Liputan6. Jumlah tersebut merupakan stop assist selama delapan jam.
“Maksimal 60.000-70.000 kalau aku nggak kerja, aku menghidupi istri dan anakku, uangnya dari mana? Aku juga anak sekolah. Masih sekolah, ada dua, yang satu kecil,” Matsuri mengatakan kepada wartawan. lokasi, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (15/05/2024).
“Mulai pukul 06.00 hingga 02.00 WIB maksimal Rp 70.000 hingga Rp 75.000,” lanjutnya.
Meski begitu, ia sudah menjadi tukang parkir liar sejak 2014 dan mengaku tidak memaksa pelanggan membayar parkir di supermarket.
Ia pun mengaku sudah mendapat izin dari pihak supermarket untuk memiliki tempat parkir.
“Kalau saya dikasih Rp 2.000, saya terima. Jadi kalau tidak diurus, takutnya motornya hilang, bahaya sekali, berujung kriminalitas. Di sini tidak pernah ada pemerkosaan, jadi saya tidak tahu kalau di tempat lain, tidak pernah di sini. “Pergi,” katanya.
“Baiklah (kalau tidak), selama ini banyak mobil yang belum dibayar ya, selalu begitu, tidak pernah diminta. Tidak pernah, kadang ada yang memberi 800 rubel perak, kadang ada yang memberi. 1000 untuk sebuah motor, ” lanjutnya.
Itu tidak bekerja dengan sendirinya, kecuali di tempat pelanggan meletakkan mobilnya. Namun dilakukan oleh beberapa orang, yang terbagi menjadi tiga bagian di departemennya.
Mulai pukul 06:00 – 14:00 WIB, lalu pukul 14:00 – 22:00 WIB, lalu lanjutkan hingga pukul 22:00 WIB.
Mereka bekerja dan mendapat penghasilan hampir Rp 100.000. Tempat parkir liar juga memberikan akses kepada “orang-orang aneh”. Namun kepada siapa maksudnya tidak dijelaskan secara rinci.
“Setoran juga dipegang oleh orang-orang yang menjadi orang-orang penting di sini. (Perorangan) Ya, itu biasa saja,” jelasnya.
Dia tidak diberi izin untuk memarkir mobilnya di supermarket setelah diperiksa oleh petugas parkir yang tidak berwenang. Ia mengungkapkan bahwa ia belum yakin di mana ia akan bekerja di masa depan.
“Iya entahlah, kamu gak kerja, kamu mau kerja apa lagi kan? Kita hanya urus keluarga saja, kalau kamu gak kerja kamu mau kerja apa lagi? Aku gak tidak memberi “pekerjaan lain, dan yang terpenting kita tidak ada paksaan apapun,” saya juga tidak tahu. “Indonesia itu luas,” tutupnya.