Fri. Oct 4th, 2024

Gagal Ginjal yang Bikin Anak Sampai Cuci Darah Bukan Cuma karena Junk Food dan Minuman Manis

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Media sosial dihebohkan dengan kabar pasien anak di RSCM atau Ciptomangunkusumo harus menjalani cuci darah. Ternyata hal ini tidak hanya disebabkan oleh junk food atau minuman yang mengandung gula saja, namun banyak faktor yang menyertainya. 

Dokter Spesialis Anak Marissa Tania Stephanie Pudjiadi dari RS Eka BSD menjelaskan, persoalan anak yang menjalani cuci darah di RSCM bukanlah hal baru. Selain itu, RSCM merupakan rumah sakit rujukan terakhir bagi pasien anak sakit kronis.

“Sebenarnya tidak mendadak banyak (pasien anak) yang mengalami gagal ginjal, karena banyak sekali, karena RSCM itu rumah sakit rujukan. Jadi semua fasilitas pendukungnya nantinya ada di RSCM,” kata Marissa.

Jika melihat rumah sakit rujukan lain, mungkin banyak pasien anak yang membutuhkan kondisi serupa. Berbeda halnya pada tahun 2022-2023, dimana saat itu banyak pasien anak yang mengalami gagal ginjal mendadak karena ada sirup yang mengandung EG/DEG. Saat itu, lanjut Marissa, terjadi peningkatan penyakit gagal ginjal akut pada anak yang sangat tinggi.

“Tiba-tiba tinggi. Tapi kali ini RSCM jadi rujukan nasional tertinggi, kasusnya juga banyak di sana. Jadi tidak mendadak,” kata Marissa.

Meski begitu, dokter anak tetap perlu memberikan pesan kepada orang tua untuk memantau asupan makanan dan minuman anak serta menjaga anak tetap aktif. Jangan terlalu banyak makan junk food, minumlah minuman manis dan imbangi dengan aktivitas yang mendukung. 

“Aktivitas anak harus tetap berjalan. Jangan sampai anak terbiasa bermalas-malasan, rebahan, itu saja, jangan dilakukan. Atur juga asupan makanannya, tidak baik jika diberi makanan yang lebih instan, manis, asin dan makanan kemasan,” katanya.

Sementara itu, dr Marissa juga menjelaskan, yang perlu diketahui masyarakat, gagal ginjal terbagi menjadi dua. Yaitu gagal ginjal akut dan juga gagal ginjal kronik.

“Gagal ginjal akut itu terjadi secara tiba-tiba. Seorang anak tiba-tiba mengalami penyakit yang serius. Misalnya diare akut, infeksi berat, syok akibat demam berdarah, saat itu juga bisa tiba-tiba mengalami gagal ginjal, keadaan seperti itu bisa disebut dengan cedera ginjal akut, kata Marissa. 

Pada gagal ginjal akut bisa sembuh 100 persen, fungsi pasien kembali normal. Oleh karena itu, dalam kejadian ini, pasien gagal ginjal akut tidak bisa dikaitkan dengan kesalahan pola makan atau gaya hidup.

Berbeda dengan kasus gagal ginjal kronik. Ketika pasien anak dengan kasus ini mengalami penurunan fungsi ginjal secara perlahan, yang sebelumnya normal, maka fungsi ginjal pasien tersebut akan menurun secara perlahan.

 “Gagal ginjal kronis terbagi dari stadium 1 hingga yang terparah pada stadium 5. Pada stadium 1 hingga 2, pasien tidak menunjukkan gejala apa pun, sehingga anak atau orang tua mungkin tidak menyadari sama sekali siapa yang mengalami gagal ginjal,” kata Marissa.

Kemudian, baru pada stadium 3 hingga 5, gejalanya akan muncul. Bahkan pada tahap terakhir, ginjal tidak berfungsi sama sekali, atau ada yang hanya tersisa 10 persen. Saat itu, pasien membutuhkan cuci darah untuk menggantikan fungsi ginjalnya di dalam tubuh.

 

Marissa juga menjelaskan, kasus gagal ginjal kronik paling sering dikaitkan dengan penyakit lain atau penyakit penyerta. Misalnya saja darah tinggi, penyakit ginjal kronis bawaan, obesitas pada masa kanak-kanak penyebab diabetes, dan sebagainya.

“Apakah gaya hidup ada hubungannya? Boleh saja, tapi itu hubungan jangka panjang. Jadi bukan hanya sekedar makan yang salah dan menyebabkan penyakit ginjal. Kecuali, dalam kondisi seperti beberapa waktu lalu, dia sedang minum obat.” yang mengandung bahan pengawet buatan dalam kadar tinggi, sehingga beracun, itulah yang menyebabkan gagal ginjal,” jelas Marissa.

Lantas apakah minuman kemasan juga berkontribusi terhadap gagal ginjal?

Marissa menjelaskan, masyarakat hendaknya mencermati apa yang tertulis di kemasannya. Misalnya ada sertifikasi atau izin BPOM, kalau sudah ada berarti kadar racun pada minuman kemasan itu tidak ada atau aman.  

“Kalau diminum dalam jumlah sedikit tidak menyebabkan gagal ginjal. Tapi kalau diminum jangka panjang pasti ada efeknya,” ujarnya.

Efek yang ditimbulkan kembali terlihat dari komposisi kemasannya. Kalau kadar gulanya tinggi, ada bahan pengawetnya, pada anak menimbulkan keluhan jangka panjang. Seperti halnya obesitas, tekanan darah tinggi akan mempengaruhi kesehatan ginjal.

 

 

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *