Thu. Oct 3rd, 2024

Gara-gara Rupiah, Tugas Impor Beras dan Jagung Bulog Jadi Lebih Berat

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthy angkat bicara mengenai dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terhadap biaya impor beras dan jagung. 

Menurut perhitungan mereka, devaluasi rupee akan berdampak langsung pada harga beras dan jagung impor. Biaya impor beras dan jagung akan meningkat seiring terdepresiasinya rupee. 

“Efeknya kalau dollar naik atau rupee melemah, maka secara langsung tonase (beras dan jagung impor) itu akan dikalikan harga dikalikan kurs. Kalau kurs naik 10 persen, maka total biayanya adalah pembayaran impor akan naik 10 persen,” ujarnya di Jakarta, Kamis (25/04/2024).

Namun, tambah Bayu, nilai dollar yang digunakan dalam penghitungan biaya input Bulog sama dengan yang digunakan dalam asumsi makro APBN. 

“Jadi terlihat perbedaan dolar riil dengan asumsi APBN dimana biaya Bulog semakin meningkat,” ujarnya. 

Mengacu pada situasi tersebut, Perum Bulog mencoba melakukan upaya terhadap perlunya kebijakan keberlanjutan pangan jangka panjang untuk mengelola beragam risiko tersebut. 

“Kalau kita punya program stabilisasi jangka panjang, sebenarnya risiko nilai tukar akan berkurang setidaknya melalui penggunaan kontrak pembelian jangka panjang. Saya tidak hanya mengatakan ini untuk impor, tapi juga di dalam negeri. Makanya penting untuk memiliki pandangan jangka panjang, katanya. 

“Bukan karena kita sudah lama ingin impor, tapi kita bisa merencanakan dan mengantisipasi risiko yang mungkin timbul,” kata Bayu. 

Bayu menegaskan, seluruh kebijakan impor yang dilakukan negara sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan. Perum Bulog dalam hal ini hanya menjalankan tugas saja.

“Bagi Bulog, impor itu tugas. Oleh karena itu, sebenarnya itu transisi ke subsidi, APBN. Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan bank-bank yang membiayai, agar kita bisa melakukan perhitungan bersama dalam masalah atau situasi nilai tukar ini. , “katanya.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthy mengungkapkan terbukanya impor beras ke Indonesia. Mengingat pada tahun 2024, Bulog akan mempertahankan kuota impor beras untuk memenuhi cadangan internal.

Bayu mengatakan, impor beras sudah mencapai 650 ribu ton sejak awal tahun 2024. Ini merupakan implementasi kuota 3,6 juta ton pada tahun 2024.

“Sekitar 650.000 orang sudah masuk atau sedang berada di pelabuhan,” kata Bayu dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (4/3/2024).

Menurut informasi yang ada di sakunya, transfer impor hingga transfer transfer 2023 sudah selesai. Setelahnya, rencananya akan mengimpor lagi sebanyak 350 ribu ton ke Indonesia untuk kuota 2024.

Nilai tersebut disepakati antara Bulog dan beberapa negara pemasok. Jadi kalau dihitung sekitar 1 juta ton di tahun 2024.

“Kontrak sudah ditandatangani 350 ribu (ton). Jadi hampir satu juta (ton beras impor),” ujarnya.

 

Perlu diketahui, ada 4 negara asal impor beras yaitu Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Kamboja. Vietnam merupakan pemasok beras terbesar ke Indonesia.

Sementara stok beras pemerintah (CBP) saat ini berjumlah 1,07 juta ton. Bayu menegaskan, belum ada rencana penambahan kuota impor dari kuota 3,6 juta ton pada 2024.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthy mengaku belum ada rencana menambah impor beras pada tahun ini. Menurut dia, stok beras nasional dapat disuplai sehingga merugikan pembangunan daerah.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *