Thu. Sep 19th, 2024

Dibobol Hacker, Keamanan Data Siber Bais TNI Dipertanyakan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Peretasan data Badan Intelijen Strategis (Bais) Tentara Nasional Indonesia (TNI) menimbulkan tanda tanya. Sebab, keamanan intelijen, khususnya keamanan TNI, sangat berbahaya jika penyerang berhasil.

“Jika benar data tersebut dibobol karena peretasan, sangat disayangkan,” kata Khairul Fahmi, analis militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), pada Jumat (28/6/2024). .

Menurut Fahmi, informasi yang dimiliki pangkalan TNI terkait intervensi tersebut harus dijaga kerahasiaannya dan harus dilindungi dari perusakan, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Penerangan Tahun 2011 dan Undang-Undang Komunikasi Elektronik (ITE).

Pertanyaannya, bagaimana keamanan pemain Bayesian itu, kata Fahmy.

Untuk itu, Fahmi meminta agar Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sebagai otoritas yang berwenang melindungi kerahasiaan sistem dan informasi kementerian dan lembaga melakukan asesmen secara komprehensif.

“Penilaian komprehensif terhadap sistem keamanan, enkripsi data, dan perlindungan server dari serangan siber. Tanpa tinjauan dan penilaian penuh dari pemerintah, dapat dipastikan semua organisasi sistem informasi rentan terhadap serangan oleh penyerang mana pun, baik itu orang, kelompok, atau negara,” dia menjelaskan.

Meski belum bisa memastikan data Bai TNI apa yang diretas, Fahmy menilai data tersebut sangat penting karena intelijen TNI mencakup banyak aspek informasi tersebut.

“Saya tidak tahu data apa yang dimiliki Baesin. Tapi secara umum, Baesin dikenal sebagai badan intelijen yang memantau dengan ketat situasi dan permasalahan dari dalam dan luar negeri,” ujarnya.

“Hampir seluruh aspek politik, ekonomi, dan terutama pengembangan kemampuan militer negara lain,” imbuhnya.

Sebelumnya, Mabes TNI tak membantah data Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI telah diretas. Namun data yang dicuri oleh hacker merupakan data lama yang dirilis atau dirilis pada tahun 2024.

“Data yang diretas merupakan data lama yang dirilis pada tahun 2024,” kata Kepala Pusat Penerangan TNI (Kapuspen) Mayjen TNI Nugraha Gumilar, Rabu (26/6/2024).

Namun Gumillar tidak merinci data yang diretas tersebut. Karena detektifnya turun, tim Siber TNI menangani penyidikan.

“Server saat ini sedang down untuk pemeriksaan lebih lanjut,” kata Gumillar.

Selain itu, tim Siber TNI masih mendalami asal muasal isu peretasan yang dilansir akun media sosial X @FalconFeeds.io.

Terkait akun Twitter Falcon Feed yang memuat data Bais TNI yang diretas, tim siber TNI sedang menyelidikinya, kata Gumillar.

 

Banyak di media sosial sebelumnya

Peretas di forum yang membeli dan menjual data ilegal di web gelap juga memberikan contoh data yang mereka kelola dan memberikan semua data (semua kumpulan data) kepada mereka yang bersedia membayar.

 

Reporter: Bachtiaruddin Alam

Sumber: Merdeka.com

 

 

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *