Fri. Sep 20th, 2024

Cerita Tim Langit Bentangkan Bendera Raksasa di Bandung Barat: Alat Terjepit Hingga Menantang Maut

matthewgenovesesongstudies.com, Bandung – Masyarakat Indonesia punya banyak acara untuk merayakan hari istimewa tersebut. Mulai dari penyelenggaraan lomba dan kelas hingga pengibaran bendera merah putih besar.

Para pecinta alam, anak sekolah dan instansi pemerintah dari berbagai wilayah Bandung Barat berkumpul di Maunga Hawu, Batu Pabeasan Mandala 125, Desa Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), untuk menggalang Check out pada 17 Agustus 2024.

Pengibaran bendera dilakukan oleh 12 orang warga setempat yang memiliki sertifikat panjat tebing profesional. Budi Bako (30) adalah salah satu dari dua belas yang dikenal sebagai kelompok surgawi.

Melihat bendera merah putih menjadi momen tak terlupakan baginya. Pasalnya, bendera berukuran 30×20 itu merupakan lambang negara yang sangat ia cintai.

Meski menghadapi kesulitan, ia tetap percaya diri dengan pekerjaan yang diberikan. Karena gagal, Budi harus bergelantungan di tepi tebing setinggi 70 meter di atas permukaan tanah.

Keterampilan memanjatnya tidak perlu diragukan lagi. Ia juga memegang sertifikat panjat tebing profesional.

“Ngomong-ngomong, penggemar [panjat tebing] sudah menjadi teman. Kalau ada rasa takut, bisa dikurangi,” ujarnya.

Menurut Budi, cara mengatasi rasa takut saat mengibarkan bendera adalah dengan mempercayai peralatan yang digunakan. Namun, tergantung peralatannya, itu saja tidak cukup.

Budi mengatakan, berlatih sebelum menikah adalah hal yang paling penting untuk menghilangkan kesalahpahaman dalam perjalanan. Jika Anda salah menempatkan posisi atau pemasangan, nyawa Anda terancam.

Ia juga mengatakan perlunya memastikan program pelatihan berjalan lancar. Banyak hal yang harus diperhatikan, seperti pemasangan peralatan, keselamatan, dan lain-lain bagi pendaki.

Makanya luasnya luas sekali. Pembuatan jalan 4 hari, pembuatan lift 2 hari. Kurang lebih seminggu, ujarnya.

Untuk memberi jalan bagi para pendaki, kata Budi, mereka harus memutari bagian belakang batu untuk mendaki.

“Setelah trek dibangun, [instalasi lain] akan dilakukan dengan relay.”

Meskipun memiliki pengalaman dan pelatihan menyeluruh, ia lemah ketika diuji oleh alam. Akibatnya, prosesi pengibaran bendera terhambat.

Bendera besar Indonesia awalnya ditanam di atas batu, namun sehari sebelum pelaksanaannya ditanam secara horizontal. Dikatakannya, mulai 16 Agustus 2024, angin kencang akan bertiup pada siang hingga sore hari. Cuaca mempengaruhi peralatan pendukung bendera.

“Agak menantang karena tadi malam anginnya kencang sekali karena bendera sudah dikibarkan sejak kemarin malam [16 Agustus], jadi alatnya,” ujarnya.

Alhasil, tim udara harus bergelut dengan masalah tersebut selama lima hingga sepuluh menit. Lagu Kebangsaan Indonesia beberapa kali dikumandangkan sambil menjaga kawasan dan menunggu para pembawa bendera menyelesaikan masalah.

“Tapi alhamdulillah bisa diselesaikan dengan cepat dan bendera bisa dikibarkan,” kata Budi.

Dulu konferensi khusus Indonesia pernah diadakan di kawasan ini. Ketua Panitia Pengibaran Bendera Batu Mandala Gigirt 125 Pabeasan mengatakan, tradisi pemasangan bendera Hendri di batu tersebut merupakan wujud rasa syukur atas kekayaan alam yang begitu indah.

“Kami mencintai apa yang Tuhan berikan kepada kami. Orang Sunda bilang ini tempat kami bermain,” ujarnya.

Ia menyetujui kegiatan ini akan diadakan di tempat wisata ini setahun sekali dalam rangka HUT ke-79 Republik Indonesia. Namun, dia bertahan selama 4 tahun.

“Kami menjalin hubungan selama sekitar 4 tahun sebelum kami mengambil cek ini.”

Hendry mengatakan timnya mulai melakukan persiapan sekitar sebulan lalu. Pembuatan bendera, pembukaan pintu masuk jalan, dll.

“Kami hanya diberi waktu satu bulan untuk persiapan. Tapi alhamdulillah berjalan lancar,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Karang Taruna RW 19 Padalarang mengatakan, bendera tersebut merupakan yang terbesar di Bandung Barat. Bendera tersebut berukuran 30×20 meter dan berat mencapai 130 kilogram.

Ia mengatakan, tim langit yang mengibarkan bendera di batu tersebut merupakan warga setempat yang memiliki sertifikat panjat tebing profesional.

“Makanya perlu ada kelompok khusus yang mengibarkan bendera di batu itu. Alhamdulillah mereka [kelompok pendukung] punya sertifikatnya,” ujarnya.

Pengarang: Arbi Salim

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *