Fri. Sep 20th, 2024

Dampak Buruk Tidur Berlebihan, Bisa Picu Depresi hingga Meningkatkan Risiko Kematian

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Tidur merupakan kebutuhan vital bagi manusia untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Namun tahukah Anda bahwa terlalu banyak tidur, seperti kurang tidur, dapat berdampak buruk bagi kesehatan?

Menurut laporan dari WebMD, beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidur berlebihan dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, termasuk diabetes, penyakit jantung, dan bahkan peningkatan risiko kematian.

Namun, harus diingat bahwa dua faktor lain yang sangat terkait dengan tidur berlebihan: depresi dan status sosial ekonomi rendah. Kedua faktor ini mungkin menjadi alasan dampak negatif kesehatan yang diamati.

Misalnya saja, masyarakat dengan status sosio-ekonomi rendah mungkin mempunyai akses yang lebih kecil terhadap layanan kesehatan sehingga memiliki lebih banyak penyakit yang tidak terdiagnosis, seperti penyakit jantung, yang pada akhirnya dapat menyebabkan tidur berlebihan.

Jumlah tidur yang Anda butuhkan tidak selalu sama. Kebutuhan ini bervariasi tergantung pada usia, tingkat aktivitas, kesehatan umum, dan kebiasaan gaya hidup.

Misalnya, saat masih anak-anak, Anda membutuhkan lebih banyak tidur dibandingkan orang dewasa. Memasuki masa remaja, kebutuhan tidur semakin berkurang dan orang dewasa biasanya membutuhkan waktu tidur 7 hingga 8 jam per malam.

Namun, kebutuhan tidur Anda mungkin berubah dalam situasi tertentu. Misalnya, saat Anda stres, sakit, atau lelah, Anda mungkin merasa perlu tidur lebih banyak. Sebaliknya, saat Anda bersemangat atau energik, Anda mungkin kurang tidur.

Penting untuk memperhatikan tubuh Anda dan kebutuhan tidurnya. Jika Anda merasa lelah dan kekurangan energi di siang hari, Anda mungkin perlu lebih banyak tidur.

Namun, jika Anda merasa sulit bangun di pagi hari atau merasa lelah setelah tidur 8 jam, Anda mungkin perlu mengurangi waktu tidur Anda.

Bagi penderita hipersomnia, tidur terlalu banyak bukan hanya sekedar kebiasaan, tapi juga merupakan gangguan kesehatan. Kondisi ini menyebabkan rasa kantuk berlebihan sepanjang hari, yang tidak kunjung hilang bahkan setelah tidur siang. Orang yang menderita hipersomnia juga banyak tidur di malam hari. Gejala lain yang menyertai hipersomnia adalah kecemasan, kurang energi, dan masalah daya ingat.

Apnea tidur obstruktif, suatu kelainan yang menyebabkan seseorang berhenti bernapas selama beberapa saat saat tidur, juga dapat meningkatkan kebutuhan tidur. Hal ini terjadi karena sleep apnea mengganggu siklus tidur normal.

Selain gangguan tidur, ada faktor lain yang bisa menyebabkan Anda tidur berlebihan. Faktor-faktor ini termasuk penggunaan alkohol, obat resep, depresi, dan faktor individu yang memerlukan lebih banyak tidur.

Penting untuk diperhatikan bahwa tidak semua orang yang berjalan sambil tidur mengalami kelainan ini. Jika Anda merasa kebutuhan tidur Anda berlebihan dan mengganggu aktivitas sehari-hari, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Meski tidur merupakan kebutuhan vital manusia, namun terlalu banyak tidur dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Selain rasa kantuk dan kelelahan yang mendasar, tidur berlebihan bisa menjadi gejala dari beberapa masalah kesehatan yang serius.

1.Diabetes

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan tidur yang tidak sehat, baik terlalu banyak atau terlalu sedikit, dapat meningkatkan risiko diabetes. Hal ini menunjukkan bahwa menjaga pola tidur yang teratur dan benar sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh, termasuk mencegah penyakit diabetes.

2. Obesitas

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa terlalu banyak tidur, serta kurang tidur, dapat meningkatkan risiko obesitas. Orang yang tidur 9 hingga 10 jam setiap malam memiliki kemungkinan 21% lebih besar untuk mengalami obesitas dalam jangka waktu 6 tahun dibandingkan dengan mereka yang tidur 7 hingga 8 jam.

Hubungan ini tetap ada setelah memperhitungkan asupan makanan dan olahraga. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tidur optimal untuk menjaga berat badan ideal adalah 7 hingga 8 jam per malam.

Orang yang rentan sakit kepala mungkin tidur lebih lama dari biasanya di akhir pekan atau hari libur. Para peneliti meyakini bahwa efek tidur berlebihan pada neurotransmiter di otak, seperti serotonin, dapat menyebabkan sakit kepala. Selain itu, tidur siang yang berlebihan dan tidur malam yang terganggu juga dapat menyebabkan sakit kepala di pagi hari.

4. Sakit punggung

Dahulu, penderita sakit punggung disarankan untuk cukup tidur. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa istirahat berlebihan tidak mendorong pemulihan. Faktanya, mempertahankan aktivitas fisik pada tingkat tertentu dapat membantu meredakan sakit punggung.

Dokter kini menyarankan pasiennya untuk tetap aktif dan, jika mungkin, tidak tidur lebih lama dari biasanya. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan saran terbaik mengenai aktivitas dan istirahat yang tepat untuk mengatasi sakit pinggang.

Depresi tidak hanya dikaitkan dengan insomnia, tetapi juga dengan tidur berlebihan. Sekitar 15% penderita depresi mengalami tidur berlebihan, yang dapat memperburuk kondisinya. Kebiasaan tidur yang teratur sangat penting untuk proses pemulihan depresi. Oleh karena itu, penderita depresi yang tertidur perlu mencari bantuan untuk mengatasi masalah ini dan meningkatkan peluang kesembuhan.

6. Penyakit jantung

Sebuah penelitian kesehatan yang melibatkan hampir 72.000 wanita menunjukkan adanya hubungan menarik antara tidur berlebihan dan penyakit jantung koroner. Wanita yang tidur 9 hingga 11 jam semalam memiliki kemungkinan 38% lebih besar menderita penyakit jantung dibandingkan wanita yang tidur 8 jam.

Para peneliti masih belum mengetahui alasan hubungan ini, namun temuan ini menunjukkan bahwa durasi tidur yang optimal mungkin berperan penting dalam menjaga kesehatan jantung.

7. Meningkatkan risiko kematian

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidur 9 jam atau lebih per malam memiliki angka kematian lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidur 7 hingga 8 jam. Alasan pasti dari korelasi ini belum diketahui, namun penelitian menemukan bahwa depresi dan status sosial ekonomi rendah juga berhubungan dengan tidur yang lebih lama. Para peneliti percaya bahwa faktor-faktor ini mungkin terkait dengan peningkatan angka kematian akibat menginap.

Jika Anda terbiasa tidur lebih dari 7-8 jam setiap malam, tanyakan kepada dokter untuk dilakukan pemeriksaan. Dokter dapat membantu Anda mencari penyebab tidur berlebihan dan memberikan solusi yang tepat.

Jika penyebabnya adalah alkohol atau obat resep tertentu, mengurangi atau menghentikan penggunaannya mungkin bisa membantu. Namun, jangan berhenti mengonsumsi obat resep tanpa anjuran dokter. Jika tidur berlebihan disebabkan oleh kondisi medis lain, mengobatinya dapat membantu Anda kembali ke pola tidur normal.

Apa pun penyebabnya, praktik tidur yang baik dapat membantu Anda mendapatkan tidur yang sehat selama 7 hingga 8 jam setiap malam. Pertahankan konsistensi waktu tidur dan waktu bangun, hindari kafein dan alkohol sebelum tidur, rutin berolahraga, dan ciptakan lingkungan tidur yang nyaman.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *