Fri. Oct 4th, 2024

Cianjur Sukses Turunkan Angka Stunting dari 41 Persen Jadi 13 Persen, Pakai Strategi Apa?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta. Angka tersebut menjadikan Cianjur sebagai salah satu daerah yang sering terjadi stunting. Kini, pada tahun 2022, angka stunting di sana turun drastis menjadi 13,6 persen.

Melihat penurunan yang signifikan dalam waktu sekitar delapan tahun bukanlah satu-satunya cara yang dilakukan Cianjur. Ada berbagai intervensi untuk mengurangi angka stunting di wilayah ini.

Dukungan anggaran tentu menjadi aspek penting yang membuktikan bahwa pemerintah daerah menaruh perhatian pada upaya pengurangan backlog. Kemudian, Kepala Departemen Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Chianjur, Dr. Nenden Evi Wulandari.

Inovasi program yang diterapkan di Cianjur mulai dari Jufe atau Jum’at Minum FE (besi), Gebraki sangrai atau kegiatan bersama kasih sayang orang tua untuk mengatasi backlog.

Lalu ada program Permata Camilla yang dilaksanakan di 32 kecamatan, 47 puskesmas, 157 desa, dan 137 gerai makanan. Dalam program tersebut, Nenden mengungkapkan, makanan yang diberikan pada saat intervensi pengereman ini bekerja sama dengan Persatuan Ahli Gizi Cianjur. membuat menu yang konsisten dengan tujuan nutrisi. Sebelum didistribusikan melalui posko pangan, pangan melalui proses pengujian dan evaluasi (food test).

Pada program Permata Kamila, Dinas Kabupaten Cianjur memberikan edukasi dan penyuluhan gizi selain pemberian makanan di feeding place.

“Edukasi dan nasehat gizi sangat penting bagi para ibu agar mereka dapat menerapkan materi yang diberikan dalam program Permata Camila untuk mengubah pola makan di rumah dari nasi kecap menjadi pangan lokal yang bernilai gizi,” kata Nenden.

 

Sejak program ini dimulai, sebanyak 4.371 anak penderita masalah gizi berhasil mencapai status gizi normal setelah mengikuti program Permata Camila. Selain itu, ibu hamil dengan masalah gizi juga berhasil meningkatkan berat badannya sesuai target.

“Ada tren penurunan prevalensi pengereman setelah program intervensi dilaksanakan,” ujarnya.

Stunting masih menjadi tugas rumah tangga yang perlu segera dikurangi di Indonesia. Berdasarkan data tahun 2022, angka stunting secara nasional mencapai 21,6 persen menurut Survei Gizi Indonesia (SSGI). Sembilan tahun sebelumnya sangat tinggi mencapai 37,2 persen. 

Presiden Joko Widodo bertujuan untuk menurunkan tingkat stagnasi menjadi 14 persen pada tahun 2024. Ia pun mengakui angka tersebut ambisius.

“Tapi kalau tidak (target 14 persen), kita tidak akan bekerja keras untuk mencapainya,” lanjut Jokowi pada Rakernas Kesehatan ICE BSD beberapa waktu lalu.

Stunting merupakan suatu kondisi kekurangan gizi kronis yang membuat anak lebih pendek dibandingkan anak lainnya. Tak hanya itu, anak stunting memiliki kecerdasan yang lebih rendah.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *