Fri. Sep 20th, 2024

Edukasi Kecintaan Terhadap Satwa, Taman Safari Indonesia Gelar Kompetisi Internasional Foto dan Video yang ke-33

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Taman Safari Indonesia (TSI) kembali menggelar Kompetisi Fotografi dan Video Hewan Internasional 2024 dengan tema “Soul of the Wild”. Acara yang digelar untuk ke-33 kalinya ini bertujuan untuk menanamkan rasa cinta terhadap hewan di kalangan generasi muda.

“Kami mengajak dan mengedepankan kecintaan kami terhadap satwa dan kepedulian terhadap kelestarian satwa. Kami sangat yakin dengan keindahan yang ada di lensa tentunya masyarakat akan semakin mencintai keanekaragaman satwa yang ada di Indonesia,” ujar VP Media, Events and Digital . . Grup Taman Safari Indonesia, Alexander Zulkarnain di Jakarta pada Sabtu 8 Juni 2024.

Dikatakannya, terselenggaranya kompetisi ini merupakan salah satu komitmen dari empat pilar yang dianut TSI, salah satunya adalah bidang pendidikan. “Ini adalah titik kontak terpenting bagi pilar kami, itulah sebabnya kami mengadakan Lomba Fotografi dan Video ini untuk mengedukasi tentang hewan,” tambahnya.

Antusiasme para fotografer dan videografer terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun lalu, jumlah peserta kontes ini mencapai 5.900 orang dengan koleksi foto sebanyak 16 ribu. Tahun ini, Alex berharap bisa lebih berkembang lagi.

“Tahun ini rencananya kita naikkan targetnya menjadi tujuh ribu. Kenapa ditambah targetnya menjadi tujuh ribu? Karena tahun lalu antusiasnya luar biasa,” kata Alex.

Hadiah dari kontes ini juga sangat menjanjikan yakni lebih dari Rp 100 juta. Namun Alex menyebut jumlah tersebut belum pasti karena masih menunggu kerja sama sponsor agar jumlahnya bisa berubah.

Terdapat lima kategori dalam kompetisi ini yaitu satwa endemik, satwa liar umum, kompetisi media sosial, roadshow dan yang terakhir pecinta fotografi. Kategori antusias fotografi ini berlaku untuk anak muda berusia 10 hingga 18 tahun.

Lisandro mengatakan, alasannya karena saat ini, di usianya yang sekarang, mereka sudah bisa menggunakan ponsel untuk mengambil foto. “Kita sering ada konten yang ditandai untuk kita dan ternyata kontennya untuk remaja, anak-anak. Akhirnya kita berpikir, kita tidak mau bicara saja, tapi yang terpenting adalah mendengarkan,” jelasnya. .

Ia juga menambahkan, penggiat fotografi tahun ini merupakan upaya Taman Safari mendengarkan pengunjung yang foto atau videonya ingin diapresiasi dan diapresiasi. Oleh karena itu, pada tahun ini dibuatlah kategori baru bagi anak-anak muda untuk berkompetisi dengan mengirimkan foto-fotonya yang sebelumnya hanya diunggah ke Instagram pribadi, kini dapat disalurkan ke kompetisi ini.

Tahun ini temanya adalah “Soul of the Wild” atau “Jiwa Alam Liar”. Menanggapi permasalahan tersebut, Direktur Konservasi Spesies dan Keanekaragaman Hayati Genetik Indra Exploitasia mengatakan isu ini sejalan dengan tujuan global pada tahun 2050.

“Hal ini sejalan dengan tujuan global Konvensi Keanekaragaman Hayati, dimana pada tahun 2050 kita diminta hidup harmonis dengan alam, artinya kita berdampingan dengan alam,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa satwa liar merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sebagai manusia. “Hutan, sungai sebagai habitat satwa liar tentunya harus dilestarikan dan lembaga konservasi sebagai lembaga diutus untuk menjadi tempat perolehan ilmu pengetahuan, tempat penangkaran dan pusat pendidikan”, jelas Indra dalam sambutannya.

“Nah, edukasi ini dilakukan oleh Taman Safari yang setiap tahunnya menyelenggarakan kegiatan yang mengarah pada edukasi bagaimana mengenal alam melalui gerakan perlindungan satwa liar”, tambah Indra.

Pada acara ini juga hadir dua orang fotografer ternama di Indonesia yang juga menjadi narasumber pada acara peluncuran kompetisi. Kegiatan legendaris yang telah digelar selama puluhan tahun ini mendapat pengakuan dari fotografer senior sekaligus juri kontes ini, Arbain Rambey.

Ia sangat mengapresiasi Taman Safari karena terus menyelenggarakannya. “Sudah 33 tahun tidak ada kompetisi foto. Belum ada kompetisi yang bisa mengalahkan kompetisi ini. Luar biasa bisa bertahan hingga puluhan tahun,” kata Arbain.

Selain Arbain, seniman fotografer Alexander Thian juga mengapresiasi terselenggaranya kontes ini. Lexi mengatakan, perlu adanya peningkatan kompetisi seperti ini yang bertujuan untuk mendorong kecintaan terhadap hewan pada generasi muda.

“Jadi rasa cinta kita semakin besar ketika kita diajarkan sejak kecil bahwa hewan-hewan ini harus hidup di sisi kita. Maka dari kecil kita diajarkan cinta dan empati,” kata Lexi.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *