Tue. Sep 24th, 2024

Dampak Ngeri Judi Online untuk Kesehatan Mental, Bisa Sampai Depresi

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Judi online atau judo memberikan dampak yang besar bagi kesehatan, termasuk kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, bahkan pikiran untuk bunuh diri. Demikian dilansir psikolog Novi Poespita Candra dari Universitas Gajah Mada (UGM).

“Judi online mempengaruhi kesehatan mental karena dapat menyebabkan gangguan mental seperti kecemasan, depresi, ketidakberdayaan bahkan pikiran untuk bunuh diri,” kata Novy.

Dari segi kesehatan fisik juga berpengaruh. Novy menjelaskan, perjudian online juga berdampak pada kesehatan lainnya, terutama kesehatan fisik akibat kelelahan kronis dan kesehatan emosional, karena kecanduan judi online cenderung sensitif.

Ada juga dampak perjudian online terhadap kesehatan sosial. Seseorang yang telah didiagnosis dengan kecanduan judi online biasanya menutup diri dalam lingkungan sosial dan interaksi.

Belum lagi kesehatan keuangan yang juga memburuk akibat meningkatnya kewajiban utang. Dalam beberapa kasus, penjudi online seringkali melibatkan orang-orang terdekat sebagai penjamin utangnya tanpa izin dari kerabat atau keluarga.

“Mereka sering berbohong karena punya banyak hutang atau pinjaman. Mereka juga lebih rentan bermasalah dengan orang yang dicintainya sehingga menjadi sensitif terhadap konflik,” kata Novi mengutip Antara. Menghadapi orang-orang terdekat Anda yang kecanduan judi online

Ketika berhadapan dengan anggota keluarga dan pecandu judi online, mereka membutuhkan dukungan sistem pendukung untuk berhenti. 

Novy mengatakan, dibutuhkan kesadaran diri untuk mau berkomunikasi atau bersuara untuk menemukan akar permasalahan dan cara mengatasinya.

Jika perjudian online karena motif ekonomi, maka segera cari solusi dan atasi masalahnya.

Namun jika masalahnya adalah kesenangan, maka perlu dibatasi aksesnya dan dialihkan ke aktivitas lain yang lebih produktif dan bermakna, seperti ibadah atau meditasi.

Dengan demikian, seseorang yang kecanduan judi online diharapkan mampu membangun makna tersendiri dan meraih kebahagiaan.

 

Kemudian dukung orang tersebut untuk bergabung dengan komunitas yang baik atau dicintai. Sehingga pikirannya sibuk dengan hal-hal baru yang lucu. 

“Anda juga bisa mengikuti kegiatan atau komunitas belajar positif lainnya. Jika segala upaya sudah dilakukan namun belum maksimal, maka Anda bisa mencari bantuan profesional, misalnya psikolog, untuk membantu Anda,” kata Novy.

Ketua Satgas Pemberantasan Judi Online, Hadi Tyahyanto menemukan, dua persen dari total pemain judi online di Indonesia adalah anak-anak di bawah usia 10 tahun. Dua persennya adalah sekitar 80.000 anak.

“Korban di masyarakat, menurut demografi perjudian online, berusia di bawah 10 tahun, pemainnya ada 2 persen. Totalnya ditemukan 80.000,” kata Hadi dalam konferensi pers yang digelar di Kementerian Koordinator Bidang Politik. , Kantor Hukum dan Keamanan, Rabu (19 Juni 2024).

Selain itu, terdapat 11 persen penjudi online berusia antara 10-20 tahun. Jumlahnya kurang lebih 440 ribu orang.

Sedangkan 13 persen terdaftar pada usia 21-30 tahun, totalnya 520 ribu.

Penjudi online yang paling banyak ditemukan adalah masyarakat berusia 30-50 tahun, yaitu sebesar 40 persen atau 1.640.000. Sisanya sebesar 34 persen atau 1.350.000 orang berusia di atas 50 tahun.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *