Sat. Oct 5th, 2024

Di Balik Dapur Produksi Teater Musikal yang Kian Digandrungi dan Asa Merangkul Lebih Banyak Penonton

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – “Apa yang akan terjadi dengan seni pertunjukan? Apa yang akan terjadi dengan teater musikal? Apa yang akan terjadi setelah pandemi?” Pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul, setidaknya dalam beberapa tahun terakhir, ketika pandemi COVID-19 memaksa sejumlah pertunjukan seni dibatalkan atau diubah formatnya menjadi pertunjukan online.

Kini setelah epidemi mereda dan kehidupan sehari-hari kembali normal, judul-judul teater musikal mulai bermunculan silih berganti. Tiket pertunjukan telah terjual habis. Jadi, apakah ini bisa dikatakan sebagai kebangkitan teater musikal?

Renitasari Adrian, direktur program pertama Indonesia Kaya, menjelaskan, baginya teater musikal merupakan bentuk teater yang memadukan unsur drama, musik, dan tari untuk menyampaikan cerita secara dinamis dan emosional.

“Teater musikal membuat penonton semakin merasakan ceritanya melalui nada-nada yang catchy dan koreografi yang indah, menjadikannya pengalaman teater yang hidup dan imersif,” ujarnya kepada Lifestyle matthewgenovesesongstudies.com pada Jumat, 30 Agustus 2024.

“Untuk kami,” lanjutnya. “Teater musikal merupakan salah satu cara untuk merayakan dan mengembangkan seni pertunjukan di Indonesia dengan menampilkan karya-karya yang kreatif, inovatif dan menjangkau penonton dari berbagai kalangan.”

Ketika Renita ikut serta dalam produksi lakon teater musikal tersebut, Kaya Indonesia ingin memastikan bahwa lakon tersebut tidak hanya berkualitas, tetapi juga relevan dan berdampak positif bagi perkembangan seni pertunjukan di Indonesia. “Salah satu aspek yang kami minati adalah apakah topik yang diangkat mencerminkan nilai-nilai dan warisan budaya Indonesia,” ujarnya.

Selain itu, Indonesia Kaya mempertimbangkan sejauh mana pertunjukan teater musikal menawarkan pendekatan baru dari segi cerita, musik, koreografi, dan desain panggung yang mampu memberikan pengalaman baru dan inovatif bagi penontonnya.

“Teater musikal ini diharapkan dapat menunjang tumbuh kembang seniman-seniman muda,” imbuhnya. “Secara keseluruhan, kami tidak hanya memberikan dukungan finansial, namun sebagai mitra kreatif yang membantu setiap pertunjukan teater musikal tidak hanya sukses secara teknis, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan bagi ekosistem seni di Indonesia.”

Menurut Renita, cerita yang kuat dan relevan adalah fondasi kesuksesan teater musikal. Ia menyampaikan, “Naskahnya harus mampu membangkitkan emosi penonton dan memberikan alur cerita yang menarik dengan karakter yang mendalam. Ada juga komposisi musik yang mampu menggugah emosi penonton, terutama lagu-lagu yang mudah diingat oleh pendengarnya. Mereka akan tetap menjadi perhatian penonton setelah mereka meninggalkan pertunjukan konstruksi.

Selain itu, teater musikal tentunya membutuhkan aktor yang mampu memerankan karakter, menyampaikan emosi melalui suara dan gerakan. “Semua ini diracik oleh sutradara yang memiliki visi jernih dan kreativitas tinggi, sehingga semua aspek dipadukan dengan baik di atas panggung dan akan memberikan kejutan kepada penonton,” kata Renita.

Kini minat dan apresiasi komunitas ini terhadap seni pertunjukan, termasuk teater musikal, semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya produksi teater musikal yang berkualitas, baik dari segi penceritaan, musik, akting, dan desain panggung, membantu meningkatkan reputasi teater musikal sebagai bentuk hiburan klasik yang layak untuk dinikmati khalayak yang lebih luas. .

“Hal ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, salah satunya adalah rekan media yang selalu hadir dan mendukung terdistribusinya informasi yang berkualitas dan bermanfaat,” kata Renita. “Selain itu didukung dengan perkembangan teknologi.”

“Dengan semakin banyaknya pilihan hiburan, penonton Indonesia mencari bentuk hiburan yang tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan pengalaman mendalam. Teater musikal memenuhi kebutuhan ini dengan kombinasi cerita, musik, tarian, dan visual yang indah.”

Renita mengatakan tingginya antusiasme penonton terhadap teater musikal terlihat dari pementasannya yang bisa dilakukan lebih dari tiga kali dan tiket selalu terjual habis. Dia mencontohkan Interaxy Jakarta Movin pada Agustus 2024 yang diperpanjang hingga 12 tayangan dan ludes terjual.

Renita melanjutkan, “Ada juga panggung musik Ke Keluarga Tsemara yang berlangsung hampir 30 hari dan rata-rata penjualan tiketnya mencapai 80 persen. Hal ini menunjukkan mulai terbentuknya pasar bagi para penggemar seni pertunjukan musik yang perlu kita kembangkan lebih lanjut. “Itu terus berkembang,” katanya.

Tak hanya di Indonesia, Vox yang dikutip awal tahun ini, Sabtu (31/8/2024), menulis bahwa pertunjukan Broadway akan menjadi pertunjukan berdasarkan musikal populer dan film terkenal yang kini sukses. “Ke Keluarga Cemara” di Indonesia, “Back to the Future: The Musical” akan menjadi model di panggung luar negeri.

Menjaga momentum kebangkitan teater musikal tentunya harus dibarengi dengan perluasan penonton untuk menumbuhkan ekosistem pertunjukan yang sehat. Renita mengatakan: “Ada kemungkinan untuk mengubah harga tiket untuk menarik khalayak yang lebih luas, terutama mereka yang mencoba menonton pertunjukan musik.”

“Dengan menawarkan tiket dengan kisaran harga berbeda, termasuk tiket terjangkau, akan lebih banyak orang yang mencoba menonton pertunjukan ini tanpa mengalami tekanan finansial,” ujarnya. “Media sosial dan platform digital membantu menjangkau khalayak muda dan dinamis melalui beragam konten interaktif yang menarik bagi mereka yang belum terbiasa dengan teater musikal.”

Menurut Renita, menciptakan ekosistem seni pertunjukan merupakan pekerjaan rumah bersama. “Tidak hanya Kaya Indonesia yang bisa melakukan hal tersebut. Perusahaan lain bisa memberikan perhatian dan berkontribusi mendukung seni pertunjukan Indonesia agar bisa maju,” tegasnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *