Thu. Oct 10th, 2024

Debat Terbuka DK PBB: Retno Marsudi Serukan Kepemimpinan yang Inklusif untuk Perdamaian Dunia

New York matthewgenovesesongstudies.com – Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, mengatakan pada debat publik tingkat tinggi Dewan Keamanan PBB dengan tema “Memimpin Perdamaian: Persatuan untuk mewujudkan Piagam PBB dan mengupayakannya masa depan yang aman” bahwa Kepemimpinan global penting dalam mencapai perdamaian, terutama dalam konflik yang sudah berlangsung lama seperti Palestina.

Dalam pidatonya, Menlu Retno menyampaikan kekhawatirannya bahwa rakyat Palestina belum mencapai perdamaian. Hal ini menyoroti penderitaan rakyat Palestina, dengan 41.000 orang tewas, jutaan orang terpaksa mengungsi dan akses terhadap bantuan kemanusiaan diblokir sepenuhnya.

“Ketika kemanusiaan kita yang paling mendasar dipertanyakan, itu merupakan tanda kegagalan kepemimpinan damai,” ujarnya, Kamis (26 September 2024), mengutip laman Kemlu.go.id.

Menlu Retno menegaskan, tidak akan ada perdamaian tanpa penghormatan terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah.

Ia mengenang, dengan hadirnya pasukan penjaga perdamaian UNIFIL, dunia sedang fokus pada kemungkinan terjadinya perang besar di Lebanon.

Dalam konteks ini, Menlu Retno menekankan pentingnya memulihkan kredibilitas dan kepercayaan terhadap Dewan Keamanan PBB. Reformasi Dewan Keamanan dipandang sebagai prioritas utama untuk memastikan kepemimpinan yang lebih efektif dalam menjaga perdamaian.

Menlu Retno menekankan dua poin penting dalam pidatonya:

Pertama, pentingnya kepemimpinan demokratis dalam mencapai perdamaian.

“Tidak ada yang lebih mendesak saat ini selain membangun perdamaian di Gaza.”

Menlu Retno menekankan pentingnya mencegah eskalasi konflik lebih lanjut di kawasan, seperti yang saat ini terjadi di Lebanon. Oleh karena itu, Dewan Keamanan PBB memerlukan mekanisme pengambilan keputusan yang lebih demokratis agar Dewan Keamanan dapat bertindak efektif dalam merespons ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional.

Kedua, pengambilan keputusan untuk mencapai perdamaian harus bersifat inklusif dan kolaboratif.

Dewan Keamanan harus memperkuat kerja sama komprehensif dengan badan-badan PBB lainnya dan mendorong organisasi-organisasi regional. Hal ini penting untuk memastikan bahwa negara-negara regional dan berkembang terwakili dalam upaya memajukan perdamaian.

“Perdamaian komprehensif tidak akan pernah tercapai tanpa inklusivitas,” kata Menlu Retno.

Terakhir, Menlu Retno meminta Dewan tidak melihat terlalu jauh ke depan demi mencapai masa depan yang aman. “Kita bisa mulai sekarang untuk membawa perdamaian bagi rakyat Palestina,” katanya.

Pertemuan tingkat tinggi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa ini merupakan salah satu pertemuan besar selama masa jabatan Slovenia sebagai presiden bergilir Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada September 2024.

Pada awal pertemuan, Dewan Keamanan PBB mengadopsi pernyataan presiden yang menekankan komitmen Dewan untuk memprioritaskan multilateralisme dan peran PBB, serta pentingnya pendekatan komprehensif dalam upaya pembangunan perdamaian.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *