Fri. Sep 20th, 2024

Dirakit Lokal, Haval Jolion Jadi Senjata GWM Jangkau Pasar Lebih Luas di Indonesia

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Jelang peluncuran publiknya di showroom GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 pada 18 Juli mendatang, GWM Indonesia pamerkan sosok SUV hybrid kompak entry-level Haval Jolyon. Kendaraan di Indonesia.

Model ini sebenarnya pernah terparkir rapi di agenda GIIAS 2023 beberapa waktu lalu, namun yang dijual kali ini adalah CKD (Completely Knocked Down) yang keluar dari pabrik Inchcape di Wanaherong, Jawa Barat.

Bertahan di segmen SUV kompak rakitan lokal, GWM Haval Jolyon menawarkan nilai luar biasa. Namun hal ini tidak akan mengubah posisi GWM sebagai merek premium, ujarnya.

“Jolian bisa dikatakan lebih terjangkau, namun bukan berarti akan benar-benar menjadi massal, karena bagaimanapun Jolian termasuk dalam segmen B-SUV terbaik,” ujar Constantinus Herlijoso, General Manager GWM Indonesia. Dalam agenda konferensi pers, Rabu (7/10/2024) di Jakarta Selatan.

Namun mereka masih malu membeberkan harganya. Dengan dibukanya pre-order GWM Haval Jolyon pada agenda GIIAS 2024 mendatang, kemungkinan besar angka harga baru akan muncul di layar lebar agenda tersebut pada minggu depan.

Belum ada spesifikasi yang dirilis GWM Indonesia terkait jolian lokal ini. Namun mobil pesaing Yaris Cross, HR-V, dan Creta ini akan lebih dulu menyambut Indonesia dengan variannya.

Melihat spesifikasi Australia, Jolyon HEV ditenagai mesin 1,5 liter 4 silinder yang dipadukan dengan motor listrik besar yang menghasilkan tenaga 186bhp dan torsi 250Nm yang menggerakkan roda depan. Namun di Thailand, outputnya 190 tenaga kuda dan 375 Nm.

Tentu ada penyesuaian karena spesifikasi yang kami pilih untuk Indonesia cukup unik karena kami melihat pasar Indonesia cukup unik dibandingkan dengan negara lain, kata Herlijoso kepada wartawan.

Pria bernama Yoso membisikkan bahwa nama keluarga Indonesia berbeda tampilannya dalam satu atau dua ciri.

Sebelumnya, GWM mengandalkan penjualan Tank 500 yang berdiri di segmen tanpa pesaing, dan Haval H6 di segmen SUV mid-size. Dengan menambahkan Jolyon ke dalam katalognya, merek dengan citra Tembok Besar Tiongkok ini memasuki segmen yang melibatkan banyak merek.

“Kami mungkin bukan yang pertama, tapi kami menawarkan fitur-fitur kendaraan dan itu adalah SUV hybrid,” kata Yoso.

Namun, jelas bahwa Jolyon diperkirakan akan menarik lebih banyak volume dibandingkan dua model lainnya. Hal ini juga terlihat dari strategi yang diambil dalam produksinya bersama Mercedes-Benz.

“Wanaherong sebenarnya mempunyai potensi yang cukup besar dan bisa dikatakan masih banyak daerah yang belum tergarap secara maksimal dan disinilah kita bersiap untuk menyelaraskan GWM,” jelas Yoso kepada wartawan.

“Kami menambah lini, pertimbangan sebenarnya satu, karena volume produksi Haval akan cukup besar, sehingga dengan pertimbangan itu kami tidak bisa membagi jadwal produksi (dengan Mercedes-Benz). dia menambahkan.

Berbicara soal lini produksi, Yoso mengungkapkan kapasitasnya mampu berproduksi hingga 8.000 unit. Namun, bukan tidak mungkin untuk memperluas kapasitas produksi dengan metode produksi tiga shift.

Pre-order di GIIAS kabarnya akan dimulai pada Agustus-September dan diperkirakan sudah sampai di garasi pelanggan sebelum akhir tahun.

Sebelumnya, pada pembukaan diler pertama mereka di Mall Pandak Indah Maret lalu, Sales and Network Director GWM Indonesia Randy Radito menjelaskan niat perseroan untuk ketiga unit SUV mereka, termasuk Jolyon.

Randy tidak memberikan statistik lengkap. Namun berdasarkan analisis pasar, ia optimis model SUV GWM mana pun akan memenangkan tiga besar penjualan di segmen SUV mewah, menengah, dan kompak.

“Sekarang kami akan fokus pada kategori SUV. Pertama kami punya SUV mewah, kami punya Tank, dan kami punya SUV medium Haval H6. Kami punya SUV kompak Haval Jolyon. Kami melakukan analisis pasar dan mobil ini menang.” kami bertujuan untuk berada di posisi tiga besar di setiap segmen,” jelas Randy.

Meski bergerak di segmen SUV, GWM Indonesia menyatakan akan fokus menggarap pasar massal premium, yang kemungkinan besar tidak akan berdampak pada pasar low-end.

“Apalagi karena preminya masif, kita bisa dapat volume penjualan terbaik, levelnya biasanya Rp 400 juta ke atas. Jadi mungkin akan sulit untuk turun ke pengalaman (level harga) lebih rendah yang kita janjikan ke pelanggan” , dia berkata.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *