Mei.

Inflasi inti, yang tidak memperhitungkan volatilitas harga pangan dan energi, diperkirakan akan meningkat 3,4 persen dibandingkan bulan Juni lalu. Pada bulan Mei, CPI meningkat sebesar 3,3% tahun-ke-tahun.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *