Thu. Sep 19th, 2024

Cegah Fatigue pada Pilot dengan Aplikasi FRAMES Karya Kedokteran Penerbangan FKUI

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pakar kedokteran penerbangan Retno Wibawanti mengatakan pilot berisiko tinggi mengalami kelelahan. Kelelahan bukanlah penyakit, katanya, melainkan reaksi fisiologis atau normal yang dialami setiap orang, termasuk pilot, seiring menurunnya kemampuan fisik dan mental.

Retno menambahkan, kelelahan dapat disebabkan oleh beberapa hal: Kurang tidur dalam waktu lama Gangguan ritme sirkadian saat bangun tidur Stres fisik dan mental.

“Dari sudut pandang penerbangan, (kelelahan) akan mengganggu kewaspadaan dan kemampuan seseorang dalam mengoperasikan pesawat atau melakukan tugas penerbangan dengan aman,” kata Retno kepada Web Pilots tentang pengurangan risiko kelelahan pilot. Lembar Kerja Medis Penerbangan FKUI Selasa 19 Maret 2024.

Kondisi ini bisa terjadi pada pilot dan menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan pesawat. Obesitas tidak didefinisikan sebagai penyakit, namun penting untuk mengelola faktor risikonya. Mengelola kemacetan lalu lintas memerlukan kerja sama dari para pemangku kepentingan industri penerbangan.

Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) merekomendasikan Sistem Manajemen Risiko Kelelahan (FRMS) kepada negara-negara anggota.

ICAO mendefinisikan FRMS sebagai sarana berbasis data untuk terus memantau dan menjaga risiko keselamatan terkait kelelahan. Hal ini didasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah dan pengetahuan serta pengalaman praktis yang bertujuan untuk memastikan bahwa personel terkait bekerja pada tingkat kewaspadaan yang memadai.

Untuk mencegah ketidaktahuan, Retno mengembangkan program self-assessment FRAMES (Fatigue Risk Assessment with Medical Advice). Program ini dapat digunakan langsung oleh seluruh pilot melalui evaluasi diri. Pilot dapat mengidentifikasi dan menilai risiko kelelahan mereka dengan aplikasi ini.

“Juga menilai tingkat aktivitas fisik dan kualitas tidur pilot. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran diri pilot untuk menjaga kesehatannya,” ujarnya.

“Kami berharap program ini dapat membantu mencegah kelelahan dan memastikan kinerja awak pesawat tetap optimal.”

Program tersebut dikembangkan oleh Retno Wibawanti dan pakar lainnya yaitu Dr. Amelia Agustina, Sp.KP; dan dr. Retno Asti Werdhani, M.Epid, Sp.KKLP.

Aplikasi FRAMES bersifat self-assessment dan dapat langsung diakses oleh semua pilot dengan mengunduh aplikasi di Android Play Store.

“Program ini terdiri dari bagian screening dan penilaian (assessment) tingkat aktivitas fisik dan kualitas tidur. Berdasarkan penilaian tersebut, penumpang akan mendapat konseling berdasarkan tingkat aktivitas fisik dan kualitas tidurnya.”

Retno juga menjelaskan bahwa program tersebut dapat dimanfaatkan secara luas oleh para pilot di Indonesia untuk meningkatkan kesadaran diri dan mengurangi risiko burnout. Hal ini dapat digunakan oleh maskapai penerbangan atau regulator sebagai tindakan pencegahan kelelahan dan direkomendasikan untuk menerapkan sistem manajemen risiko kelelahan.

Retno menambahkan, program FRAMES ini merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Program Penelitian Medis Penerbangan (PRODI).

“Rangkaian (pelayanan publik) ini diawali dengan penyusunan panduan praktis penanganan kelelahan pilot. Setelah menyelesaikan manual ini, kami tidak berhenti dan mengembangkan program tersebut,” ujarnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *