Thu. Sep 19th, 2024

Gandeng Singapura, Siloam Group Kembangkan Pengobatan Penyakit Jantung Lewat Stem Cell

matthewgenovesesongstudies.com, Tangerang Penyakit kardiovaskular atau jantung menghabiskan hingga 27% anggaran BPJS kesehatan. Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang masyarakat Indonesia di segala usia. Menurut data Kementerian Kesehatan, risiko penyakit kardiovaskular di Indonesia menempati urutan ketiga tertinggi di ASEAN, setelah Laos dan Filipina.

Tidak hanya di Indonesia, penyakit jantung juga menjadi penyebab kematian utama di Asia pada tahun 2019 dengan menyebabkan 10,8 juta kematian atau sekitar 35% dari total kematian di Asia.  

Siloam Hospital Group melalui Mochtar Riady Institute for Nanotechnology (MRIN) berkolaborasi dengan Yong Loo Lin School of Medicine di National University of Singapore (NUS), Singapura, untuk memajukan penelitian kardiovaskular di Indonesia.

 “Ini adalah awal yang baik untuk pendekatan pengobatan sel induk untuk mengetahui bagaimana penyakit metabolik kardiovaskular mempengaruhi aktivitas sehari-hari karena ini nomor satu di Asia, tanpa memulai inovasi penelitian yang selalu kita (Indonesia) tertinggal,” kata Dr. F, Chief Medical Officer Siloam Hospital Group di Tangerang, Kamis 25 April 2024.

Kemitraan strategis ini akan fokus pada kolaborasi penelitian antara NUS Medicine, MRIN dan Siloam Group di bidang penyakit kardiovaskular dan perawatan jantung lainnya yang melibatkan sel induk, untuk berkontribusi terhadap masa depan kedokteran seperti genetika dan pengobatan presisi. 

“Kolaborasi ini akan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat dalam berbagai bidang kolaborasi, termasuk proyek penelitian bersama di bidang kedokteran molekuler, genetika, dan ilmu kesehatan; pertukaran informasi ilmiah, akademik, dan teknis serta materi ilmiah; dan/atau kolaborasi pertukaran informasi. pengetahuan dan teknologi, jelas Grace.

 

 

Kemitraan ini juga akan memungkinkan Siloam Hospitals, MRIN dan NUS Medicine menjadi mitra penelitian kolaboratif. Staf dan mahasiswa dari semua pihak diundang untuk mengunjungi, berdiskusi dan berpartisipasi dalam kegiatan penelitian dan pengembangan bersama, seminar dan konferensi.

“Selain itu, staf MRIN akan mendapatkan pelatihan lapangan di kampus kedokteran NUS sebelum melakukan penelitian terkait kardiovaskular dan penyakit jantung lainnya,” ujarnya. 

Penelitian ini juga dapat memberikan layanan berkelanjutan berkualitas internasional di Indonesia. Penelitian ini akan memungkinkan pengobatan kardiovaskular dilakukan berdasarkan karakteristik pasien.

Sementara itu, Profesor Roger Foo, direktur Program Penelitian Translasi Penyakit Kardiovaskular dan Metabolik dan wakil kepala penelitian di NUS Medicine, mengatakan perbedaan mendasar setiap individu dapat mempengaruhi perkembangan penyakit dan respons terhadap pengobatan. Hal ini menjadikan Indonesia cocok untuk penelitian ini karena dapat memiliki banyak sampel dari berbagai etnis.

 “Perbedaan mendasar setiap individu dapat mempengaruhi perkembangan penyakit dan respons terhadap pengobatan. Perbedaan ini dapat bervariasi antar individu, wanita, dan populasi geografis. Misalnya saja, masyarakat Asia Selatan memiliki beban penyakit kardiovaskular aterosklerotik yang lebih tinggi dibandingkan kelompok etnis lainnya.”

Kerja sama dengan Siloam Group, kata Roger, sangat strategis karena terdapat 41 cabang rumah sakit di seluruh Indonesia dan menciptakan database pasien yang relevan dan andal.

 “Pemahaman yang lebih baik mengenai dampak genetik terhadap CVD sangatlah penting. Jaringan rumah sakit dan klinik Siloam yang luas di seluruh Indonesia menyediakan database pasien yang relevan dan dapat diandalkan sehingga memungkinkan kami untuk memajukan penelitian klinis dan pengobatan CVD, khususnya untuk populasi Asia, Roger dikatakan.” .

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *