Wed. Oct 9th, 2024

CEO CrowdStrike Minta Maaf Usai Update Software Bikin Gangguan IT Global

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – George Kurtz, CEO CrowdStrike, perusahaan keamanan siber yang menjadi pusat pemadaman teknologi informasi (TI) di seluruh dunia pada Jumat, 19 Juli 2024, telah meminta maaf atas kejadian tersebut.

Sabtu (20/7/2024) ABC.net mengutip George Kurtz dalam pernyataan yang dikeluarkan Sabtu pagi, George Kurtz mengatakan perusahaan memahami keseriusan dan dampak dari situasi ini. Gangguan teknologi informasi (TI) yang belum pernah terjadi sebelumnya ini berdampak pada beberapa institusi besar di Australia dan internasional, termasuk layanan darurat, lembaga pemerintah, bank, dan maskapai penerbangan.

Perusahaan ini menyediakan perangkat lunak CrowdStrike Falcon, yang diinstal pada sistem Windows, Mac dan Linux di seluruh dunia dan mengiklankan perlindungan terhadap serangan termasuk pencurian kredensial.

Pembaruan setiap malam menyebabkan komputer Windows mencoba memulai ulang dan menampilkan pesan layar biru. Sementara itu, Mac dan Linux tidak terpengaruh.

“Saya ingin meminta maaf dengan tulus kepada Anda semua atas pemadaman TI hari ini (Jumat),” kata Kurtz.

“Kami dengan cepat mengidentifikasi masalah ini dan menerapkan perbaikan, sehingga memungkinkan kami untuk fokus pada pemulihan sistem pelanggan sebagai prioritas kami,” tambahnya.

George Kurtz mengatakan pihaknya bekerja sama dengan pelanggan dan mitra yang terkena dampak untuk memastikan semua sistem dipulihkan untuk memberikan layanan yang dapat diandalkan kepada pelanggan.

Dia mengatakan kejadian itu bukan akibat serangan dunia maya dan jika sensor dipasang, pembaruan tidak akan mempengaruhi keamanan komputer. Layanan ini kembali online setelah CrowdStrike memperbaiki bug tersebut, namun banyak perusahaan dilaporkan masih menangani dampak dari insiden tersebut.

 

Asosiasi Perbankan Australia mengatakan dampaknya terhadap bank dan sistem pembayaran relatif kecil. Selain itu, semua bug telah diperbaiki dan dipulihkan secara bertahap.

Dengan lebih dari 20.000 pelanggan perusahaan di seluruh dunia, CrowdStrike adalah salah satu perusahaan dengan pangsa pasar keamanan terbesar. Pelanggannya termasuk Amazon dan Microsoft.

Kurtz mengatakan di NBC’s Today Show bahwa tidak semua komputer Windows terpengaruh. “Jelas, Anda mencoba memahami dan memitigasi hal-hal ini, dan dalam beberapa kasus Anda mengalami interaksi yang aneh,” katanya.

“Sepertinya tidak terjadi pada setiap sistem Windows, ada versi, avrian, dan level patch yang berbeda jika Anda mau,” tambahnya.

Di masa lalu, layanan keuangan, stasiun televisi, dan maskapai penerbangan di seluruh dunia terpuruk karena pelanggaran yang dilakukan oleh raksasa keamanan siber CrowdStrike. Perusahaan menghadapi masalah saat memperbarui perangkat lunak ke teknologi terkini.

CEO perusahaan, George Kurtz, mengonfirmasi bahwa perusahaannya secara aktif berupaya menyelesaikan layanan yang terpengaruh oleh bug yang ditemukan di Pembaruan Konten Host Windows. Sedangkan host Mac dan Linux tidak terpengaruh.

“Ini bukan insiden keamanan atau serangan siber. Masalah telah diidentifikasi, diisolasi, dan perbaikan telah diterapkan,” ujarnya kepada CNBC di media sosial, Jumat (19/7/2024).

Dalam industri penerbangan, perjalanan udara sangat terpukul karena pesawat dilarang terbang dan layanan tertunda, sehingga menyebabkan peningkatan jumlah penumpang di bandara.

United Airlines memperkirakan gangguan jadwal penerbangan akan terus berlanjut sepanjang Jumat waktu setempat.

Gangguan lainnya terjadi pada sektor perbankan dan penyedia layanan kesehatan. Dua bank terbesar di Afrika Selatan, Capitec dan Absa, mengakui bahwa layanan pelanggan akan terganggu karena masalah teknis.

Stasiun TV juga tidak bisa berfungsi. Di Inggris, Bursa Efek London juga merasakan dampaknya. Secara umum, perusahaan di seluruh dunia sedang menghadapi tantangan TI baru. 

 Beberapa layanan cloud Microsoft dipulihkan setelah pemadaman, meskipun banyak pengguna terus melaporkan masalah. Harga saham CrowdStrike turun sekitar 10% akibat insiden tersebut.

Kurtz meminta maaf kepada para korban. “Saya ingin memulai dengan mengatakan bahwa kami sangat menyesal atas dampak yang kami timbulkan terhadap pelanggan, pelancong, dan siapa pun yang terkena dampak hal ini, termasuk perusahaan kami,” jelasnya.

Diakuinya, sistem sedang diperbarui dan pembaruan tersebut mengandung bug perangkat lunak dan menyebabkan masalah pada sistem operasi Microsoft.

“Dan sekarang kami bekerja sama dengan setiap pelanggan untuk memastikan kami dapat membuat mereka kembali online,” tambahnya.

Kurtz menambahkan bahwa pembaruan ini normal dan merupakan bagian dari proses harian perusahaan untuk mengatasi risiko keamanan, namun ia mencatat bahwa penyelidikan akan diperlukan untuk menentukan apa yang salah.

Konfirmasi ini muncul setelah meluasnya laporan mengenai masalah teknis yang menyebabkan banyak pengguna Microsoft di seluruh dunia mengalami masalah “layar biru”.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *