Tue. Oct 8th, 2024

Bursa Saham Asia Menguat Usai Data Ekonomi AS Redakan Kekhawatiran Resesi

matthewgenovesesongstudies.com, Batavia – Pasar Asia Pasifik stabil pada perdagangan Jumat (30/8/2024) setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) meredakan kekhawatiran resesi. Di sisi lain, investor juga mengapresiasi rangkaian data Jepang.

Menurut CNBC, klaim pengangguran awal di AS turun menjadi 231,000 dari 232,000 pada minggu lalu. Namun, angka tersebut sedikit lebih tinggi dari ekspektasi Dow Jones sebesar 230.000. Selain itu, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal kedua direvisi lebih tinggi menjadi 3 persen dari kuartal pertama sebesar 2,8 persen.

Tingkat inflasi utama Tokyo di Jepang naik menjadi 2,6 persen dari 2,2 persen pada bulan Juni, tingkat tertinggi sejak Maret 2024. Tingkat inflasi inti tidak termasuk harga pangan segar adalah 2,4 persen, lebih tinggi dari perkiraan 2,2 persen berdasarkan jajak pendapat para ekonom Reuters. Pertumbuhan Tokyo secara luas dianggap sebagai indeks tren nasional utama.

Angka inflasi yang lebih kuat telah memberikan Bank of Japan lebih banyak ruang untuk memperketat kebijakan moneternya.

Penjualan ritel di wilayah ini naik 2,6 persen tahun-ke-tahun, lebih rendah dari pertumbuhan 2,9 persen yang diperkirakan oleh Reuters dan revisi pertumbuhan sebesar 3,8 persen pada bulan Juni 2024.

Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,46 persen, sedangkan indeks Topix bertambah 0,59 persen setelah data tersebut dirilis. Indeks Kospi Korea Selatan bertambah 0,7 persen. Indeks Kosdaq menguat 0,78 persen.

Penjualan ritel Korea Selatan melemah 1,9 persen dibandingkan bulan Juni. Setiap tahunnya, penjualan ritel turun 2,1 persen. Indeks ASX 200 Australia naik 0,37 persen. Indeks Seng yang tertunda di Hong Kong dibuka 0,52 persen, sedangkan indeks CSI 300 naik 0,13 persen.

Di Wall Street, indeks Dow Jones mencatatkan rekor baru dengan menguat 0,59 persen. Dow Jones Industrial Average ditutup pada 41.335,05. Kenaikan harga saham Goldman Sachs, Intel dan Visa mengangkat indeks Dow Jones.

Sementara indeks S&P 500 berada di bawah garis horizontal dan indeks Nasdaq melemah 0,23 persen dipimpin oleh koreksi saham Nvidia sebesar 6,4 persen.

Sebelumnya pada hari ini, saham Asia Pasifik diperdagangkan pada perdagangan Kamis Agustus 1920. Saham teknologi tersebut dicatatkan di bursa saham Kospi Korea Selatan dan Taiwan setelah pembuat chip Nvidia melaporkan kinerja kuartal kedua.

Laporan pendapatan Nvidia untuk kuartal yang berakhir pada bulan Juli mengalahkan ekspektasi Wall Street dengan perusahaan memberikan hasil yang lebih dari perkiraan pada kuartal ini. Perusahaan juga membayar sebagian dari ganti rugi sebesar $50 miliar.

Pendapatan Perusahaan naik 15 persen menjadi USD 30 miliar pada kuartal kedua, dan 122 persen lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Namun saham perseroan turun 8 persen.

Di sisi lain, saham pembuat chip asal Korea Selatan SK Hynix turun 5,35 persen. Saham Samsung Electronics turun lebih dari 3 persen. Indeks Kospi terpangkas 1,02 persen dan ditutup pada 2.662,28.

Indeks Kosdaq turun 0,85 persen menjadi 756,04. Indeks tertimbang Taiwan turun 0,75 persen menjadi 22.201,85. Saham TSMC turun 2,18 persen. Saham Foxconn turun 2,4 persen.

Indeks Nikkei 225 Jepang melemah ke 38.362,53. Indeks Topix berada di 2.693,02. Indeks ASX 200 Australia turun 0,33 persen menjadi 8.045,1. Indeks Seng naik 0,47 persen.

 

Sebelumnya, perusahaan teknologi self-driving asal China, WeRide, membatalkan rencananya melakukan penawaran umum perdana atau IPO di Amerika Serikat (AS). Keterlambatan tersebut dikarenakan perusahaan memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan makalah tersebut.

“Dokumentasi transaksi memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan dan WeRide sedang berupaya menyelesaikan dokumentasi untuk melanjutkan transaksi,” kata perusahaan itu dalam keterangannya di CNBC International, Sabtu (24/8/2024).

WeRide diperkirakan akan menjual 6,5 juta ADS (saham biasa Amerika) dalam kisaran USD 15,50 hingga USD 18,50.

Perusahaan ini berupaya mengumpulkan dana sebesar USD 440 juta (Rp 6,7 triliun) dalam pencatatan awal di AS yang ditetapkan pada minggu ini.

Perusahaan yang mengembangkan teknologi self-driving untuk robotaksi, minibus, dan kendaraan medis yang membawa barang ini diperkirakan akan mengumpulkan dana sekitar USD 5,11 miliar (Rp 78,7 triliun) dan USD 1,39 miliar (Rp 21,4 triliun), menurut data Pitchbook. .

 

 

 

Persetujuan Beijing terhadap kesepakatan itu diperkirakan akan berakhir pada minggu ini. Namun belum jelas apakah perusahaan harus membayar izin tersebut jika melewati batas waktu.

Sebagai referensi, WeRide didirikan di Silicon Valley pada tahun 2017 dan diperkenalkan ke Kepulauan Cayman, sebelum meluncurkan layanan robotaxi di Guangzhou, Tiongkok pada tahun 2019.

Perusahaan akan mengajukan IPO di Nasdaq pada Juli 2024.

Pasar IPO Tiongkok di AS sangat kering dalam beberapa tahun terakhir, dan banyak yang melihat potensi pencatatan WeRide sebagai tanda perbaikan. Jika terealisasi, IPO tersebut akan menjadi salah satu pencatatan saham terbesar di AS yang dilakukan perusahaan Tiongkok sejak IPO Didi pada tahun 2011.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *