Fri. Sep 20th, 2024

Divestasi Aset Nganggur, WIKA Beton Bakal Kantongi Dana Segar Rp 250 Miliar

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) berencana melepas atau menjual sejumlah aset. Direktur WIKA Beton Kuntjara mengatakan penjualan tersebut diharapkan selesai pada 2026 dengan anggaran Rp 250 miliar.

“Jadi kita sedang melihat beberapa aset kita yang non-performing. Utamanya karena penjualan. Jumlahnya besar sekali,” kata Kuntjara, Kamis (29/8/2024) dalam Public Expose Live.

Beberapa aset yang dijual termasuk formulir lama yang sudah tidak produktif lagi. Lalu lahan yang tidak terpakai. Ada juga beberapa properti perusahaan sebagai kompensasi pelunasan piutang tak tertagih dari pelanggan. Alasan perseroan melepas aset tersebut karena bukan merupakan bisnis inti WIKA Beton.

“Karena bisnis kami belum ada, maka kami akan menjualnya untuk memperkuat arus kas kami. Tapi itu tidak bisa dilakukan dengan cepat. Jadi kami berencana menjual aset-aset non-performing ini mulai tahun 2024. Ya, tujuan kami adalah menjual semuanya pada tahun 2024. pada akhir tahun 2026, mungkin akan bernilai sekitar $250 miliar.

Perseroan sendiri optimis dengan prospek pre-fab di tahun 2025, meski terjadi penurunan RAPBN untuk sektor infrastruktur. Hal ini karena keberhasilan kontrak perusahaan tidak hanya didukung oleh proyek-proyek pemerintah pusat tetapi juga oleh sektor swasta. Di sisi lain, perseroan masih memiliki transfer mulai tahun 2024 sehingga perseroan optimistis penjualan akan terus tumbuh.

Sektor lain yang kami garap di tahun 2025 adalah swasta, kemudian peternakan. Kemudian dari tambang dan smelter. Jadi, secara umum kita melihat bisnis prefab di tahun 2025, meski sudah ada pergantian pemerintahan, namun kami tetap optimistis Kuntjara mengatakan bisa meraih pertumbuhan penjualan atau pendapatan dibandingkan tahun 2024.

WIKA Beton mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp3,70 triliun hingga Juli 2024. WTON sendiri menargetkan nilai kontrak baru sebesar Rp 7,48 triliun pada akhir tahun 2024. Artinya nilai baru kontrak WTON sekitar 45% dari target.

Dedi Indra, Sekretaris PT Wijaya Karya Beton Tbk, menjelaskan dari berbagai proyek yang memberikan kontribusi terhadap kinerja perseroan, proyek di sektor infrastruktur paling menonjol dengan kontribusi sebesar 77,19 persen.

Setelah itu, ada proyek sektor industri sebesar 9,44% dan kemudian listrik sebesar 6,45%. Sisanya terkait sektor real estate, energi, dan pertambangan yang masing-masing memiliki saham 6,37, 0,54, dan 0,01 persen.

Sedangkan berdasarkan rincian kepemilikan, dimiliki oleh klien swasta sebesar 78,56 persen, disusul BUMN lainnya sebesar Rp18,31 persen, induk WIKA sebesar 2,46 persen, afiliasi WIKA sebesar 0,17 persen, dan pemerintah sebesar 0,50 persen kata Dadi.

Beberapa proyek besar yang menopang jumlah tersebut adalah Trackwork MRT Jakarta CP205, Trackwork LRT Jakarta Fase 1B, Tol Japek II Selatan Paket 2A, NCICD Lokasi DKI Jakarta Paket 1, Tol Serang Panimbang Seksi III, dan proyek bendungan Karangnongko.

Selain itu, ada juga Pengendalian Banjir Urine di Kudus Tahap 1, Pengumpulan Data Bromo TDI Kabil Batam, Gedung Induk Microsoft Data Center JKT09, FRC IK Karawang Pindo Deli 2 Tahap 3, Akuisisi Fasad Rusun ASN 3 IKN dan berbagai proyek lainnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *