Mon. Oct 7th, 2024

Bursa Saham Asia-Pasifik Melemah, Wall Street dan S&P 500 Mengakhiri Kenaikan 8 Hari Beruntun

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Saham Asia-Pasifik diperdagangkan melemah pada hari Rabu. Saham-saham Asia-Pasifik tertinggal dari Wall Street, dengan S&P 500 dan Nasdaq Composite mengakhiri kenaikan kedelapan hari berturut-turut.

Berdasarkan laporan CNBC pada Rabu (21/8/2024), data perdagangan Asia Jepang pada Juli menunjukkan ekspor meningkat 10,3% per tahun dan impor meningkat 16,6% per tahun. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan ekspor akan meningkat 11,4%, sementara impor diperkirakan akan meningkat 14,9%.

Karena ekspor lebih rendah dari perkiraan dan impor meningkat lebih cepat dari perkiraan, defisit perdagangan Jepang melebar menjadi 621,84 miliar yen ($4,28 miliar), 330,7 miliar yen lebih tinggi dari perkiraan.

Juli akan menjadi bulan terakhir bagi Bank of Japan untuk mencatat data perdagangan sebelum menaikkan suku bunga pada akhir Juli, yang menyebabkan apresiasi tajam terhadap yen.

Biasanya, pelemahan yen menguntungkan eksportir dan perusahaan perdagangan Jepang, yang merupakan pemain kunci dalam Nikkei 225 dan penguatannya memainkan peran penting dalam mendorong indeks ke rekor tertinggi.​

Di Jepang, Nikkei 225 turun 0,75%, sedangkan Topix kehilangan 0,54%. Kospi Korea Selatan turun 0,18% dan saham berkapitalisasi kecil Kosdaq turun 0,66%.

Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia juga melemah 0,28%. Indeks Hang Seng Futures Hong Kong berada di 17.360 poin, lebih rendah dibandingkan penutupan Indeks Hang Seng sebelumnya sebesar 17.511,08 poin

Indeks S&P 500 AS turun 0,2%, dan indeks Nasdaq turun 0,33%. Dow Jones Industrial Average turun 0,15%. Jika S&P mempertahankan kenaikannya pada hari Selasa, ini akan menjadi kenaikan indeks terpanjang sejak tahun 2004.

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menguat pada perdagangan Selasa (20 Agustus 2024). Penguatan IHSG didukung oleh seluruh sektor ekuitas yang menghijau dan penguatan rupee.

Data RTI menunjukkan IHSG menguat 0,90% menjadi 7.533,98 poin pada penutupan Selasa. Indeks LQ45 naik 1,18% menjadi 939,14. Seluruh indeks saham acuan berubah menjadi hijau.

Pada perdagangan Selasa, harga tertinggi IHSG 7.538,15 dan harga terendah 7.482,50. Sebanyak 362 saham menguat, mendorong IHSG menguat. 195 saham melemah dan 227 saham stagnan.

Total perdagangan sebanyak 1.178.157 dengan volume perdagangan 21,9 miliar lembar saham. Volume transaksi hariannya sebesar Rp 19,4 triliun. Posisi USD/INR berada dikisaran 15.413.

Di pasar tawar, saham PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW) diperdagangkan Rp 7,5 triliun dengan total frekuensi perdagangan sebanyak 1 kali. Saham FASW menguat 10% ke Rp 5.500 per saham. Total volume perdagangan sebanyak 13.686.639 lembar saham.

Seluruh sektor saham berada di zona hijau. Saham energi naik 0,10%, saham dasar naik 0,21%, saham industri naik 0,99%, dan saham non-siklus naik 0,81%.

Selain itu, saham siklis naik 1,65%, saham perawatan kesehatan naik 1,25%, saham keuangan naik 1,6%, dan saham real estate naik 0,98%. Selain itu, saham teknologi menguat 0,25%, saham infrastruktur menguat 0,90%, dan saham transportasi menguat 0,52%.

Antara dalam kajian tim riset Pilarmas Investindo Sekuritas, IHSG dan bursa Asia menguat menyusul penguatan saham-saham AS.

“Penguatan saham sejalan dengan pelaku pasar yang menunggu konfirmasi dari Gubernur Fed Jerome Powell pada simposium Jackson Hole bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada September 2024,” ujarnya.

Selain itu, terdapat juga spekulasi bahwa Federal Reserve akan memberi sinyal penurunan suku bunga, terbukti dengan pernyataan Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari yang mengatakan bahwa karena bertambahnya angkatan kerja, maka sudah sepantasnya mengumumkan kenaikan suku bunga. dipotong pada bulan September. Risiko pasar harus dipertimbangkan.

Selain itu, Bank Rakyat Tiongkok tidak melakukan penyesuaian suku bunga pinjaman sesuai dengan ekspektasi pasar. Pengumuman tersebut mempertahankan suku bunga acuan pinjaman (LPR) satu tahun sebesar 3,45% dan suku bunga acuan pinjaman lima tahun sebesar 3,95%.

Pan Gongsheng, gubernur bank sentral Tiongkok, mengatakan pihak berwenang akan menghindari tindakan keras terhadap perekonomian. Dia mengatakan bank sentral akan mempercepat implementasi kebijakan fiskal yang ada, mempertimbangkan langkah-langkah baru, dan mendukung langkah-langkah fiskal yang proaktif.

Dari dalam negeri, pasar menunggu arah kebijakan moneter dari Bank Indonesia yang akan menggelar rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 20-21 Agustus 2024 untuk membahas suku bunga acuan.

Meskipun BI mempunyai ruang untuk menurunkan suku bunga utama, pasar nampaknya percaya bahwa BI masih memperhatikan kondisi pasar keuangan global yang bergejolak dimana ketidakpastian masih tinggi, serta ketegangan geopolitik yang belum mereda.

Oleh karena itu, Bank Indonesia diperkirakan akan terus mempertahankan suku bunga sebesar 6,25% sesuai konsensus pasar untuk menstabilkan nilai rupiah dan menarik masuknya modal asing.”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *