Mon. Sep 16th, 2024

Hardiknas 2024, Ketua Komisi X: Pendidikan Indonesia Masih Hadapi Tantangan Besar

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Kepala lembaga pengambil kebijakan (stakeholder) juga menilai perlunya penguatan kerja sama dalam mengidentifikasi capaian perbaikan sistem pendidikan nasional.

“Kami meyakini saat ini perlu adanya kerja sama yang lebih erat antara penyelenggara pendidikan dan masyarakat untuk memastikan tujuan pendidikan kita tidak tercapai pada puncaknya. Lebih lanjut, kerja sama ini diperlukan untuk menentukan tujuan dari penyelenggara pendidikan agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. dapat. sesuai dengan permasalahan di bidang ini,” kata Syaiful Huda pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2024 di Jakarta, Kamis (2/5/2023).

Huda mengatakan, prestasi di bidang pendidikan di Indonesia masih belum menggembirakan. Hal ini terlihat dari banyak hal seperti rendahnya kemampuan siswa dalam membaca, sains dan matematika, belum terselesaikannya permasalahan kesejahteraan guru, serta minimnya akses terhadap pendidikan tinggi di negeri ini.

“Yang mengejutkan, tantangan-tantangan besar ini tampaknya dihadapi oleh kebijakan-kebijakan top-down yang membatasi partisipasi kelompok masyarakat sipil di bidang pendidikan,” ujarnya.

Di antara Human Capital Index (HCI) Bank Dunia, Huda mengatakan, kualitas sumber daya manusia (SDM) dinilai masih kalah dengan Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Thailand. Indonesia berada di peringkat 96 dari 173 negara. Saat ini Singapura berada di peringkat 1, Vietnam peringkat 38, Malaysia peringkat 62, dan Thailand peringkat 63.

“Hal yang membuat rating HCI Indonesia turun adalah rendahnya nilai PISA Indonesia dan maraknya pelecehan di kalangan anak-anak kita,” ujarnya.

 

Hasil tes PISA Indonesia, lanjut Huda, jelas menunjukkan kemampuan membaca, sains, dan matematika siswa Indonesia tertinggal dibandingkan negara lain. Pada tahun 2022, nilai PISA membaca Indonesia sebesar 359, sains 383, dan matematika 379. Capaian tersebut jauh tertinggal dari siswa Singapura yang tingkat membaca 543, sains 561, dan matematika 575.

“Memang Indonesia tertinggal dari Vietnam yang kekuatan siswanya dalam membaca 462, IPA 472, dan matematika 469,” ujarnya.

Konsep Merdeka Belajar, kata Huda, banyak organisasi yang menilai tidak akan memberikan kebebasan kepada penyelenggara pendidikan untuk merancang kegiatan belajar mengajar yang terbaik sesuai kebutuhan peserta didik. Dalam praktiknya, konsep Merdeka Belajar masih terjerat pada praktik teknis dan administratif yang menyusahkan guru dan tenaga kependidikan.

“Penetapan kurikulum mandiri mulai tahun ajaran 2024/2025 juga menjadi kendala, meski ada masa penyesuaian dua tahun ke depan,” ujarnya.

Politisi PKB ini berharap pemerintah memberikan prioritas untuk menuntaskan pengangkatan satu juta guru menjadi PNS dengan kontrak kerja (PPPK). Langkah ini untuk memastikan adanya solusi bagi kesejahteraan guru yang sudah lama menghadapi permasalahan.

“Menurut kami, kebahagiaan guru adalah kunci dari setiap perubahan untuk memperbaiki sistem pendidikan kita. Jika guru terus melanjutkan, apapun kurikulumnya, apapun pengalaman siswanya, apapun pilihan jalur yang akan diambil. dari proses belajar mengajar kemungkinan berhasilnya lebih tinggi,” ungkapnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *