Fri. Sep 20th, 2024

CGAS Siapkan Rp 230 Miliar Bangun Stasiun LNG di Karawang

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) menyiapkan belanja modal (capex) sebesar Rp 230 miliar pada 2024. Investasi utama akan digunakan untuk pembangunan stasiun gas alam cair (LNG) di Lapangan Galian Zona Tambun 7 Regional 2 di Pakis, Karawang, Jawa Barat. “Belanja modal kami untuk 4 stasiun LNG sekitar Rp 230 miliar. Termasuk dana hasil IPO,” kata Andika Purwonugroho, Presiden dan Direktur PT Citra Nusantara Gemilang Tbk, Senin (25/2/2024).

Secara spesifik, nilai investasi LNG station di Galian Field Tambun Zona 7 Regional 2 di Pakis, Karawang, Jawa Barat sebesar Rp 161,5 miliar.

Dengan kapasitas 1,5 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), perseroan akan menggandeng PT GT Ladang Teknik dan Jianyang Greenfir New Energy Equipment Co Ltd (GreenFir) untuk mengerjakan proyek ini.

Selain itu, belanja modal tahun ini sekitar Rp35 miliar untuk stasiun Compressed Natural Gas (CNG) di Grobogan, Jawa Tengah, dan Manyar, Jawa Timur. Lalu sekitar Rp 15 miliar untuk CNG Majalengka-Jawa Barat.

“Untuk CNG Majalengka-Jawa Barat sekitar Rp 15 miliar karena kapasitasnya lebih rendah,” jelas Andika. Dana dari IPO

Dana yang digunakan untuk belanja modal pada tahun 2024 sebagian besar akan bersumber dari dana IPO yang akan didukung oleh modal korporasi. Diketahui, perseroan menghimpun dana Rp 179,62 miliar melalui IPO.

Berdasarkan prospektus, dana IPO sebanyak 90 persen diperuntukkan untuk pembangunan stasiun LNG (liquefied natural gas) di Lapangan Galian Tambun Zona 7 Regional 2. Penggunaan dana tersebut masuk dalam kategori belanja modal.

Sekitar 10% dana IPO akan digunakan perseroan sebagai modal kerja. Penggunaan dana tersebut dikategorikan sebagai beban operasional (Opex). Dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I, apabila dilaksanakan oleh pemegang saham, akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja Perseroan.

Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 19-23 Februari 2024 didorong oleh sektor saham teknologi dan keuangan. Selain IHSG, rata-rata nilai transaksi harian juga mengalami penurunan selama sepekan.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dirilis Sabtu (24/2/2024), IHSG turun 0,55 persen ke level 7.295,09 dari level pekan lalu di level 7.335,54. Begitu juga batas minggu ini. Kapitalisasi pasar turun 0,27 persen menjadi Rp11.572,22 triliun dibandingkan Rp11.603,01 triliun pada pekan sebelumnya.

Rata-rata frekuensi perdagangan harian juga turun 2,01 persen menjadi 1.268.643 perdagangan dari 1.294.615 perdagangan pada minggu lalu. Rata-rata volume perdagangan harian juga menurun. Selama sepekan, rata-rata volume perdagangan harian turun 13,08 persen menjadi 15,04 miliar lembar saham, dibandingkan 17,72 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.

Selain itu, rata-rata nilai perdagangan harian saham turun 26,56 persen menjadi Rp10,15 triliun dari pekan lalu Rp13,82 triliun. Investor asing mencatatkan penjualan saham senilai Rp 1,05 triliun pada Jumat 23 Februari 2024. Sepanjang sepekan, investor asing mencatatkan pembelian saham senilai Rp 1,02 triliun. Selama tahun 2024, pembelian saham investor asing mencapai Rp 21,08 triliun.

BEI juga mencatat sebanyak 18 perusahaan akan mencatatkan sahamnya di BEI sepanjang tahun 2024. Sehingga total perusahaan yang tercatat di BEI menjadi 920 perusahaan.

Kajian PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk, IHSG melemah dipimpin oleh sektor saham teknologi dan keuangan yang masing-masing melemah 1,43% dan 0,68% terhadap indeks saham.

Pekan ini, pelaku pasar menerima data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang kuat. Selain itu, klaim pengangguran awal yang lebih rendah dari perkiraan mendukung data pasar tenaga kerja yang kuat pada bulan Januari. “Hal ini memberikan ruang tambahan bagi Federal Reserve (Fed) untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi karena inflasi tetap kuat,” tulis Ashmore.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan sebesar 6%, seperti yang diharapkan. Di sisi lain, pertumbuhan global direvisi dari 2,8% menjadi 3%. “BI masih memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada paruh kedua tahun 2024 dan juga melihat ruang untuk penurunan suku bunga pada paruh kedua,” tulis Ashmore.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *