Thu. Sep 19th, 2024

Elon Musk Bakal Buka Akses Grok, Publik Bisa Pakai Pesaing ChatGPT

Liputan.com, Jakarta – Elon Musk kembali menyita perhatian dunia teknologi karena kali ini ia mengumumkan rencananya untuk membuka akses kode sumber Chief X Twitter Groker.

Grok sendiri merupakan chatbot yang dikembangkan oleh perusahaan kecerdasan buatan milik Elon Musk yaitu xAI dan digadang-gadang akan menjadi pesaing Chat GPT.

Kabar tersebut muncul setelah Elon Musk menggugat OpenAI karena tidak lagi menjadi organisasi nirlaba open source.

Pada Selasa (3/12/2024), Elon Musk melalui akun media sosial X pribadinya mengatakan @xAI akan membuka akses ke Grok pada pekan ini.

Saat ini Grok hanya tersedia bagi pengguna yang berlangganan platform media sosial X seharga 16 atau Rp 247 ribu per bulan.

Selain itu, pengguna atau pengembang akan memiliki akses untuk mengembangkan kode utama pesaing AI, ChatGPT

Namun, hal ini mempunyai peluang untuk mempercepat inovasi di bidang kecerdasan buatan, karena semakin banyak orang yang terjun ke dalamnya.

Meski bisa membantu banyak orang, namun dikhawatirkan Grok open source ini juga bisa disalahgunakan oleh penjahat

Sayangnya, Musk tidak merinci bagaimana akses publik terhadap kode master Grok, seperti apa tampilannya, atau apa implikasinya.

Ini bukan kali pertama perusahaan besutan Elon Musk membuka akses ilmunya. Tesla membuka akses paten teknologi kelistrikannya satu dekade lalu

Akibatnya, hampir semua produsen mobil besar kini telah mengadopsi port pengisian daya Tesla untuk kendaraan listrik.

Di sisi lain, mantan CEO Twitter dan beberapa eksekutif jejaring sosial tersebut mengajukan gugatan terhadap Elon Musk dan jejaring sosial X.

Melansir Wall Street Journal, Selasa (3/5/2024), dia dan X digugat sebesar 128 juta dollar AS atau sekitar 2 triliun gaji yang belum dibayarkan.

Di antara mereka yang menggugat Elon Musk dan X adalah mantan CEO Twitter Parag Agarwal, mantan CFO Ned Segal, mantan penasihat umum Vijay Gade, dan mantan penasihat umum Sean Adette.

Klaim gugatan tersebut bermula dari kekacauan seputar akuisisi CEO Tesla pada Oktober 2022.

Sebagai langkah awal akuisisi, Elon Musk langsung memecat manajemen jejaring sosial Twitter.

Berdasarkan isi gugatannya, pemilik SpaceX memiliki “kemarahan khusus” terhadap para eksekutif Twitter karena mereka tampaknya memainkan peran kunci dalam menunda proses akuisisi Twitter.

Elon Musk beberapa kali berhenti membeli Twitter karena mereka. Agarwal berhak atas ganti rugi sebesar $57,4 juta berdasarkan gugatan tersebut.

Sementara itu, mantan CFO media sosial Ned Segal menghasilkan $44,5 juta, Gade $20 juta, dan Adette $6,8 juta, dengan total $128 juta.

Gugatan tersebut mengacu pada halaman biografi Elon Musk yang ditulis oleh Walter Isaacson.

Buku tersebut menjelaskan bahwa Elon bergegas untuk menyelesaikan kesepakatan akuisisi sehari sebelumnya agar dia dapat memecat para eksekutif Twitter.

“Tepat sebelum mereka ditugaskan,” tulis Walter di buku itu. Menurutnya, Elon mengatakan tindakan hukum tersebut membuat dia tidak bisa membayar tunai sebesar $200 juta.

Menurut gugatan tersebut, “Musk gagal memberikan pemisahan kepada para eksekutif, percaya bahwa peraturan tersebut tidak berlaku baginya, dan menggunakan kekayaan dan kekuasaannya untuk menekan mereka yang tidak setuju dengannya.”

Dia mengatakan Elon Musk memutuskan tidak mau membayar gaji penggugat, dia memecat mereka tanpa alasan.

Hingga berita ini dimuat, X belum berkomentar atau menanggapi tuduhan tersebut. Ini bukan kali pertama Elon Musk dan X digugat.

Sebelumnya ada dugaan bahwa Twitter membayar lebih dari $500 juta gaji yang belum dibayar kepada mantan karyawannya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *