Mon. Sep 16th, 2024

Cerita Menteri Trenggono Hidupkan Ekosistem Budidaya Lobster di Indonesia

matthewgenovesesongstudies.com Jakarta Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan kerja sama dengan Vietnam akan menghidupkan kembali ekosistem budidaya lobster di Indonesia. Ekosistem yang kurang optimal ini menjadi kendala bagi pengembangan budidaya lobster nasional. “Karena ekosistem (budidaya lobster) belum berfungsi maksimal.” Tapi beginilah (kerja sama) ekosistem akan bekerja. Misalnya saja dari segi pakan ternak, selama ini kita mengandalkan penangkapan ikan yang tidak diinginkan, sedangkan Vietnam sudah punya industrinya sendiri,” jelas Menteri Trengono pada acara Indonesia Aquaculture Business Forum (IABF) 2024 di Jakarta, Senin (29/4/2024). 2024).

Melalui perjanjian kerja sama kedua negara, perusahaan Vietnam yang ingin memanfaatkan benih lobster transparan (BBL) harus melakukan kegiatan budidaya di Indonesia bekerja sama dengan perusahaan lokal Indonesia. Dengan proyek ini akan terjadi transfer teknologi dan etos kerja yang sangat penting bagi pengembangan budidaya lobster di tanah air.

Selain persoalan pakan ternak, lanjut Menteri Trengono, perusahaan yang memproduksi keramba lobster modern juga minim. Hal ini juga menimbulkan tantangan tersendiri dalam hal kerja sama yang sudah ada dengan Vietnam. Sejauh ini sudah ada lima perusahaan Vietnam yang masuk ke Indonesia, namun kegiatan pertanian belum bisa masif karena terbatasnya jumlah keramba.

Dengan demikian, lanjutnya, kerja sama perikanan dengan Vietnam tidak hanya akan menghidupkan kembali sektor hulu budidaya perikanan, namun juga industri hilir lobster, karena akan mendorong hadirnya perusahaan spin-off di kawasan tersebut.

Saya berharap lobster ini menjadi kekuatan kita ke depan,” pungkas Menteri Trengono

Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Pengendalian Bisnis ID FOOD, Dirgayuza Setiawan yang turut hadir sebagai narasumber pada acara IABF 2024 mengungkapkan keyakinannya terhadap masa depan peternakan lobster di Indonesia.

Menurutnya, Indonesia mempunyai kemampuan dari segi sumber daya alam dan manusia. Untuk mengembangkan budidaya lobster, lanjutnya, selain upaya pemerintah, peran swasta juga sangat penting.

Ia melihat sendiri budidaya lobster yang dikembangkan swasta di Bangsring, Banjuwangi.

“Indonesia sebenarnya bisa, kita punya sumber daya manusia yang cukup dan etos kerja kita sangat bagus. Tinggal dikembangkan saja. Dan saya kira ini (budidaya lobster Bangsring) bisa menjadi model yang dikembangkan oleh pihak swasta, selain itu dikembangkan oleh pemerintah (PCC),” jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengaku sulit membendung arus ekspor benih lobster ilegal dari Indonesia. Padahal, ada regulasi yang mendukung ekspor benih lobster transparan (BBL) mulai tahun 2021.

Diakui Trengono, sejak terbitnya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17 Tahun 2021 yang mengatur penghentian sementara ekspor benih lobster, masih banyak yang melarikan diri secara ilegal.

“Saya tidak bisa menghentikannya, jujur ​​saya tidak bisa menghentikannya, Peraturan Menteri KP itu kita ambil ketika saya hadir sebagai Menteri Perkapalan dan Perikanan, saya langsung keluarkan Peraturan Menteri KP Nomor 17 dan saya tutup yang namanya Eksportir BBL,” kata Menteri Trengono saat jumpa pers di Jakarta, Senin, 29 April 2024.

Setelah aturan tersebut berlaku selama 2 tahun, ia mengaku masih melihat BBL diekspor secara ilegal. Meski diakui beberapa penangkapan telah dilakukan. Namun angka tersebut masih jauh lebih rendah dibandingkan ekspor BBL ilegal.

“Dua tahun kemudian kami melakukan penyelidikan dan tidak bisa menghentikannya (kebocoran benih lobster). Ada yang tertangkap satu dua kali, tapi banyak juga yang lolos. Malah berlanjut di situ,” ujarnya.

Trengono mencatat, arus keluar benih lobster Indonesia terbesar adalah ke Vietnam. Stok yang datang dari Indonesia sangat banyak sehingga ia yakin industri lobster yang sedang berkembang di Vietnam bisa terhenti total jika berhasil dihentikan.

“Kalau kita tutup, Vietnam akan terhenti total karena tidak ada lagi BBL yang sampai ke sana. Namun kenyataannya, jumlahnya tetap sama dan jumlahnya signifikan. Dan pas saya tanya, pakai kaos biasa, apa yang terjadi, begini, mereka mengajak saya berkeliling desa, kalau besar, ramai,” jelasnya.

 

Lebih lanjut, Trengono mengaku tak ingin mengalami kerugian tambahan dalam hal tersebut. Oleh karena itu, telah diambil langkah-langkah untuk menjalin kerja sama dengan Vietnam.

Hal ini menunjukkan dibukanya kembali ekspor benih lobster dari Indonesia ke Vietnam. Syaratnya, ditanam dan dibudidayakan di Indonesia. Trengono akhirnya menjalin komunikasi dengan Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan (MARD) Vietnam untuk membuka kerjasama ini.

“Kalau seperti itu tidak bisa kita lakukan, yang terjadi kita harus bekerja sama, berkolaborasi. Itu sudah disetujui oleh menteri MARD di sana, lalu kita bicarakan, lalu menteri dari MARD juga datang ke Indonesia untuk tindak lanjuti sampai hari ini jelasnya.

 

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono bertujuan untuk meningkatkan budidaya ikan di Indonesia. Bahkan, dia ingin Indonesia mendominasi budidaya ikan dalam 10 hingga 15 tahun ke depan.

Budaya inilah yang menjadi kepedulian Menteri Trengono di sisa masa jabatannya yang berakhir pada Oktober 2024. Dengan penguatan budaya, diharapkan illegal fishing bisa ditekan.

“Saya bermimpi 10 sampai 15 tahun lagi Indonesia menjadi negara dengan sektor pertanian yang kuat, khususnya budidaya ikan, dan kalau kita punya kekuatan, kita hanya akan menangkap ikan-ikan khusus yang bernilai tinggi dan tidak bisa dibudidayakan,” kata Menkeu. dikatakan. Trengono. saat jumpa pers di Jakarta, Senin 29 April 2024.

Usai ditunjuk Presiden Joko Widodo (Yokowi) memimpin PKT, Trengono mengaku banyak mengunjungi negara-negara penganut kebudayaan. Temuan menunjukkan bahwa Indonesia tertinggal dalam sektor ini dibandingkan negara-negara yang dikunjungi.

“Saya telah melakukan perjalanan selama saya menjabat sebagai ketua PKC ini ke hampir banyak negara, dan sejujurnya menurut saya masih banyak hal yang tertinggal di sektor pertanian,” ujarnya.

Sejalan dengan Program Penangkapan Ikan Terukur (PIT), Trenggono ingin memperkuat budidaya ikan di Indonesia. Menurut dia, perikanan dalam jumlah tertentu bisa dikembangkan.

Pada saat yang sama, beberapa bidang tertentu masih perlu diperkuat, misalnya budidaya lobster. Maka ia mengambil langkah-langkah kerja sama dengan Vietnam untuk memperkuatnya. Perlu dicatat bahwa sekitar 5 perusahaan Vietnam ingin terlibat.

“Yang belum punya lobster, awalnya sporadis di Lombok, ada yang punya, ada yang dari Batam, ada juga yang dari Sulawesi, lalu ada yang dari Banyuwangi, Sibolga, tapi gagal.bagus,” jelasnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *