Sat. Sep 7th, 2024

BYD Pakai Baterai LFP karena Utamakan Faktor Keamanan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT BYD Motor Indonesia memastikan tiga produk mobil listriknya yakni Dolphin, Atto 3, dan Seal menggunakan baterai Blade yang merupakan baterai lithium ferrophosphate (LFP). Baterai ini tidak menggunakan bahan nikel apapun.

Baterai LFP dipilih sebagai sumber tenaga kendaraan listrik BYD karena dinilai lebih aman dan memiliki umur yang cukup panjang.

“Sejauh ini menurut riset kami, aki LFP masih paling aman. Jadi bukan soal bahan bakunya, tapi sudut pandang kami adalah keselamatan,” jelas Marketing Head PT BYD Motor Indonesia Luther T. Pandjaitan bersama BYD. Test drive Dolphin Media di Kawasan BSD, Tangerang, Banten, Selasa (23/1/2024).

Menurut penelitian independen BYD, Blade Battery memiliki kemampuan yang lebih canggih dibandingkan baterai lainnya untuk diterapkan pada kendaraan listrik. Baterai jenis ini mampu digunakan hingga jarak 600 km dan mampu meningkatkan kepadatan energi hingga 50 persen.

Tingkat keamanan baterai Blade ini juga sudah teruji dengan peningkatan yang signifikan. Baterai Blade menjadi satu-satunya yang lolos serangkaian pengujian, salah satunya adalah uji penetrasi paku, yang menguji kemampuan baterai menghilangkan potensi terbakar saat terjadi tabrakan.

Dalam hal umur panjang, sel Baterai Blade memiliki umur 1.200.000 km atau sekitar 3.000 kali pengisian daya, sehingga sangat cocok untuk penggunaan jangka panjang.

Banyak hal yang juga ditegaskan Luther saat pihaknya mulai melaksanakan proses silaturahim nasional. Penyerapan komponen lokal dan aspek lainnya akan menjadi fokus pabrikan China tersebut.

“Mengenai produksi konten lokal, saya yakin mekanisme yang ditetapkan pemerintah cukup kuat untuk mengharuskan kita mencapai tingkat konten lokal yang memenuhi harapan mereka dalam hal perakitan, bahan baku, komponen utama, lapangan kerja, penelitian dan pengembangan, dan banyak lagi. yang lain. . hal itu,” jelasnya.

Menurutnya, hal inilah yang menjadi standar bagi semua pabrikan, baik lama maupun baru.

“Saat kami memutuskan untuk berekspansi ke Indonesia sebagai bisnis jangka panjang selain manufaktur, kami benar-benar memenuhi apa yang diinginkan pemerintah,” kata Luther.

“Saya kira BYD sudah berada di jalur yang tepat dengan ekspektasi tersebut, termasuk kandungan lokalnya. Nanti komponennya lebih dalam lagi, nanti kita masuk ke proses pembuatannya,” imbuhnya.

Build Your Dreams (BYD) merupakan salah satu produsen mobil listrik yang juga cukup maju dalam hal pengembangan baterai. Pabrikan asal China ini sudah memiliki baterai sendiri yang menggunakan bahan LFP alias litium ferrofosfat, bukan nikel.

Mengingat BYD tidak lagi menggunakan nikel dan keputusan BYD masuk ke Indonesia untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri, akankah BYD memanfaatkan nikel Indonesia yang melimpah?

Menurut General Manager BYD Asia-Pasifik Liu Xuelian, batch mereka saat ini menggunakan baterai jenis LFP dan tidak menggunakan kandungan nikel apa pun. Namun melihat potensi nikel di Indonesia, merek asal China ini mengaku sedang mempertimbangkan pengembangan dan penggunaan bahan baku nikel yang banyak ditambang di Indonesia.

“Kita tahu Indonesia punya banyak nikel. Oleh karena itu, BYD akan menjajaki lebih jauh penggunaan bahan baku nikel di Indonesia,” jelas Liu saat peluncuran merek BYD di Indonesia beberapa waktu lalu.

Pada awal pertemuan di China, Liu juga menjelaskan bahwa pemilihan material LFP lebih berkaitan dengan aspek keselamatan. Hal ini karena BYD memulai bisnisnya sebagai produsen baterai dan yakin bahwa baterai LFP lebih aman.

“Keselamatan selalu menjadi nomor satu dan nomor dua, itulah sebabnya kami percaya baterai LFP adalah pilihan berkelanjutan untuk produksi dan penggunaan massal,” tegasnya.

Sementara BYD sendiri berencana berinvestasi pada pembangunan pabrik dan ekosistem kendaraan listrik Tanah Air. Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Airlanga Hartarto, investasi BYD mencapai $1,3 miliar atau setara Rp 20 triliun.

“Sesuai informasi yang saya terima, investasi BYD sebesar 1,3 miliar dollar AS, dengan kapasitas produksi 150 ribu unit,” kata Airlanga saat presentasi BYD di Indonesia, Kamis (18/1/2024).

Sementara itu, Airlangga juga mengatakan, untuk model pertama yang diluncurkan di Indonesia, pabrikan asal Tiongkok ini langsung memboyong 3 mobil listrik yaitu Dolphin, Atto 3 dan juga Seal.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *