Mon. Sep 16th, 2024

DPR RI Jadi Tuan Rumah Forum Parlemen Pasifik, Puan Tekankan Pentingnya Kemitraan Maritim

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (RRT) kembali menggelar sidang Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP). Forum ini akan diselenggarakan pada 24-26 Juli 2024 di Jakarta.

Selaku tuan rumah Pacific Parliamentary Forum, Presiden DPR RI Puan Maharani mengatakan DPRK menilai kerja sama maritim dengan negara kepulauan lainnya sangat penting bagi stabilitas kawasan.

“DRC siap menyambut hangat delegasi Sidang ke-2 Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP),” kata Presiden RI Puan Maharani, Selasa (23/7/2024).

IPPP sendiri merupakan forum inisiatif diplomatik RRT untuk melibatkan parlemen negara-negara Kepulauan Pasifik, yang sejauh ini masih kurang diteliti.

Forum IPPP pertama kali diselenggarakan pada tahun 2018 oleh DPR RI. Namun pertemuan berikutnya tidak dilaksanakan karena pembatasan Covid-19. Pertemuan ini merupakan pertemuan kedua yang dilaksanakan di Indonesia.

Menurut Puan, tujuan forum IPPP adalah untuk menjalin komunikasi antara parlemen Republik Rakyat Tiongkok dengan negara-negara Kepulauan Pasifik dalam berbagai kerja sama.

Forum ini bertujuan untuk mengembangkan kerja sama dengan negara-negara di kawasan Pasifik di berbagai bidang, termasuk komunikasi dan pelayaran, kata mantan Menko PMK itu.

Tema Sesi ke-2 Indonesia Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) adalah “Partnering for Prosperity: Promoting Regional Connectivity and Inclusive Development”. Isu ini diharapkan dapat meningkatkan stabilitas di kawasan Pasifik.

“Jika kita menjadikan Pasifik sebagai kawasan yang damai dan stabil, maka tema ini akan terpenuhi. “Tanpa perdamaian, kita tidak bisa mencapai pertumbuhan inklusif dan mengembangkan konektivitas,” kata Puan.

 

Presiden perempuan pertama DPRK ini mengatakan, negara-negara peserta IPPP memiliki hak yang sama. Puan juga mengatakan anggota IPPP harus berdiri sejajar dan mematuhi hukum internasional serta Piagam PBB.

“Sebagai keluarga besar di Pasifik, kita harus bekerja sama membangun rasa saling percaya dan pengertian untuk membangun perdamaian dan stabilitas di kawasan,” kata Puan.

“Kawasan Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera tentu akan memberikan kontribusi positif bagi perdamaian dan kesejahteraan global,” lanjut Poin.

Puan berharap Forum IPPP menjadi wadah bagi parlemen negara-negara Pasifik untuk bertukar pikiran, memperkuat kerja sama, dan menghasilkan solusi realistis untuk mengatasi berbagai tantangan dan peluang bersama.

“Kami juga akan mengangkat berbagai isu penting untuk dibahas dalam forum tersebut, salah satunya terkait pembangunan berkelanjutan,” ujar Presiden Majelis Umum Persatuan Antar Parlemen (PAI) ke-144 ini.

Pada KTT IPPP ke-2, parlemen negara-negara Pasifik akan membahas sejumlah isu, seperti memerangi perubahan iklim, mendorong pembangunan berkelanjutan, serta mendukung ekonomi biru dan pariwisata berkelanjutan.

Parlemen Pasifik kemudian akan membahas peran perempuan dan pemuda, serta upaya untuk memperkuat persahabatan dan kerja sama antarbudaya.

 

 

Para pemimpin dan delegasi parlemen dari 16 negara di kawasan Pasifik akan berpartisipasi dalam acara bergengsi ini. Pembukaan sidang IPPP ke-2 yang dipimpin Puan selaku ketua sidang akan digelar pada Kamis pagi (25/7/2024) dan rencananya akan dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sedangkan tim delegasi akan mulai berdatangan sehari sebelumnya, yaitu Rabu 24 Juli 2024. Selain mengikuti agenda rapat, delegasi IPPP akan diajak berkeliling gedung DPR.

Pada hari kedua, seluruh delegasi diajak mengunjungi Institut Pertanian Bogor (IPB). Sebagai tuan rumah, DPR mengundang delegasi IPPP ke IPB untuk melihat penelitian bagaimana Indonesia bisa mengonsumsi makanan laut yang selama ini belum dilakukan oleh negara-negara di kawasan Pasifik.

Dengan kunjungan ini, kami berharap dapat menginspirasi perwakilan negara-negara Pasifik dalam mengolah berbagai sumber daya kelautan untuk memberikan nilai tambah. Selain itu, para delegasi juga akan belajar tentang pengayaan produk pertanian untuk Indonesia.

“Indonesia dan negara-negara Pasifik memiliki kesamaan dengan negara-negara lain di nusantara, yaitu dikelilingi oleh perairan dan lautan. “Kami juga berharap dengan diprakarsainya pertemuan ini oleh Kongo, negara-negara Pasifik dapat saling berbagi dan bertukar pengalaman,” jelas Puan.

 

Tak hanya ke IPB, nantinya delegasi IPPP akan diajak mengunjungi Kebon Raya Bogor agar para peserta acara bisa melihat kekayaan flora Indonesia.

Menurut Puan, langkah tersebut dilakukan DPRK untuk memajukan kekuatan Indonesia seperti pertanian.

“Seperti halnya forum internasional lainnya, DPRK akan menggunakan kesempatan ini untuk mempromosikan berbagai hal tentang Indonesia yang diharapkan dapat bermanfaat bagi negara dan masyarakat,” ujarnya.

Puan menambahkan, forum ini merupakan simbol komitmen Indonesia dalam menjalin kerja sama dan kemitraan strategis dengan negara-negara Pasifik.

“Melalui pertemuan ini saya berharap dapat melanjutkan kemitraan yang telah dibangun sejak pertemuan IPPP pertama pada tahun 2018,” jelas Puan.

Oleh karena itu, Puan mengajak semua pihak untuk ikut serta dalam pembentukan forum IPPP ini. Ia juga meminta dukungan masyarakat untuk mensukseskan KTT IPPP ke-2 yang dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia.

Mari kita tunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia siap menjadi mitra yang dapat diandalkan dan berkontribusi aktif dalam membangun kawasan Pasifik yang maju dan stabil, kata Puan.

Menjelang sesi ke-2 IPPP, perwakilan DPRK akan mengadakan pertemuan bilateral dengan beberapa pemimpin dan anggota parlemen negara-negara Pasifik.

Puan sendiri dijadwalkan menggelar pertemuan bilateral dengan ketua beberapa parlemen di kawasan Pasifik. Antara lain dengan pimpinan Parlemen Papua Nugini.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *