Sat. Oct 5th, 2024

Dokter Muda Diperkosa dan Dibunuh, Gelombang Protes Besar-Besaran Mengguncang India

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Di tengah memanasnya isu keselamatan tenaga medis di India, sebuah tragedi memilukan menimpa seorang dokter muda di Kolkata. Dokter berusia 31 tahun yang sedang menjalani studi pascasarjana di rumah sakit pemerintah ini ditemukan tewas setelah diperkosa dan dibunuh pada Jumat dini hari, 9 Agustus 2024.

Tragedi ini memicu gelombang protes massal di seluruh negeri, terutama di kalangan dokter junior dan staf medis lainnya. Dokter di berbagai rumah sakit di India mogok selama 24 jam pada Minggu, 18 Agustus 2024.

Aksi tersebut merupakan bentuk solidaritas dan tuntutan keadilan atas kejadian tragis yang menimpa rekan-rekannya. Meskipun pemogokan telah resmi berakhir, banyak dokter masih menolak untuk kembali bekerja sampai keadilan ditegakkan. Aksi Besar Solidaritas

Berdasarkan laporan Reuters yang dikutip Channel News Asia, protes ini tidak hanya terjadi di Kolkata, tempat kejadian perkara, tetapi juga menyebar ke berbagai kota di India. Para dokter mengadakan acara menyalakan lilin, melakukan pawai, dan menolak merawat pasien non-darurat sebagai bentuk protes terhadap lemahnya perlindungan bagi staf medis, khususnya dokter perempuan.

Ayah korban, yang identitasnya dilindungi undang-undang India, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para dokter yang mendukung perjuangan putrinya untuk mendapatkan keadilan.

“Putri saya sudah meninggal, namun jutaan putra dan putri kini bersama saya. Hal itu memberi saya kekuatan besar dan saya merasa kita akan mendapatkan sesuatu dari hal ini,” katanya kepada wartawan.

 

Tragedi ini sekali lagi menyoroti masalah kekerasan terhadap perempuan di India, meskipun undang-undang yang lebih ketat diberlakukan setelah kasus pemerkosaan beramai-ramai di Delhi pada tahun 2012. Para aktivis percaya bahwa perubahan hukum saja tidak cukup dan upaya untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan sudah cukup. masih sangat terbatas.

Asosiasi Medis India (IMA), yang memimpin aksi mogok tersebut, mendesak Perdana Menteri Narendra Modi untuk turun tangan. Mereka menuntut agar protokol keamanan di rumah sakit, serupa dengan yang diterapkan di bandara, ditingkatkan untuk melindungi para dokter, terutama dokter perempuan, yang merupakan 60 persen dari total tenaga medis di India.

 

Meski pemogokan resmi berakhir, banyak dokter yang tidak kembali bekerja. Forum Aksi Gabungan Seluruh Warga India dan Dokter Junior mengumumkan bahwa mereka akan melanjutkan protes dengan memberikan waktu 72 jam kepada pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dan menangkap para pelaku.

Situasi di RS RG Kar, tempat korban bekerja, masih tegang dengan aksi protes yang terus berlanjut. Polisi setempat melarang pertemuan massal dan mengerahkan petugas untuk menjaga ketertiban.

Tragedi ini tidak hanya menggugah emosi tetapi juga menjadi seruan kepada pemerintah India untuk mengambil langkah nyata dalam melindungi staf medis yang bekerja di garis depan. Para dokter kini berharap kejadian tragis ini tidak terulang lagi dan keadilan segera ditegakkan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *