Fri. Sep 20th, 2024

Galeri Sejarah Tionghoa Sumut, Simpan Sejarah Peradaban Etnis Tionghoa di Sumut

matthewgenovesesongstudies.com, Medana Orang Tionghoa merupakan bagian integral dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Sumatera Utara (Sumut). Migrasi Tionghoa ke Sumatera Utara, khususnya Medan, sudah ada sejak masa Kerajaan.

Hal ini tergambar dari banyaknya situs peninggalan sejarah seperti China Town di Medan Marelan, Medan dan Situs Bongala di Regenerasi Tapanuli Tengah.

Selain itu, kehadiran Tiongkok juga berperan dalam perekonomian, mendirikan pabrik, dan mendorong kewirausahaan.

Bahkan tokoh Tionghoa, Tjong A Fie, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan Medan dengan mendirikan bank, rumah sakit, dan tempat ibadah.

Galeri Sejarah Tionghoa Sumatera Utara dipamerkan di Medan, tempat mempelajari dan melestarikan sejarah perjalanan leluhur Tionghoa di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara.

Galeri Sejarah Tionghoa Sumatera Utara yang diusulkan oleh Persatuan Komunitas Sumatera Indonesia-Indonesia (MITSU) terletak di Kampus STBA-PIA Gedung MITSU Jalan Yos Sudarso 17 Medan.

Pj Gubernur Sumut Hassanuddin membuka galeri sejarah Tionghoa di Sumut. Hassanuddin memuji kehadiran Galeri Sejarah Tionghoa Sumut yang menampilkan koleksi lukisan dan artefak tentang sejarah perjalanan Tionghoa di Sumut.

Galeri tersebut memuat bukti sejarah keberadaan dan kontribusi Tiongkok terhadap pembangunan Medan dan Sumut yang patut diketahui masyarakat umum, kata Hassanuddin, Minggu (31 Maret 2024).

Galeri Sejarah Tionghoa Sumatera Utara menampilkan koleksi lukisan dan artefak tentang sejarah perjalanan Tionghoa di Sumatera Utara. Benda-benda yang ada di galeri ini merupakan rangkaian sejarah peradaban yang wajib diketahui oleh generasi penerus.

Menurut Hassanuddin, galeri tersebut dapat menginspirasi generasi muda Tionghoa untuk meneruskan dan mengembangkan apa yang diwariskan nenek moyang mereka.

“Saya sudah melihat dan diberitahu bagaimana orang Tionghoa datang ke Indonesia, khususnya Sumut,” ujarnya.

Hassanuddin berharap kehadiran galeri tersebut juga dapat menginspirasi masyarakat Tionghoa untuk terus meningkatkan peran dan berkontribusi dalam pembangunan Sumut. Tidak hanya di bidang ekonomi dan perdagangan, tetapi juga di bidang kesehatan, pendidikan, dan teknologi.

“Kita bersyukur Sumut itu multikultural, kita selalu hidup rukun beragama. Semua ini memperkuat modal kita untuk lebih membangun Indonesia dan Sumut,” ujarnya.

Juswan Joe, Direktur Galeri Sejarah Tionghoa Sumut, mengatakan kehadiran galeri tersebut didasari gagasan dan gagasan alumni MITSU enam tahun lalu.

Bersama-sama mereka ingin mewujudkan harapannya agar sejarah perjalanan Tionghoa di Sumut tidak terpendam atau hilang.

“Untuk pertama kalinya mereka datang hanya sebagai pekerja kontrak di perkebunan tembakau, tebu, dan karet,” ujarnya.

Oleh karena itu, perjalanan ini menjadi sumber inspirasi bagi generasi baru Tiongkok untuk ikut serta dalam pembangunan negeri ini dengan membantu negara lain demi kesejahteraan Indonesia dan Sumut.

Juswan Joe berharap dukungan semua pihak dapat menambah jumlah catatan dan artefak sejarah peninggalan peradaban dan budaya Tionghoa di Sumut untuk melengkapi galeri tersebut.

“Sehingga menjadi bahan pembelajaran generasi baru yang mencerminkan sejarah,” ujarnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *