Fri. Sep 20th, 2024

Gas Bumi Pegang Peran Penting di Masa Transisi Energi, Apa Itu?

By admin Sep10,2024 #gas #Gas Bumi #migas #SKK Migas

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Gas bumi menjadi pilar penopang ketahanan energi negara di era transisi energi dan dinamika internasional terkait permasalahan geopolitik.

Direktur Utama Bidang Niaga Migas SKK Migas Rayendra Siddik mengatakan, perkembangan pasar gas bumi semakin pesat untuk melindungi Indonesia dari kelangkaan energi, hal ini dapat mengimbangi upaya SKK Migas dan K3S dalam menjaga minat investasi hulu minyak. dan fase gas. Dukungan PGN diperlukan untuk memperluas pasar gas yang lebih banyak.

“Selama infrastruktur gas bumi tersedia, PGN akan mampu mengalirkan gas bumi dari Jawa Timur ke Jawa Barat yang sangat membutuhkan gas. “Kerja PGN perlu mempercepat infrastruktur WNTS-Pemping untuk menghadirkan gas Natuna ke pasar dalam negeri,” kata Rayendra, Minggu (26/5/2024).

Fokus SKK Migas terhadap kebutuhan energi dalam negeri sejalan dengan komitmen Pertamina terhadap ketahanan energi nasional dan pengurangan impor.

Alfian Nasution, Direktur Departemen Data dan Manufaktur Pertamina, berharap PGN sebagai pemegang gas kecil Pertamina dapat meningkatkan kontribusinya dengan mengembangkan saluran gas dalam negeri untuk impor LPG termasuk kerja sama dengan usaha kecil lainnya untuk pengamanan elektronik.

Peran pembangkit listrik tenaga angin menjadi tantangan bagi Pertamina di masa transisi, ketika strategi rendah karbon yang diusung Pertamina dijalankan. Banyaknya pembangkit yang berlokasi di kilang atau hulu yang diperkirakan akan menggunakan gas, sehingga PGN berperan besar dalam ketersediaan gas.

“Energi alga akan mencapai puncaknya pada tahun 2030. Energi terbarukan seperti biogas diproyeksikan memenuhi 40-45% dari total kebutuhan energi. Namun kebutuhan gas terus meningkat sehingga besar potensi PGN dalam transisi energi, kata Alfian.

 

Dukungan dari berbagai kalangan menambah banyak hal bagi PGN. Selain itu, memprediksi perkembangan makro dan global terkait bahan bakar fosil, khususnya gas, pada masa transisi saat ini.

Untuk itu, kami akan berusaha semaksimal mungkin menyambungkan infrastrukturnya. Wilayah Timur belum memiliki jaringan pipa sehingga memerlukan model lain, di luar pipa. PGN akan terus memastikan distribusi gas dan menjaga integritas, kata Direktur PGN. Arief Setiawan Handoko.

PGN juga meyakini bahwa dalam konteks infrastruktur gas bumi di kawasan timur Indonesia, diperlukan perencanaan lebih lanjut. Salah satunya adalah transportasi laut yang harus mampu bergerak untuk mendukung transfer energi yang lebih efisien, apalagi letak geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan.

PGN akan berkontribusi terhadap pemanfaatan gas bumi pada masa transisi dengan mengintegrasikan infrastruktur yang ada untuk melanjutkan pembangunan. Dengan pemasangan tersebut, kami dapat memenuhi kebutuhan kota-kota baru, kawasan industri, kendaraan CNG dan kendaraan laut. Selain itu, merger tersebut lebih untuk memenuhi kebutuhan gas bumi sektor pembangkit listrik, kilang Pertamina, dan pelanggan utama lainnya.

Satuan Tugas Khusus Pengusaha Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan kebutuhan gas alam cair atau LNG di masa depan akan meningkat, baik untuk kebutuhan industri dalam negeri maupun penjualan keluar.

Wakil Direktur SKK Migas Nanang Abdul Manaf meyakini LNG kini akan menjadi alternatif pengganti gas pipa yang infrastrukturnya masih terbatas, meski jarak sumber seperti Teluk Bintuni, Papua Barat, dan pasar terjauh.

“Jadi misalnya pasarnya di Jawa Barat, LNG-nya di Tangguh Gas. Kalau pipa dipasang tidak mungkin dan memakan waktu lama sehingga akan diubah menjadi LNG. Nanti akan disuplai LNG, untuk PLN, pupuk, gas pipa, dan lain-lain. kata Nanang saat ditemui di sela-sela acara IPA Convex 2024 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (16/5/2024).

Oleh karena itu, Nanang meyakini kebutuhan LNG dalam negeri akan terus meningkat di masa depan. Di sisi lain, permintaan ekspor di pasar internasional sangat tinggi, khususnya di negara-negara Asia Timur.

“Apalagi ekspor tradisional kita masih ke Jepang, Korea, dan Taiwan. Sekarang kita punya China. Permintaannya terus meningkat,” kata Nanang.

“Mereka juga bilang kebutuhan LNG/gas kita akan meningkat. Jadi saya tidak khawatir dengan LNG ke depan,” tambahnya.

Menurutnya, kemampuan ekspor LNG ke depan akan meningkatkan permintaan dalam negeri. Seiring dengan pembangunan infrastruktur jaringan pipa gas untuk memenuhi kebutuhan industri nasional.

“Tapi kalau infrastrukturnya bagus, mungkin ke depannya LNG satu-satunya yang bisa diekspor. Tapi sekarang negara juga butuh. PLN butuh, kita butuh pupuk. Ya, tidak ada pilihan lain, kita perlu meningkatkan lebih kuat. ,” kata Nanang.

 

 

Satuan Tugas Khusus Pengoperasian Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) telah mendapat tambahan kontrak dua kargo gas alam cair (LNG) pada tahun 2024.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryadipuro mengatakan pihaknya telah menyetujui penambahan dua kargo LNG untuk PGN.

Jadi yang disepakati dan ada izinnya ke PGN adalah 2 muatan. Ini bagian dari 3 kereta kompleks yang direncanakan, kata Hudi dalam pertemuan di kantor SKK Migas, Jakarta, Senin (6/5/2024). .

Hudi menambahkan pasokan LNG PGN akan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Namun tidak disebutkan secara rinci berapa tambahan LNG yang akan dipasok ke PGN.

“Tentunya tergantung kebutuhan PGN ke depan, dan diskusi dengan PGN mengenai kebutuhan sendiri akan intens,” ujarnya.

Saat ini, PGN, salah satu perusahaan kecil gas PT Pertamina (Persero), sedang menjalankan proyek optimalisasi produk gas alam cair. Selain untuk memenuhi kebutuhan industri dalam menghadapi penurunan produksi gas alam yang terus berlanjut, akses terhadap produk energi masa depan juga menjadi bagian dari strategi untuk bertahan dalam krisis global dunia.

“Ada proyek yang dijagokan PGN saat ini yaitu akses pasar dengan LNG. Tentu saja hal ini harus menjadi pertimbangan perusahaan jika ada kebutuhan industri yang tidak dapat dipenuhi oleh gas angkut tersebut”, ujar Direktur Utama PGN. Strategi dan Pengembangan Bisnis. , Rosa Permata Sari beberapa waktu lalu.

Menurutnya, hal ini merupakan bentuk antisipasi terhadap tantangan degradasi lingkungan (penurunan alami produksi gas bumi) yang terjadi, dan dalam rangka komitmen PGN sebagai pemasok energi untuk selalu membantu memenuhi kebutuhan pelanggan. dalam hal ini sektor industri. Oleh karena itu diharapkan dapat terus berkembang dalam kondisi saat ini.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *