Thu. Oct 3rd, 2024

Cerita Tumenggung Tarib, Berhasil Sekolahkan Sang Cucu Buktikan Orang Rimba Suku Anak Dalam Bisa Berprestasi

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Orang Rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) Salah satu pimpinan kelompok Tarib (Tumenggung) melihat masa depan lebih cerah. Pasalnya MT Pauzan, cucunya mampu menyelesaikan studinya di Universitas Bogor Jawa Barat.

MT Pauzan yang lahir di Jambi dekat Taman Nasional Bukit Dua Bellas dan menghabiskan masa kecilnya di Kelompok Anak SAD, kini telah memperoleh gelar B.Sc.

Pernah belajar di Politeknik Pembangunan dan Pertanian (Polbantan) Bogor. Cucunya lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) memuaskan yakni 3,26.

Setelah keluar dari hutan, ia memulai hidup baru di Dusun Pal McMur, Er Pana, Desa Bukit Suban, Sarolangun, Jambi, Pauzan. Berkat bimbingan Tumenggung Tarib, ia bisa bersekolah.

Perjalanan pendidikan Pauzan tidaklah mudah. Ia merasa apa yang dilakukannya selama di sekolah tidak ada gunanya. Hal inilah yang menyebabkan Pauzan memutuskan untuk kabur dan putus sekolah saat masih duduk di bangku SMA.

“Saat itu saya merasa tidak bisa pergi bersama teman-teman saya yang lain, dan saya melihat teman-teman seusia saya bermain setiap hari. Akhirnya mempengaruhi saya dan saya berpikir untuk apa bersekolah, tidak ada gunanya,” kata Pauzan, menjelaskan mengapa dia lari dari sekolah. Kamis (15/8/2024) dari pihak sekolah melalui keterangan tertulis.

Untungnya, kakeknya memberinya beberapa nasihat saat itu. Bahkan, ia mengkritik Pausan yang terkesan kurang memahami nilai pendidikan.

Tumenggung Tarib masih ingat betapa sedihnya menemani guru sekolah mengantar cucunya ke kelas. Ia bahkan sempat bertemu dengan PT Sari Aditya Loka, manajer Grup Astra Agro, perusahaan perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di Sarolangun, Jambi.

“Saya minta pihak perusahaan membantu saya menginformasikan kepada para guru agar cucu saya bisa bersekolah kembali,” kata Tumengung Tarib dalam bahasa Indonesia yang terkadang masih tercampur dengan bahasa dan dialek Orang Rimba.

 

Kerja keras Tumenng Tarib membuahkan hasil karena cucunya mampu melanjutkan pendidikan. Setelah lulus SMA, Pauzan masuk ke SMK Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Direkam dari Yogyakarta, Polbantang, Bogor. Pauzan diumumkan lulus dan diwisuda pada Kamis, 8 Agustus 2024.

“Perusahaan kelapa sawit ini sangat bagus,” kata Tarib usai menyelesaikan Pauzan. Perusahaan membantu dalam segala hal.

Pembelajaran yang diikuti Pauzan merupakan bagian dari program penyadaran PT Sari Aditya Loka. Dengan motto “Bloom with the People”, perusahaan ini ingin memberikan kontribusi terhadap pembangunan masyarakat.

Selain pendidikan, program CSR fokus pada sektor lingkungan, kesehatan, dan ekonomi.

“Saya tidak tahu apa jadinya kalau dia tetap tidak mau sekolah,” kata Tumenggung Tarib.

“Yang jelas pendidikan itu penting untuk masa depan, bersekolah mengajarkan apa yang baik dan buruk, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh, mengambil atau mencuri apa yang bukan miliknya,” ujarnya. .

 

Tumengung Tarib mengatakan, seiring dengan banyaknya perubahan masyarakat, budaya dan norma tradisional sepertinya mulai ditinggalkan.

“Dulu kami tidak bersekolah, tapi kami tahu aturannya. Namun kini karena kuatnya pengaruh lingkungan, aturan adat itu seolah-olah sudah dilupakan,” ujarnya.

Bahkan, Tumengung Tarib yang biasa disapa H Jaelani mengatakan, komunitas SAD sebelumnya menolak adanya praktik pencurian.

Ada hukum adat yang berlaku ketika orang SAD merampas hak orang lain, termasuk memanen buah sawit milik perusahaan.

Sebagai Tumenggung, ia selalu mengingatkan warga untuk bertindak sesuai hukum. Tumenggung Tarib ingin memberi contoh sebagai pemimpin masyarakat.

“Salah satunya memastikan komunitas Orang Rimba SAD bisa bersekolah dan lulus perguruan tinggi,” kata Tarib.

“Kalau sebelumnya dia tidak mau sekolah, mungkin dia terpengaruh secara buruk,” tutupnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *