Fri. Sep 20th, 2024

CEO Vidio Bongkar Rahasia Industri Digital Terkini di Binus University

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – CEO Emtek, SCM & CEO Vidio Sutanto Hartono hadir sebagai pembicara di Studium Generale Binus University. Bertajuk Pahlawan Streaming OTT Lokal: Kalahkan Raksasa Global di Wilayah Sendiri, Sutanto membahas perkembangan digital saat ini, termasuk Vidio.

Dalam sambutannya, Sutanto menyampaikan bahwa perkembangan industri digital saat ini membuat persaingan bisnis menjadi tidak terbatas. Kondisi ini seringkali memungkinkan perusahaan global menjadi lebih dominan di pasar lokal.

“Tetap harus terbuka. Tapi tetap harus hati-hati agar tidak hanya kita bangsa yang mengkonsumsi. Harus punya idealisme, agar kreativitas digital bisa dikembangkan oleh masyarakat Indonesia,” kata Sutanto di Binus. Studium Generale Universitas dilaksanakan di Jakarta pada Rabu (13/3/2024).

Lebih lanjut Sutanto mengatakan, saat mulai mengembangkan Vidio, pihaknya menyadari ada beberapa tantangan. Tantangannya salah satunya adalah kebiasaan konsumen Indonesia yang masih enggan berlangganan layanan premium.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Vidio pun mencoba menawarkan konten yang paling diminati konsumen di Indonesia, serta konten yang bisa mereka berlangganan.

Terkait hal tersebut, Vidio pun berusaha menawarkan beragam konten menarik bagi konsumen. Di Vidio sendiri, konten utamanya adalah olahraga dan serial orisinal.

Sutanto menjelaskan olahraga merupakan konten yang dapat menarik konsumen untuk berlangganan jangka panjang. Pasalnya pertandingan olahraga biasanya diadakan dalam jangka waktu tertentu dan para penggemarnya tidak mau ketinggalan pertandingan tersebut.

Konten lokal pun dipilih menjadi andalan, karena peminatnya masih sangat tinggi. Berdasarkan laporan MPA paruh pertama tahun 2023, konten lokal masih mendominasi tayangan di kalangan konsumen Indonesia.

Faktanya, konten lokal melampaui konten dari Korea Selatan, Amerika, Jepang, dan Tiongkok. Itu sebabnya Vidio juga rajin memproduksi konten original series.

Selain itu, Vidio juga menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Baik dari kreator, OEM, perusahaan telekomunikasi termasuk mitra distribusi.

Yang tak kalah penting, Vidio membangun platformnya dengan merekrut engineer lokal terbaik. Hal ini dilakukan agar mereka dapat menawarkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen Indonesia.

Tak hanya itu, Vidio juga dibangun dengan teknologi sebagai basis utamanya. Dengan teknologi yang dimilikinya, Vidio mampu menyuguhkan tayangan berkualitas tinggi, tanpa kendala berarti.

Menurut Sutanto, salah satu kendala yang dihadapi penyedia platform saat menayangkan siaran langsung olahraga adalah banyaknya jumlah penonton sekaligus. 

Namun hingga saat ini Vidio berhasil mempertahankan layanan yang mereka berikan. 

“Dengan teknologi yang kita miliki, kita dapat membangun platform digital yang mampu bersaing dengan platform global lainnya,” kata Sutanto.

Dalam kesempatan tersebut Sutanto juga memberikan pesan kepada para mahasiswa yang sebagian besar berasal dari Fakultas Ilmu Komunikasi Binus University.

“Saya sarankan untuk bereksplorasi di luar media, tidak hanya di media saja. Sehingga memberikan peluang yang lebih luas untuk berkarir,” ujarnya.

Dekan Fakultas Komunikasi Digital dan Hotel dan Pariwisata Binus University Dr. Yanti, S.Kom., M.M.

Dikatakannya, studium generale ini diadakan untuk menghubungkan dunia akademis dengan industri.

“Studium Generale ini kita jaga agar connect and match dengan dunia industri. Karena dari perguruan tinggi kita lebih melihatnya dari sisi akademis. kebutuhan industri,” kata Dr. Yanti.

Untuk itu dengan program ini mahasiswa dapat memperoleh lebih banyak informasi terkini mengenai industri, termasuk perkembangan terkini.

Kehadiran Sutanto Hartono disambut baik karena pembelajaran yang diberikan sangat luar biasa.

“Jadi beliau menunjukkan banyak sekali data-data yang mungkin belum sepenuhnya kita pahami di ruang perkuliahan. Namun karena kemampuannya, beliau bisa menunjukkan data-data tersebut dan membuka diri kepada mahasiswa kita bahwa transformasi digital bagi industri media itu luar biasa,” tuturnya. .

Ia juga menyampaikan bahwa program ini tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa tetapi juga pengelola program studi. Kesenjangan antara keterampilan yang dibutuhkan oleh industri dan kurikulum yang dihasilkan oleh akademisi dapat diperpendek.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *