Sun. Sep 8th, 2024

Cerita Manis Usaha Kopi, Sasar Pasar Global Berkat Program Masjid BSI Empowerment

matthewgenovesesongstudies.com, Program Pemberdayaan Masjid BSI Jakarta yang dirancang untuk mendorong kemandirian masjid dan meningkatkan kesejahteraan kelompok Mustahiq melalui pemberdayaan masjid telah menunjukkan hasil positif yang luar biasa.

Program ini mencakup berbagai bidang seperti pendidikan, sosial, keagamaan dan ekonomi, dengan tujuan utama meningkatkan kemandirian dan kapasitas Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) atau Takmir untuk menjamin kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

Uang zakat yang dihimpun melalui Bank BSI dan dilaksanakan oleh BSI Maslahat telah memberikan dampak positif bagi penerima manfaat (mustahiq). Salah satu keberhasilan program ini adalah membantu unit usaha sangrai kopi lokal di kawasan Masjid Al Muhajireen yaitu Alive Beans.

Alive Beans berhasil membawa produsen kopi lokal ke pasar global. Biji kopinya kini disuplai ke berbagai kedai kopi di wilayah Bekasi dan Jakarta.

“Setelah BSI Maslahat membantu kami dan membantu kami melalui program sertifikasi Halal, kami memiliki roastery mandiri dengan mesinnya. Kami juga mendapat bantuan dari sisi produksi dan pemasaran untuk meningkatkan omzet kami. Alive Beans menjadi lebih percaya diri dalam pemasaran produk” Selain itu , dalam upaya melanjutkan pembangunan, kita bisa berkontribusi terhadap masjid,” kata Oliv dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (26/5/2024).

Bantuan BSI Maslahat telah memberikan dampak nyata terhadap peningkatan omzet dan kualitas produk Alive Beans. Dengan adanya program roastery independen dan sertifikasi Halal, Alive Beans kini lebih siap bersaing di pasar yang lebih luas, memberikan manfaat tidak hanya bagi bisnis mereka sendiri, tetapi juga bagi masyarakat sekitar dan masjid.

Sebagai pusat otonom ekosistem umat Islam, masjid memainkan peran penting dalam aspek yang berkaitan dengan kesejahteraan dan pendidikan Islam. Program Pemberdayaan Masjid BSI membuktikan bahwa dengan dukungan dan pendampingan yang tepat, usaha lokal dapat tumbuh dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi komunitasnya.

Kisah sukses Alive Beans adalah contoh bagus bagaimana program ini dapat memberikan dampak positif dan jangka panjang terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan pendekatan holistik dan memanfaatkan kekuatan komunitas masjid, program ini berpotensi untuk terus mendorong kemandirian dan kesejahteraan komunitas Muslim secara luas.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) hari ini memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 855,56 miliar atau Rp 18,54 per saham.

Dividen yang dibagikan BSI naik 100% dari dividen FY2022 sebesar Rs 9,24 per saham. Hal ini mengindikasikan kinerja yang cukup baik pada FY2023.

Dividen tersebut setara dengan 15% dari laba FY2023 sebesar Rp 5,7 triliun. 20% dari keuntungan tahun 2023 atau Rp 1,14 triliun disisihkan sebagai cadangan wajib. Sisanya 65% atau Rp 3,7 triliun digunakan sebagai laba ditahan.

Selain penetapan dividen, RUPST juga menetapkan struktur tata kelola baru dan menunjuk Hj. Felicitas Talulembang sebagai Komisaris Independen, Fauzi dan Nasaruddin sebagai Komisaris. Pada saat yang sama, rapat memutuskan memberhentikan Budi Sarjit, Sutant, dan Arief Rosid Hasan sebagai komisaris.

Sebagai bagian dari Direksi, rapat menyetujui pengangkatan Ari Rizaldi sebagai Direktur Treasury dan Perbankan Internasional. Sedangkan Ngatari bukan direktur retail banking BSI.

“Kami yakin keputusan pemegang saham ini akan memperkuat kepemimpinan perusahaan, mencapai kinerja berkelanjutan yang memungkinkan BSI bersaing di kancah dunia,” kata Presiden dan CEO BSI Gerry Gunardi, Sabtu (18/05/2024).

Fundamental yang positif dan stabil dibukukan oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) sejak diluncurkan pada tahun 2021 mendapat penilaian positif dari para analis pasar modal. Disarankan untuk membeli saham bank bernama BRIS dengan target harga (TP) hingga Rp 3.400.

Analis saham UBS Sekuritas Indonesia Joshua Tanja dan Ivan Reynaldo Suteha menjelaskan dalam hasil risetnya yang baru-baru ini dipublikasikan, pertumbuhan kinerja perseroan yang terus tumbuh sejak didirikan pada tahun 2021 mendorong rekomendasi untuk membeli bank bernama BRIS tersebut.

Dua analis UBS mengatakan kehadiran BSI memberikan dampak yang sangat positif terhadap sektor perbankan syariah Indonesia yang semakin berkembang dan menguntungkan. Tentu saja hal ini tidak lepas dari jumlah penduduk negara tersebut yang mayoritas beragama Islam sekitar 240 juta jiwa, terbesar di dunia.

Sementara itu, sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI juga mendominasi aset perbankan syariah hingga mencapai 42% pada tahun 2023.

Tingginya margin pendanaan BSI sebesar 5,9%, sebanding dengan empat bank besar (BMRI, BBRI, BBNI dan BBCA), disebabkan oleh cost of fund yang “superior”.

“Ke depan, inflasi yang lebih rendah tidak hanya memberikan jalan bagi penurunan suku bunga dan peningkatan prospek laba bersih (NIM) pada prospek tahun 2025, namun juga menunjukkan prospek kualitas aset yang lebih baik. “Kami memulai dengan target harga sebesar 3.400 rupiah berdasarkan pada perkiraan PB sebesar 3,0 X pada tahun 2025,” tulis kedua analis tersebut dalam catatan penelitiannya.

Rekomendasi harga saham adalah target 12 bulan. Jadi sekarang saatnya membeli saham BRIS. Sedangkan BRIS diperdagangkan Rp 2.280 sejak Mei 2024 hingga perdagangan Senin (13/5/2024).

Terkait hal tersebut, Head of Investor Relations BSI, Rizky Budinanda menjelaskan, perseroan senantiasa memastikan konsistensi dalam memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya nasabah, melalui operasional yang berkelanjutan. Selain itu, perseroan selalu berupaya memberikan potensi keuntungan bagi investor dengan berinvestasi di saham BRIS.

“Tindakan BRIS ke depan mencerminkan prospek positif terhadap pertumbuhan produktivitas yang berkelanjutan. “Baik kinerja keuangan maupun prospek pasar perbankan syariah di Indonesia terus tumbuh secara luas, dan industri perbankan Indonesia secara keseluruhan terus tumbuh pada tingkat yang sehat dan berkelanjutan,” jelasnya.

Rizky merinci, pendapatan BSI pada kuartal I 2024 juga didorong oleh fokus perusahaan pada mata uang berbiaya rendah dan kemampuannya dalam mendukung aset perantara. DPK BSI juga tumbuh pesat yakni sebesar 10,43% year on year mencapai Rp 297 triliun yang didominasi oleh dana murah berupa konservasi air dengan share sebesar 38%.

Tabungan BSI Wadiah atau tabungan bebas margin tumbuh 10,38% year-on-year dan basis nasabah mencapai 13,9 juta dolar. Ini lebih dari 60% pelanggan. Selain itu, sebagian besar dana murah di BSI adalah tabungan yang tumbuh 8,75% y/y lebih tinggi dibandingkan industri sehingga nilai uangnya tetap terjaga.

Pencapaian ini membawa BSI menduduki peringkat ke-5 Tanah Air untuk bidang perekonomian. Selain itu dari sisi pembiayaan mampu menyalurkan sebesar 247 triliun rupiah atau tumbuh 15,89% year on year (y/y), dimana 54,62% ​​disalurkan ke segmen konsumer.

Pada triwulan I tahun 2024, aset BSI mencapai 358 triliun rupiah, meningkat 14,25% atau terbesar ke-3 di industri perbankan tanah air. Return on Asset (ROA) sebesar 2,51%, Return on Equity (ROE) sebesar 18,30%, dan Funding to Deposit Ratio (FDR) sebesar 83,05%.

Sedangkan Non-Problem Financing (NPF) Gross sebesar 2,01% mencerminkan kualitas pembiayaan perseroan yang terjaga sangat baik dengan tingkat loan-to-value di bawah 1% yaitu sebesar 0,88%. Sedangkan cash coverage mencapai 196,61% pada Maret 2024 yang merupakan inisiatif perusahaan untuk mencapai ambang batas minimal 200%.

Angka-angka tersebut menjadi salah satu indikator yang membuat kami optimis juga akan dibarengi dengan prospek saham BSI akan terus tumbuh perlahan meski bergejolak. Lanjut Rizky, Fundamental kuat, laporan keuangan sehat, detail segmen konsumen syariah yang tetap mengutamakan kepentingan masyarakat, kami yakin investor pasar modal akan mendapat apresiasi yang baik.

Sebagai gambaran, fundamental baik yang dibukukan BSI sejak lahir pada tahun 2021 membuat perseroan masuk dalam 6 besar bank dengan kinerja terbaik di perbankan nasional hingga setidaknya tahun 2023. Dari sisi aset, BSI menempati peringkat ke-6 dengan nilai Rp. 354 triliun atau meningkat 15,67% year on year. Tabungan murah menduduki peringkat ke-5 terbesar dengan Rp125 triliun, naik 7,08% YoY. Laba operasional sebelum pencadangan atau laba operasi sebelum pencadangan (PPOP) mencapai Rp 10,21 triliun, naik 8,7% YoY.

Pembiayaan konsumen sebesar Rp131 triliun tumbuh 15,66% YoY. Margin bunga bersih (NIM) sebesar 5,82%, tertinggi kedua di industri perbankan. Sedangkan laba bersih mencapai Rp6 triliun atau menduduki peringkat ke-6, tumbuh 33,88% YoY. Selain itu, cost of fund (CoF) merupakan yang terendah kedua di industri perbankan nasional sebesar 2,64%.

“Hasil kinerja ini menegaskan bahwa BSI meski masih terbilang muda namun mampu mempertahankan kinerja dan tumbuh secara berkelanjutan. Salah satunya terlihat pada harga dana yang membuktikan BSI sangat efisien sehingga keuntungannya lebih optimal,” ujarnya.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *