Thu. Oct 3rd, 2024

Di Balik Layar Maskapai Penerbangan Mendukung Diplomasi Kuliner Indonesia di Udara

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Dari perut hingga hati, itulah kekuatan kuliner yang menggugah keinginan masyarakat negeri ini gemah ripah loh jinawi. Berhasil tidaknya wisata kuliner di Indonesia memerlukan koordinasi banyak pihak, termasuk maskapai penerbangan. Moda transportasi ini dinilai strategis karena menjadi sarana mobilitas bagi orang asing dan penduduk luar Indonesia atau sebaliknya.

Maskapai penerbangan negara Garuda Indonesia mengetahui betul hal ini. Di penerbangan internasional, mereka juga menyiapkan berbagai kuliner khas Indonesia dalam rangkaian makanan khas yang diberi nama Garuda Indonesia Signature Misches. Ini merupakan bagian dari program Garuda Rasa dan tema utamanya adalah orang asing.

“Signature cuisine merupakan hidangan favorit Garuda Indonesia yang disajikan oleh chef di penerbangan internasional. Saat ini ada beberapa hidangan khas yang ditawarkan, antara lain makanan khas Sumatera dan Bali, serta masakan Jawa sedang dalam pengembangan,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra kepada Liputan6. .com Lifestyle Team, Kamis, 15 Agustus 2024.

Hal serupa juga dilakukan oleh Air Lion Group, dengan keyakinan bahwa makanan adalah salah satu cara terbaik untuk bertukar budaya dan memperkenalkan Indonesia kepada dunia. Danang Mandala Prihantoro, strategi komunikasi korporat grup Lions, mengatakan kelompoknya bekerja keras untuk merancang mata uang Indonesia yang cocok tidak hanya untuk warga negara India tetapi juga untuk non-warga negara Indonesia.

“Kami berharap mereka bisa merasakan cita rasa Indonesia selama perjalanannya,” ujarnya saat dihubungi melalui pesan singkat.

Indonesia AirAsia juga meyakini penggunaan makanan sebagai cara untuk membuka dialog budaya, memperkuat hubungan antar negara, dan menjadi jembatan pemahaman yang lebih dalam antar komunitas dunia. “Diplomasi pangan dengan menggunakan rendang sebagai simbol merupakan cara yang strategis dan cerdas untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia,” kata Eddy Krismeidi Soemawilaga, Head of Indonesia Affairs and Policy AirAsia.

 

Karena itulah Eddy mengatakan melalui brand Santan milik pemasok makanan dalam pesawat itu, AirAsia memperkenalkan Nasi Padang Uda Ratman sebagai menu terpopuler di Indonesia. Santan dibuat segar dengan mempersembahkan Rendang-a-Tahu dan Nasi Uduk yang dibuat dengan bahan nabati mentah hingga terasa seperti daging rendang asli. Pilihannya adalah Bubur Kacang Hijau dan Bubur Ketan Hitam.

Jenis tarif Indonesia ini tidak hanya tersedia pada penerbangan domestik di Indonesia, tetapi juga pada penerbangan internasional dari dan ke Indonesia, pada rute seperti Jakarta ke Kuala Lumpur, Singapura, Bangkok atau tujuan ASEAN lainnya. “Secara umum, ketersediaan tarif Indonesia pada penerbangan internasional AirAsia bergantung pada rute dan negara tujuan tertentu, dengan tujuan utama memberikan wawasan kepada wisatawan tentang India dan pengenalan kuliner Indonesia kepada wisatawan internasional,” kata Eddy.

Saat ini Lion Air Group melalui Lion Boga menawarkan menu nasi goreng dengan pilihan ayam, sapi, atau seafood khas Indonesia di berbagai rute internasional. Aneka kue dan menu lainnya.

“Diskon ini tersedia di banyak rute internasional yang kami layani, termasuk penerbangan ke Singapura, Malaysia, Thailand, Arab Saudi, dan Australia. Kami terus memperluas penempatan anggaran ini ke rute lain di seluruh dunia berdasarkan kebutuhan penumpang.” kata Danang.

Melalui program Garuda Rasa, Garuda Indonesia memiliki lebih banyak pilihan menu Indonesia seperti Nasi Kapau, Sate, Gado-Gado, Soto, Nasi Goreng yang diketahui dari rute penerbangan.

“Di sisi lain, kita sedang mengembangkan makanan Indonesia dari luar negeri ke Indonesia, sekarang kita terbang dengan rute Amsterdam – Jakarta (Nasi Kapau, Soto Ayam), Seoul – Jakarta (rujak ayam pedas, sambal tuna dan matah, ikan rica. -Rica ), Tokyo – Jakarta (Sate dan Sambal Matah), Hong Kong-Jakarta (Daging Rebus),” kata Dirut Garuda Indonesia.

 

Untuk menunjang anggaran, masing-masing maskapai mengklaim menggunakan bahan baku Indonesia. Misalnya, Garuda Indonesia yang mengakui mayoritas anggaran Indonesia menggunakan bahan baku lokal. Namun tidak menutup kemungkinan penggunaan bahan baku dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan berbagai anggaran dunia.

AirAsia juga menganjurkan sebisa mungkin untuk menggunakan bahan-bahan lokal seperti nasi, rempah-rempah, daging unggas dan daging sapi, sayuran serta produk olahannya, terutama untuk menu masakan Indonesia. Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung perekonomian lokal, menjamin kesegaran makanan dan mengurangi biaya tenaga kerja.

“Penggunaan bahan-bahan lokal memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal dengan mendukung petani dan produsen lokal di Indonesia. Penggunaan bahan-bahan lokal juga membantu membuat makanan terasa lebih enak dan sesuai dengan cita rasa makanan Indonesia yang sebenarnya,” kata Eddy.

Alasan senada disampaikan Liona Boga yang mengatakan 80 persen bahan baku pembuatan jadwal penerbangan rute domestik dan internasional bersumber dari pemasok lokal di India. Varietasnya meliputi nasi, ayam, sayuran dan buah-buahan, serta bumbu dan rempah-rempah.

“Dengan mengutamakan bahan-bahan lokal, kami tidak hanya mendukung perekonomian lokal, tetapi juga memastikan bahwa semua makanan yang disajikan di boarding pass sejalan dengan visi kami yaitu ‘Kami ingin menjadi maskapai penerbangan yang mendukung kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. orang,'” kata Danang.

Menampilkan jadwal penerbangan selalu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun bagi Garuda Indonesia, berbagai penawaran dalam penerbangan menjadi nilai tambah bagi maskapai tersebut. 

“Penumpang tidak hanya memiliki beragam pilihan menu untuk dinikmati di rumah, tetapi juga ada cara untuk branding masakan India,” kata Irfan. 

 

Selain itu, pilihan menu khas Indonesia menjadi keunggulan kompetitif bagi traveler asal Indonesia dalam menghadirkan keramahtamahan Indonesia pertama Garuda Indonesia melalui inisiatif Taste of Indonesia. Meski begitu, diakuinya menyediakan makanan di pesawat bukanlah hal yang mudah, apalagi jika menyangkut konsistensi rasa.

“Kami meminimalisir hal tersebut dengan mengoptimalkan fokus pada penjaminan mutu dengan melibatkan chef profesional dan pemeriksaan berkala untuk memastikan kualitas makanan tetap terjaga,” kata Irfan seraya menambahkan bahwa pencapaian standar pangan harus lengkap dengan sertifikat resmi dan kualitas makanan. dunia mampu memenuhi kebutuhan pasar. .

Air Lion Group juga mengambil pendekatan berbeda terhadap penganggaran maskapai penerbangan. Meskipun pendapatan akan lebih tinggi, Danang mengatakan biaya operasional yang lebih tinggi harus diperhitungkan oleh maskapai penerbangan ketika membuat anggaran penerbangan. Belum lagi rumitnya pekerjaan, potensi pemborosan, serta terbatasnya ruang dan waktu untuk mengerjakannya.

“Biaya ini akan sangat besar, terutama karena tunjangan harus disesuaikan dengan rute internasional yang berbeda dan kebutuhan makanan para penumpang,” katanya.

Saat ini bagi AirAsia, anggaran maskapai memegang peranan penting dalam meningkatkan pendapatan, segmentasi pasar, dan meningkatkan daya tarik penumpang, terutama untuk penerbangan jarak jauh. Namun, sudah diketahui bahwa menangani makanan di pesawat memerlukan posisi yang menuntut. Kesalahan dalam logistik dapat mempengaruhi kualitas makanan dan kepuasan penumpang.

“Makanan yang tidak terjual atau tidak terjual di pesawat akan terbuang sia-sia. Maskapai juga harus mematuhi standar keamanan pangan, termasuk menjaga kebersihan dan mencegah kontaminasi, yang lebih mahal dan menantang,” tambahnya seraya menambahkan bahwa timnya telah membentuk tim perencanaan khusus. dinamai menurut namanya. dan analisis data historis dan tren permintaan pangan di setiap aliran.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *