Sun. Oct 6th, 2024

EBLM J0555-57, Bintang Terkecil di Tata Surya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya dan panas melalui reaksi fusi nuklir di intinya. Bintang terdiri dari gas yang sangat panas, sebagian besar hidrogen dan helium, yang merupakan dua unsur paling ringan.

Bintang bersinar dengan membakar hidrogen menjadi helium di intinya dan kemudian menciptakan unsur-unsur yang lebih berat. Hingga saat ini, bintang EBLM J0555-57Ab dinyatakan sebagai bintang terkecil yang pernah ditemukan.

Dikutip dari laman Luar Angkasa, Kamis (22/8/2024), bintang ini berjarak 600 tahun cahaya dari Bumi. EBLM J0555-57AB terletak di konstelasi Aquarius, tepat di sistem bintang biner yang dikenal dengan EBLM J0555-57.

Penemuan bintang ini diumumkan pada tahun 2017 oleh tim astronom yang menggunakan data dari teleskop luar angkasa dan observatorium di Bumi. Bintang ini menonjol karena ukurannya yang sangat kecil, menjadikannya salah satu contoh bintang paling ekstrem yang dapat kita amati.

Salah satu fitur paling mengesankan dari EBLM J0555-57AB adalah ukurannya yang sangat kecil. Dengan radius sekitar 0,084 kali Matahari, ukuran bintang ini hampir sebanding dengan planet Jupiter.

Hal ini membuatnya lebih kecil dibandingkan bintang lain yang biasa kita temukan di tata surya. Meski berukuran kecil, EBLM J0555-57AB memiliki massa sekitar 85 kali massa Jupiter.

Hal ini menunjukkan bahwa bintang ini, meski kecil, masih memiliki gravitasi yang cukup kuat untuk memadukan hidrogen menjadi helium dan menjadi bintang sejati.

Ukurannya yang kecil ini menyebabkan para astronom melakukan kesalahan dalam proses identifikasi. Para astronom pernah mengira itu adalah sebuah planet.

Ukuran 57Ab yang kecil menempatkannya dalam kelas bintang yang disebut katai merah.

 

Katai merah adalah salah satu bintang paling umum di alam semesta. Sayangnya katai merah terlalu redup untuk dilihat dengan mata telanjang dari Bumi.

Cahayanya yang redup berarti bintang jenis ini memiliki umur yang lebih panjang dibandingkan Matahari. Menurut astronom Michael Guyon dari Universitas Liège di Belgia, tidak ada definisi pasti tentang katai merah.

Katai merah terbentuk seperti bintang deret utama lainnya. Pertama, awan debu dan gas tertarik oleh gravitasi dan mulai berputar.

Materi tersebut kemudian terakumulasi di tengah dan ketika mencapai suhu kritis, fusi dimulai. Katai merah termasuk bintang terkecil, dengan berat antara 7,5 persen dan 50 persen massa Matahari.

Ukurannya yang lebih kecil berarti suhu pembakarannya pun lebih rendah, hanya mencapai 3500 derajat Celcius. Sebagai perbandingan, matahari mempunyai suhu 5500 C.

Suhu rendah yang dimiliki katai merah membuat katai merah jauh lebih redup dibandingkan bintang seperti Matahari. Suhunya yang rendah juga berarti bintang tersebut membakar simpanan hidrogennya lebih cepat.

Sementara itu, bintang lain yang lebih masif hanya membakar hidrogen di intinya sebelum mencapai akhir masa hidupnya. Katai merah telah menghabiskan seluruh hidrogennya, baik di dalam maupun di luar intinya.

Hal ini memperpanjang umur katai merah hingga triliunan tahun. Usia ini jauh melebihi umur bintang mirip Matahari, yang biasanya berusia 10 miliar tahun.

Katai merah, seperti EBLM J0555-57AB, memiliki masa hidup lebih lama dibandingkan jenis bintang lainnya. Namun seperti semua bintang, katai merah pada akhirnya akan kehabisan bahan bakar.

Di akhir masa hidupnya, katai merah menjadi katai putih, yaitu bintang mati yang tidak lagi mengalami fusi pada intinya. Pada akhirnya, katai putih akan memancarkan seluruh panasnya dan menjadi katai hitam.

Namun berbeda dengan Matahari, yang akan menjadi katai putih dalam beberapa miliar tahun. Katai merah membutuhkan triliunan tahun untuk membakar bahan bakarnya.

Ini jauh lebih tua dari usia alam semesta yang kurang dari 14 miliar tahun.

(Tiffany)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *