Thu. Sep 19th, 2024

Desa Wisata Bersolek Sambut Wisatawan di Musim Libur Lebaran 2024, Macet dan Sampah Jadi Tantangan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Libur Idul Fitri menjadi momen yang tepat bagi banyak tempat wisata untuk menghasilkan pendapatan. Begitu pula dengan Desa Wisata Penglipuran di Bali yang dikenal sebagai salah satu desa terbersih di dunia, Pulau Dewata menjadi destinasi wisata utama, terutama saat libur lebaran.

Menurut Sumirsa, salah satu pengelola Desa Wisata Penglipuran, dalam keadaan normal, jumlah wisatawan yang berkunjung ke desa tersebut setiap harinya sekitar 1.000-1.200 orang. Wisatawan tidak hanya mencakup wisatawan nusantara, namun juga wisatawan mancanegara.

“Libur lebaran di desa kami didominasi wisatawan domestik dan H-7 kunjungannya mulai meningkat menjelang Idul Fitri,” kata Sumiarsa kepada tim gaya hidup matthewgenovesesongstudies.com, Kamis, 28 Maret 2024.

Untuk menyambut masuknya wisatawan, desa ini banyak menghiasi tempat dengan dekorasi warna-warni Idul Fitri. Mereka juga memiliki lebih banyak komunitas untuk menyambut pengunjung, mengadakan pertunjukan seni dengan pemuda pedesaan, dan menjual paket seperti paket semalam.

“Dampak positifnya bagi perekonomian desa kami relatif baik. Semakin banyak lapangan kerja yang tercipta, dan semakin aktifnya usaha kecil, menengah, dan mikro. Dengan adanya desa wisata ini, lapangan kerja masyarakat kami terkait dengan pariwisata, seperti pemandu wisata lokal, pelatih tari, dll.” Ujarnya.

Meski demikian, pihaknya tidak memungkiri bahwa masuknya wisatawan juga dapat memberikan dampak negatif, khususnya terkait dengan meningkatnya jumlah sampah. Oleh karena itu, ia menghimbau kepada seluruh wisatawan yang berencana mengunjungi Penglipuram untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai yang mereka bawa ke desa tersebut agar tetap bersih.

“Dengan cara ini desa kami akan bersih,” katanya, seraya menambahkan bahwa pihaknya juga bekerja sama dengan aparat keamanan untuk memastikan situasi tetap stabil di tengah pertumbuhan pariwisata.

Pengelola desa wisata Ketapanrame di kaki lereng Gunung Welirang Mojokerto pun tengah melakukan persiapan. Kepala Eksekutif dan Pengelola Sektor Pariwisata Ketapanrame Saifudin memperkirakan jumlah wisatawan pada Lebaran 2024 bisa mencapai 3.000 orang, dibandingkan biasanya 300 hingga 1.500 orang.

“Biasanya keluarga dan warga sekitar yang mudik. H+1, warga luar dari kota sekitar Mojokerto yang mudik,” ujarnya di kesempatan lain.

Saat lebaran, desa wisata ini buka mulai jam 9 pagi. Sama seperti tahun lalu, pihaknya menyiapkan banyak fasilitas untuk menerima pengunjung dengan baik. Bersihkan juga area tersebut.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, ada dua destinasi utama yang menarik wisatawan, yakni Taman Ganjaran dan Sawa Sambar Kepong. Namun, pihaknya bekerja sama dengan operator objek wisata lokal untuk menambah pilihan bagi wisatawan, seperti wisata ke Air Terjun Dronjung dan wisata perkebunan kopi.

Pihaknya juga menggandeng warga pemilik usaha untuk menjual dagangannya sebagai oleh-oleh. “Ada kopi, kerajinan balongtou, pengelolaan limbah kayu, bambu, souvenir, dan makanan,” kata Saifuddin.

Pihaknya juga telah menyiapkan paket wisata yang melibatkan bidang pertanian dan kebun. Pengunjung yang ingin bermalam juga dapat memilih empat jenis akomodasi yaitu homestay, guesthouse, villa, dan guesthouse. “Ada tujuh hotel koperasi di desa itu, semuanya dikelola oleh masyarakat,” ujarnya.

Kedatangan wisatawan khususnya saat Hari Raya Idul Fitri mendapat respon positif karena dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, memberdayakan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan meningkatkan pendapatan per kapita desa. “Tahun ini kita keluarkan PAD 800 juta rupiah. Ini domain desa,” ujarnya.

Pariwisata juga meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, khususnya para pemilik tanah yang memelihara sawah sebagai lahan persawahan. Mereka bisa mendapatkan nilai tambah dari penjualan tiket. Rata-rata saya dapat 1 juta hingga 1,5 juta rupiah sebulan, ujarnya.

Pada saat yang sama, 100% pendapatan pariwisata dihasilkan oleh masyarakat melalui penciptaan destinasi baru. Meski demikian, bukan berarti kunjungan wisatawan tak lagi menjadi sumber kontroversi. Kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan utama yang sering dihadapi saat menyambut wisatawan, terutama saat libur lebaran.

Ia mengatakan, jalannya masih sangat sempit dan padat, serta belum adanya sarana transportasi umum, sehingga ia harus menggunakan mobil pribadi untuk menuju desa yang cukup padat tersebut.

Ruas Terawan-Prizen akan ditutup karena ada perbaikan jalan. Oleh karena itu, informasi akan disebarkan melalui media sosial karena diperkirakan terjadi kemacetan lalu lintas, kata Saifuddin.

Selain desa wisata mutakhir, Injourney Destination Management yang mengelola destinasi wisata Borobudur, Prambanan, dan Candi Ratu Boko juga bersiap menghadapi lonjakan wisatawan saat libur lebaran. Mereka memperkirakan puncaknya akan terjadi pada 11 hingga 15 April 2024. Mulai tahun 2023, kunjungan wisatawan diperkirakan meningkat sebesar 37% menjadi sekitar 244.000 orang.

Oleh karena itu, manajemen telah menambah jumlah staf operasi dan layanan pengunjung, menambah personel keamanan, dan bekerja sama dengan militer dan polisi Indonesia, termasuk di rumah sakit dan fasilitas kesehatan di sekitarnya. Persiapan lainnya antara lain menambah tim help desk untuk menyediakan skuter listrik, mobil golf, dan e-bike.

Beberapa acara menarik seperti Candi di Candi juga akan digelar di Candi Prambanan pada tanggal 11 hingga 15 April 2024, dengan mengusung tema “Kisah Berkelana di Pulau Jawa”. Jangan lupa, penampilan spesial Sendratari Ramayana, Roro, Jongrong dan Shinta Obong bisa disaksikan setiap hari selama Idul Fitri pada tanggal 11 hingga 20 April 2024.

Di Borobudur, pengunjung dapat memesan secara online untuk mendaki Monumen Candi Borobudur. Dibatasi 8 sesi per hari dengan 150 pengunjung per sesi menggunakan sandal khusus. Pamong Carita berfungsi sebagai pemandu selama pendakian monumen Candi Borobudur. Tiket dapat dibeli di Ticket.borobudurpark.com.

“Kuota kita 150 orang sekaligus. Jadi sehari ada delapan pertemuan,” kata Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis Injurney Destination Management Hetty Herawati, beberapa waktu lalu. Warga desanya sekitar Borobudur pun turut serta dalam berbagai pertunjukan adat untuk membubarkan massa.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *