Thu. Sep 19th, 2024

Cara Jitu Bridgestone Manfaatkan Limbah Ban Bekas yang Sulit Didaur Ulang

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Ban merupakan bagian penting dari sebuah kendaraan karena berkaitan langsung dengan keselamatan berkendara. Karet bulat merupakan satu-satunya perangkat pada mobil atau sepeda motor yang bersentuhan langsung dengan jalan raya, sehingga sangat menentukan kenyamanan dan keselamatan pengemudi dan penumpangnya.

Di sisi lain, komponen ini sulit didaur ulang tanpa mengurangi peran penting ban. Namun PT Bridgestone Tire Indonesia, salah satu pabrikan asli di Indonesia, punya cara tersendiri untuk mengatasi masalah tersebut.

Terkait limbah ban bekas, Yunus Triongo, Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Bridgestone Indonesia, mengatakan hal pertama yang harus dilakukan adalah memanfaatkan bahan baku yang selalu dikembangkan di pusat teknologi produksi di Thailand.

“Kami mencoba mencari bahan yang bisa didaur ulang. Kalau tahu pasti kami menggunakan karet sintetis dan karet alam untuk memproduksi ban ini,” kata Yunis saat berbincang dengan matthewgenovesesongstudies.com di pameran GIIAS 2024, Kamis (26/07/2024).

Lanjutnya, karet alam sudah pasti habis, sehingga dilakukan upaya untuk mengurangi konsumsinya tanpa merusak lingkungan dengan menggunakan bahan yang digunakan dalam proses produksi ban tersebut.

“Kedua, kami mencari material ban yang konsumsi bahan bakarnya rendah. Dengan demikian rolling resistance menjadi lebih rendah sehingga konsumsi bahan bakar pun lebih irit,” tegasnya.

Sementara itu, terkait penggunaan ban bekas yang masih menjadi permasalahan karena tidak mudah didaur ulang, Bridgestone bekerja sama dengan para ilmuwan untuk melakukan penelitian.

“Saat ini kami bekerja sama dengan IPB (Institut Pertanian Bogor). Lima guru besar dari Departemen Teknik Industri Pertanian terlibat. Hal ini untuk menguji apakah ban bekas layak untuk diolah kembali,” tegasnya.

Selama ini ban bekas yang banyak dikumpulkan di toko atau bengkel ban, dikumpulkan oleh beberapa pihak. Ban bekas tersebut kemudian dipotong menjadi empat bagian lalu diparut kembali menjadi 80 mesh, dan hasil akhirnya berupa bubuk.

“Nah, lagi-lagi dipakai untuk membuat sol sepatu dan sandal karena tidak bersentuhan langsung dengan kulit. Dan penelitian masih terus berjalan,” tegasnya.

Sementara itu, penelitian yang melibatkan ilmuwan sedang menyelidiki apakah limbah ban dapat dimanfaatkan sebagai karet daur ulang. Sejauh ini, pengguna bahan tersebut masih bersumber dari Gujarat, India, dan penelitian sedang dilakukan untuk mengetahui apakah bahan tersebut dapat diproduksi di Indonesia.

“Ban bekas sebenarnya juga menjadi bahan baku produksinya. Padahal komposisinya tidak besar, sekitar 0,25%. Namun, kami membelinya di luar negeri. Jadi sekarang kita tangani mereka, sekaligus mensukseskan program pemerintah,” tutupnya.

 

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *