Thu. Sep 19th, 2024

Dampak Buruk Uap Rokok Elektrik Bukan Cuma pada Manusia, Juga Lingkungan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta menunjukkan uap rokok elektrik atau vape tidak hanya berdampak pada manusia tetapi juga lingkungan.

Menurut Aditya Wirawan, dosen Departemen Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), vape dan emisi bebasnya banyak mengandung racun nikotin. Hal ini dapat menjadi sumber pencemaran lingkungan.

“Uapnya dapat meningkatkan kadar nikotin dan partikel halus (PM2.5) di udara dalam ruangan, meski kadarnya lebih rendah dibandingkan rokok biasa,” jelas Aditya dan mengutip laman resmi UI, Sabtu (22/06/2024). .

Selain itu, uap rokok elektrik juga mengandung senyawa organik yang mudah menguap dan logam yang dapat berkontribusi terhadap polusi udara dalam ruangan.

“Meski belum banyak penelitian yang menjelaskan efek pasti vaping pada tanaman, bahan kimia tertentu dalam uap, seperti logam berat dan senyawa organik yang mudah menguap, dapat merusak tanaman jika terakumulasi dan terkumpul dalam jumlah besar.”

Kandungan nikotin pada uap rokok elektrik juga berdampak buruk bagi hewan. Nikotin dalam uap vape bersifat racun bagi banyak hewan dan dapat menyebabkan keracunan jika terhirup secara teratur dalam jumlah banyak atau jika e-liquid vape tertelan.

Sementara bagi orang sekitar, vaping juga memiliki risiko tersendiri. Orang yang terpapar uap rokok elektrik disebut perokok pasif.

Paparan asap rokok pasif tidak sama dengan paparan asap rokok biasa.

Menurut Action on Smoking and Health (ASH), banyak zat berbahaya yang ditemukan dalam asap rokok biasa tidak terdapat dalam vaping. Kalaupun ada, angkanya sangat rendah, kurang dari 1 persen.

Meskipun efeknya mungkin berbeda dengan asap rokok biasa, paparan asap rokok tetap menimbulkan risiko kesehatan.

Efek samping paparan asap vape pada vape bekas antara lain: iritasi saluran pernafasan, bronkitis, sesak napas, eksaserbasi asma dan masih banyak lagi.

Paparan perokok pasif dapat menyebabkan gangguan kesehatan pernafasan yang serius, terutama pada anak-anak dan penderita gangguan pernafasan.

Saat ini, dampak kesehatan yang mungkin dialami oleh perokok vape antara lain: iritasi saluran napas akibat bronkitis akut, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), cedera paru akibat rokok elektrik atau vaping (EVALI).

“Waktu yang dibutuhkan seseorang untuk merasakan efek vaping bisa berbeda-beda tergantung berbagai faktor seperti sensitivitas seseorang terhadap nikotin dan jumlah yang dihirupnya,” kata Aditya.

Efek tertentu bisa cepat terasa setelah menghirup uap dari vape, apalagi jika vape tersebut mengandung nikotin. Efek ini dapat terjadi dalam hitungan detik hingga menit setelah terhirup.

Beberapa kemungkinan efek samping termasuk peningkatan energi, sedasi, atau efek nikotin lainnya, tergantung pada sensitivitas individu terhadap toleransi nikotin.

Aditya menambahkan, peningkatan pengguna vape dalam beberapa tahun terakhir patut menjadi perhatian.

Peningkatan ini mengikuti peningkatan laporan infeksi paru-paru terkait vaping, atau EVALI. Menurut Aditya, hal ini bisa menimbulkan masalah kesehatan masyarakat baru.

Meski vape memiliki khasiat yang berbeda, namun hal ini tidak menjadi alasan untuk menjadi alternatif pengganti rokok biasa, karena keduanya mengandung nikotin, karsinogen, dan zat beracun lainnya.

“Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat untuk memahami dan menyebarkan pesan bahwa merokok tidak boleh dianggap lebih aman dibandingkan rokok biasa,” ujarnya.

Selain itu, ada risiko lain yang bisa terjadi. Namun, penelitian masih berlangsung untuk memperjelas hubungan antara penggunaan rokok elektrik dan kerusakan paru-paru atau masalah kesehatan lainnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *