Thu. Sep 19th, 2024

Gerak Bursa Asia Bervariasi jelang Rilis Data Ekspor Impor China

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Bursa saham kawasan Asia Pasifik atau bursa saham Asia berperilaku berbeda pada perdagangan Jumat ini. Terjadi aksi jual pada sesi perdagangan sebelumnya karena lemahnya data inflasi Tiongkok.

Investor bursa Asia menantikan rilis data perdagangan Tiongkok bulan Maret, seperti dikutip CNBC, Jumat (4/12/2024). Para ekonom memperkirakan ekspor Tiongkok akan turun 2,3% per tahun. Hal ini menyusul pertumbuhan inflasi yang lebih lemah dari perkiraan.

Sementara itu, tingkat pertumbuhan ekonomi Singapura atau produk domestik bruto (PDB) pada kuartal pertama tahun 2024 diperkirakan meningkat sebesar 2,7 persen year-on-year, menurut perkiraan awal. Angka ini lebih cepat atau lebih tinggi dibandingkan angka pertumbuhan sebesar 2,2% pada kuartal IV tahun 2023.

Bank Sentral Singapura mempertahankan kebijakan moneter yang stabil tanpa mengubah ruang lingkup dan tingkat kebijakan moneter. Berbeda dengan negara lain, Singapura menggunakan nilai tukar tetap, bukan suku bunga tetap, dalam kebijakan moneternya.

Tingkat pengangguran Korea Selatan naik menjadi 2,8% pada bulan Maret karena investor menunggu keputusan suku bunga bank sentral.

Indeks acuan KOSPI Korea turun 0,38%, namun indeks KOSDAQ yang lebih kecil menguat 0,62%.

Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,51% dan Topix, indeks luas, naik 0,53%.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 turun 0,25%.

Namun Indeks Hang Seng Hong Kong berjangka dibuka pada 17.014, lebih lemah dibandingkan harga penutupan Indeks Hang Seng Hong Kong di 17.095,03.

Indeks saham AS, juga dikenal sebagai Wall Street, melemah tajam pada sesi perdagangan Kamis.

S&P 500 naik dan Nasdaq Composite mencapai rekor tertinggi, dipimpin oleh saham-saham teknologi. Wall Street rebound dari kerugian awal di tengah kekhawatiran mengenai persistennya inflasi.

Menurut CNBC, S&P 500 naik 0,74% menjadi ditutup pada 5.199,06 pada Jumat (4 Desember 2024). Indeks Komposit Nasdaq naik 1,68% menjadi 16,442.20, tertinggi sepanjang masa.

Sementara itu, rata-rata industri Dow Jones berkinerja buruk, turun 2,43 poin (0,01%) menjadi 38.459,08.

Saham-saham teknologi mengangkat S&P 500 dan Nasdaq Composite ke wilayah positif pada perdagangan tengah hari Kamis karena investor membeli saham-saham yang telah turun tajam sejak awal minggu.

Sejumlah saham perkasa memasuki ‘Magnificent 7’ pada perdagangan Kamis. Sebagai referensi, mulai tahun 2023, analis Bank of America Michael Hartnett mulai menggunakan frasa “The Great Seven” untuk menggambarkan saham-saham teknologi utama yang termasuk dalam indeks S&P 500.

Nvidia naik 4,1%. Amazon naik 1,7% untuk menembus sesi tertinggi, sementara Alphabet naik lebih dari 2%.

Apple naik 4,3% setelah Bloomberg News melaporkan bahwa perusahaan tersebut mengganti lini produk Mac dengan chip yang berfokus pada kecerdasan buatan. Saham pembuat iPhone mencatatkan hari terbaiknya sejak Mei 2023.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *