Mon. Sep 30th, 2024

Cerita Shalsadilla Nadya Prameswary, Wisudawan Terbaik FEB UGM dengan IPK Nyaris Sempurna

matthewgenovesesongstudies.com, Yogyakarta – Nama Shalsadilla Nadya Prameswari (21) bergema saat Universitas Gadja Mada (UGM) menggelar wisuda bagi 3.627 wisudawan program sarjana dan pascasarjana UGM, Rabu (28/8/2024). Bukan suatu kebetulan jika Shalsadilla menjadi wisudawan terbaik dengan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang nyaris sempurna, yakni IPK 3,93.

Berkat IPK tersebut, Shalsadilla menjadi wisudawan terbaik FEB UGM IV tahun akademik 2023/2024, Program Studi Manajemen, International University Program (IUP), Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), Fakultas Ekonomi dan Bisnis.  

Shalsadilla menyelesaikan S1-nya dalam waktu 3 tahun 10 bulan melalui kurikulum sibuk yang mencakup program gelar ganda spesialisasi bisnis internasional di FEB UGM dan Universitas Groningen.

“Saya pikir hal terbaik yang saya dapatkan dari belajar di luar pendidikan adalah teman, komunitas, dan jaringan. Saya selalu mengutamakan akademisi, tetapi saya tidak mengabaikan kegiatan ekstrakurikuler seperti organisasi, acara, dan kompetisi.” Selasa (3/9/2024).

Disibukkan dengan aktivitas perkuliahan, Shalsadilla aktif dalam berbagai kegiatan seperti Ikatan Keluarga Mahasiswa (IKAMMA) FEB UGM, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) PT UGM dan PPI Groningen.

Ia juga magang di Nike Europe Center dan 180 Degrees Consulting UGM di Belanda, serta menjadi sukarelawan di berbagai acara kampus.

Meski sibuk, Shalsa mengutamakan belajar dan belajar secara efektif. Ia mengaku punya prinsip pembelajaran tersendiri selama ini.  

“Prinsip utama saya dalam belajar adalah bermanfaat. Artinya, tenaga dan waktu yang dihabiskan untuk belajar benar,” jelas FEB lulusan terbaik UGM ini.

Shalsa artinya prinsip belajar efektif adalah dengan terlebih dahulu mengidentifikasi gaya belajar yang cocok untuk setiap individu. Apakah metode pembelajaran yang tepat adalah membaca mandiri, membaca kelompok, membaca ekstensif, atau mendengarkan ekstensif tentu akan berbeda-beda pada setiap orang.

Kemudian menentukan tingkat kesulitan setiap mata kuliah mulai awal semester. Kemudian cobalah aktif di kelas dan jangan sungkan untuk bertanya jika kurang paham dengan apa yang disampaikan guru.

 

Pencapaian tersebut tidak diraihnya dengan mudah, namun ia juga menghadapi tantangan dalam membangun rasa percaya diri untuk mengungkapkan ide dan pertanyaannya di dalam kelas. Namun, ia berhasil mengatasi keraguan dirinya.

“Saya pikir dedikasi, tekad, dan dukungan keluarga saya terhadap studi saya adalah hal yang menopang saya sepanjang perjalanan universitas saya,” katanya.

Berkat rasa percaya diri tersebut, berbagai penghargaan diraihnya: McKinsey Awarded Consulting Fellowship Program (2024), NUS Business School Summer Program (2024), 1st Ganesha Business Festival International Mini-Case Competition (2023), IESC 2nd Meeting Business Case Kompetisi (2022) dan Juara 1 Kompetisi Demonstrasi Mini-Kompetisi (2022).

Baginya, prestasi yang diraihnya saat ini belum bisa dibandingkan dengan nilai-nilai yang ditetapkan FEB UGM, salah satunya terkait kebebasan akademik. Nilai kebebasan akademik memungkinkan dilakukannya penelitian.

“Pemikiran-pemikiran ini membantu saya untuk terus bereksplorasi dan memiliki rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang baru itu penting karena menurut saya itu menjadi titik awal pembelajaran,” imbuhnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *